Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Peringatan 70 Tahun, Sarihusada Luncurkan Program Bantuan Dana Pendidikan

Kompas.com - 22/08/2024, 16:50 WIB
Yohanes Enggar Harususilo

Penulis

KOMPAS.com - Tahun 2024 ini, Sarihusada Generasi Mahardika (SGM) merayakan 70 tahun perjalanannya. Perjalanan diawali berdirinya NV Saridele tahun 1954, menjawab tantangan mengalami kelaparan dan permasalahan gizi yang dialami Indonesia pasca kemerdekaan.

Berdirinya NV Saridele diinisiasi Pemerintah Indonesia dan PBB. Seiring perkembangannya, NV Saridele berubah nama menjadi Sarihusada.

Dosen Ilmu Sejarah Universitas Gadjah Mada, Sri Margana menjelaskan bagaimana keadaan Indonesia pasca kemerdekaan dan bagaimana pemerintah mengambil langkah mengatasi masalah gizi.

“Kondisi masyarakat Indonesia di awal kemerdekaan cukup memprihatinkan, kemiskinan dan kelaparan masih banyak ditemukan di Jawa, tidak jarang masyarakat makannya bongkol pisang, juga ketela pohon, apa saja yang bisa dimakan di masa itu," ungkap Sri Margana.

"Hingga akhirnya di tahun 1950 didirikan Lembaga Makanan Rakyat untuk membantu masyarakat mengakses makanan yang sehat," papar Sri Margana.

Pemerintah Indonesia terus berusaha meningkatkan sumber daya manusia di bidang kesehatan, mulai dari mendirikan fakultas kedokteran hingga mendapat bantuan tenaga ahli .

Seiring berkembangnya ilmu pengetahuan dan tenaga ahli di bidang kesehatan, pemerintah Indonesia mulai menggagas pendirian pabrik susu pertama untuk atasi masalah nutrisi di masyarakat, terutama anak Indonesia.

Gusti Kanjeng Ratu Hayu, Putri Keempat Sri Sultan Hamengkubuwono X menjelaskan, tahun 1955 Hamengkubuwono IX menyediakan lahan untuk keberadaan pabrik NV Saridele.

Pertimbangannya adalah saat itu Yogyakarta memiliki pasokan dan kualitas kedelai yang cukup. Setelah beberapa tahun berjalan, Hamengkubuwono IX juga melihat prospek pabrik ini cukup baik, jadi tidak hanya lahan pabrik, disediakan juga lahan penanaman dan pembibitan kedelai.

Berdirinya pabrik NV Saridele atau saat ini Sarihusada dapat dirasakan manfaatnya oleh masyarakat, petani kedelai mendapat pendapatan yang stabil sehingga berdampak positif pada ekonomi.

Produktivitas pabrik juga sangat baik, sampai menghasilkan 300 ton susu, 100 ton diantaranya dijual langsung ke masyarakat selama tahun 1957.

"Harapannya, sejak dirintis di tahun 1954, semoga SGM dapat terus eksis dan memberikan kualitas yang terbaik dengan harga yang terjangkau," ungkap Gusti Hayu.

Selain pengembangan produk, Sarihusada dalam perjalanannya juga menghadirkan berbagai inisiatif dan program yang berfokus pada edukasi dan kesejahteraan masyarakat.

Corporate Communications Director Danone Indonesia, Arif Mujahidin menyampaikan, Sarihusada berkomitmen selain memberikan akses terhadap produk nutrisi, kami juga berkomitmen untuk turut mendukung langkah anak untuk menjadi generasi maju.

Salah satu aspek penting ialah aspek pendidikan untuk menjadikan seorang anak tumbuh menjadi sosok yang berkualitas, kompeten, dan berdaya saing tinggi.

"Untuk menjawab kondisi ini, kami meluncurkan Program Bantuan Dana Pendidikan tingkat Sekolah Dasar (SD) untuk Anak Generasi Maju Indonesia," ungkap Arif.

Baca juga: Suara Guru di Pulau Terluar: Lebih Baik Pendidikan Gratis daripada Makan Gratis

"Program ini berupa bantuan dana pendidikan senilai Rp 2 miliar untuk 70 anak di tingkat Sekolah Dasar (SD) di berbagai daerah di Indonesia dalam rangka 70 tahun Sarihusada," jelas Arif.

Lebih jauh Arif juga menyampaikan, pihaknya turut mendukung pencegahan anemia dengan menghadirkan inovasi "Anemia Screener guna mengetahui risiko anemia pada anak yang dapat diakses secara gratis melalui https://hellosehat.com/spotlight/cegah-anemia-pada-anak/.

Mari berkontribusi langsung dalam upaya mencegah dan mengatasi masalah STUNTING di Indonesia. Ikut berdonasi dengan klik Kompas.com Jernih Berbagi.

Artikel ini merupakan bagian dari Lestari KG Media, sebuah inisiatif untuk akselerasi Tujuan Pembangunan Berkelanjutan. Selengkapnya

A member of


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau