Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Gen Z dan Alpha Paling Rentan Terdampak Perubahan Iklim

Kompas.com - 22/08/2024, 17:00 WIB
Danur Lambang Pristiandaru

Editor

 

KOMPAS.com - Kepala Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) Dwikorita Karnawati mengatakan, Generasi Z dan Alpha menjadi kelompok yang paling terdampak perubahan iklim.

Generasi Z merujuk pada mereka yang lahir tahun 1997 hingga 2012. Sedangkan generasi Alpha lahir pada 2013 sampai saat ini.

Dwikorita menuturkan, perubahan iklim semakin mengkhawatirkan serta memicu dampak yang lebih luas. 

Baca juga: Ketidakadilan Kelompok Rentan Berkontribusi terhadap Perubahan Iklim

Dampak perubahan iklim sudah terlihat dari berbagai peristiwa alam seperti suhu udara yang lebih panas, terganggunya siklus hidrologi, hingga maraknya bencana hidrometeorologi di berbagai belahan dunia. 

Maka dari itu, seluruh generasi harus saling berkolaborasi untuk menahan laju perubahan iklim.

"Karenanya, saya yakin anak-anak muda yang jumlahnya mendominasi penduduk Indonesia bisa memberikan dampak signifikan terhadap aksi perubahan iklim," ujar Dwikorita di Jakarta, Kamis (22/8/2024), sebagaimana dilansir Antara.

Dwikorita menegaskan, perubahan iklim bukanlah kabar bohong atau hoaks. Perubahan iklim juga bukan prediksi masa depan, melainkan realitas yang di hadapi miliaran jiwa penduduk Bumi saat ini. 

Baca juga: Materi Perubahan Iklim Dimasukkan dalam Kurikulum Merdeka

Dia menerangkan, Badan Meteorologi Dunia (WMO) baru saja menyatakan bahwa 2023 tercatat sebagai tahun terpanas sepanjang pengamatan instrumental. 

Anomali suhu rata-rata global mencapai 1,45 derajat celsius di atas zaman praindustri.

Angka ini, kata Dwikorita, nyaris menyentuh batas yang disepakati dalam Perjanjian Paris tahun 2015 bahwa dunia harus menahan laju pemanasan global pada angka 1,5 derajat celsius.

2023 juga terjadi rekor suhu global harian baru serta terjadi bencana gelombang panas ekstrem yang melanda berbagai kawasan di Asia dan Eropa.

Dwikorita mengungkapkan, BMKG memproyeksikan suhu udara di Indonesia akan melonjak hingga 3,5 derajat celsius dibandingkan zaman praindustri pada tahun 2100 apabila aksi mitigasi iklim gagal dilakukan.

Baca juga: 466 Juta Anak Terancam Panas Ekstrem karena Perubahan Iklim

"Sementara WMO menyebut bahwa 2050 mendatang, dalam skenario terburuk negara-negara di dunia akan menghadapi tidak hanya bencana hidrometeorologi, namun juga kelangkaan air yang berakibat pada krisis pangan. Jika melihat tahun tersebut, maka dapat dipastikan bahwa Generasi Z dan Alpha lah yang akan paling merasakan," tutur Dwikorita.

Sementara itu Deputi Bidang Klimatologi BMKG Ardhasena Sopaheluwakan menyampaikan, perubahan iklim akan terus terjadi dalam beberapa dekade mendatang apabila tidak dilakukan aksi mitigasi.

Menurutnya, kunci keberhasilan aksi adaptasi dan mitigasi perubahan iklim terletak pada upaya yang dilakukan oleh masyarakat berdasarkan kesadaran dan pengetahuan yang mereka miliki.

Ardhasena menuturkan, tantangan yang dihadapi saat inu adalah meningkatkan pemahaman iklim dan perubahan iklim di kalangan publik, terutama generasi muda.

Karena mereka adalah generasi yang akan paling terpapar dampak perubahan iklim dalam satu atau dua dekade mendatang.

Baca juga: Perubahan Iklim Timbulkan Berbagai Dampak Kesehatan Manusia

Mari berkontribusi langsung dalam upaya mencegah dan mengatasi masalah STUNTING di Indonesia. Ikut berdonasi dengan klik Kompas.com Jernih Berbagi.

Artikel ini merupakan bagian dari Lestari KG Media, sebuah inisiatif untuk akselerasi Tujuan Pembangunan Berkelanjutan. Selengkapnya

A member of
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Close Ads
Selamat, Kamu Pembaca Terpilih!
Nikmati gratis akses Kompas.com+ selama 3 hari.

Mengapa bergabung dengan membership Kompas.com+?

  • Baca semua berita tanpa iklan
  • Baca artikel tanpa pindah halaman
  • Akses lebih cepat
  • Akses membership dari berbagai platform
Pilihan Tepat!
Kami siap antarkan berita premium, teraktual tanpa iklan.
Masuk untuk aktivasi
atau
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau