Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Dampak Tak Terduga dari Polusi Udara: Perubahan Suasana Hati

Kompas.com - 22/08/2024, 22:16 WIB
Monika Novena,
Bambang P. Jatmiko

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Sebuah studi baru mengungkap polusi udara punya dampak tak terduga bagi manusia: perubahan suasana hati.

Penelitian tersebut memaparkan menghirup udara yang tercemar dapat menyebabkan suasana hati seseorang fluktuatif seiring perubahan polusi udara sehari-hari serta meningkatkan risiko dampak kesehatan mental jangka panjang.

Temuan tersebut berdasarkan pada pengambilan sampel berulang dari 150 orang selama satu tahun.

Seperti dikutip dari Independent, Rabu (21/8/2024) studi ini pun membantu menjelaskan lebih lanjut penelitian sebelumnya yang menghubungkan kecemasan dan depresi yang meningkat dengan paparan polusi udara jangka panjang.

Baca juga: Polusi Udara Bikin Bingung Serangga Penyerbuk Temukan Bunga

Peneliti pun berharap temuan mereka bisa memberikan wawasan mengenai dampak krisis iklim terhadap kesehatan dan kesejahteraan manusia.

"Konstruksi baru ini dapat dimanfaatkan untuk mengintegrasikan pengaruh dan kesehatan mental dengan lebih baik dalam kebijakan rencana dan program adaptasi iklim," tulis peneliti dalam makalah mereka.

Polusi udara bukan hanya ancaman bagi kesehatan mental semata. 135 juta orang telah meninggal dalam empat dekade terakhir akibat polusi udara, ungkap sebuah studi terbaru dari Nanyang Technological University of Singapore.

Hubungan Kesehatan Mental dan Krisis Iklim

Para peneliti iklim sendiri telah menetapkan hubungan antara kesehatan mental dan krisis iklim.

Dua tahun lalu, Panel Antarpemerintah tentang Perubahan Iklim Perserikatan Bangsa-Bangsa mengumumkan bahwa mereka akan mulai memasukkan dampak iklim terhadap kesehatan mental dalam laporan mereka.

Temuan mereka mengungkapkan bahwa tantangan kesehatan mental dapat dikaitkan dengan trauma akibat cuaca ekstrem dan peristiwa iklim.

Panel tersebut juga mengatakan bahwa suhu tinggi, hilangnya mata pencaharian, dan hilangnya budaya akibat krisis iklim berdampak negatif pada kesehatan mental.

“Kami juga melihat dampak yang berjenjang dan berlipat ganda, seperti yang kami lihat, misalnya, kebakaran di musim panas di Australia diikuti oleh banjir dan diikuti oleh peristiwa ekstrem lainnya,” kata rekan penulis Kathryn Bowen.

Baca juga: Polusi Udara Tinggi, Sensor Udara Perlu Ditingkatkan

Meningkatnya suhu juga berkontribusi terhadap pemanasan lautan, yang mendorong musim badai yang merusak dan memecahkan rekor di Atlantik. Para peneliti memperkirakan sekitar 23 badai tropis dan badai besar akan terbentuk hingga November 2024.

Juni lalu, Badai Beryl menimbulkan kerusakan besar di Karibia setelah menguat menjadi badai Kategori 5 yang pertama kali tercatat karena suhu laut yang belum pernah terjadi sebelumnya.

Mari berkontribusi langsung dalam upaya mencegah dan mengatasi masalah STUNTING di Indonesia. Ikut berdonasi dengan klik Kompas.com Jernih Berbagi.

Artikel ini merupakan bagian dari Lestari KG Media, sebuah inisiatif untuk akselerasi Tujuan Pembangunan Berkelanjutan. Selengkapnya

A member of
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Hutan Kota Bantu Kurangi Risiko Kesehatan akibat Panas Ekstrem

Hutan Kota Bantu Kurangi Risiko Kesehatan akibat Panas Ekstrem

Pemerintah
Kisah Mennatullah AbdelGawad yang Integrasikan Pembangunan Berkelanjutan ke Sektor Konstruksi

Kisah Mennatullah AbdelGawad yang Integrasikan Pembangunan Berkelanjutan ke Sektor Konstruksi

Swasta
Kemiskinan Naik di Daerah Tambang, Pertumbuhan Ekonomi Hanya di Atas Kertas

Kemiskinan Naik di Daerah Tambang, Pertumbuhan Ekonomi Hanya di Atas Kertas

LSM/Figur
Ilmuwan Temukan Cara Manfaatkan Ampas Kopi untuk Beton

Ilmuwan Temukan Cara Manfaatkan Ampas Kopi untuk Beton

LSM/Figur
Cegah Kerusakan Hutan Perlu Perlindungan Sosial Berbasis Masyarakat

Cegah Kerusakan Hutan Perlu Perlindungan Sosial Berbasis Masyarakat

LSM/Figur
Kabar Baik, WMO Prediksi Lapisan Ozon Bisa Pulih Sepenuhnya

Kabar Baik, WMO Prediksi Lapisan Ozon Bisa Pulih Sepenuhnya

LSM/Figur
Adaro Masuk Daftar TIME World’s Best Companies 2024, Apa Strateginya?

Adaro Masuk Daftar TIME World’s Best Companies 2024, Apa Strateginya?

Swasta
Konvensi Panas Bumi IIGCE Berpotensi Hadirkan Investasi Rp 57,02 Triliun

Konvensi Panas Bumi IIGCE Berpotensi Hadirkan Investasi Rp 57,02 Triliun

Swasta
AI Bisa Tekan Emisi Karbon dan Tingkatkan Keuntungan Perusahaan, Bagaimana Caranya?

AI Bisa Tekan Emisi Karbon dan Tingkatkan Keuntungan Perusahaan, Bagaimana Caranya?

Swasta
Indonesia Turunkan Perusak Ozon HCFC 55 Persen Tahun 2023

Indonesia Turunkan Perusak Ozon HCFC 55 Persen Tahun 2023

Pemerintah
Masuk 500 Besar Perusahaan Terbaik Versi TIME, Intip Strategi ESG Astra

Masuk 500 Besar Perusahaan Terbaik Versi TIME, Intip Strategi ESG Astra

Swasta
Wanagama Nusantara Jadi Pusat Edukasi dan Konservasi Lingkungan di IKN

Wanagama Nusantara Jadi Pusat Edukasi dan Konservasi Lingkungan di IKN

Pemerintah
20 Perusahaan Global Paling 'Sustain' Versi Majalah TIME, Siapa 20 Teratas?

20 Perusahaan Global Paling "Sustain" Versi Majalah TIME, Siapa 20 Teratas?

Swasta
Tanpa Turunnya Emisi, Populasi Dunia Hadapi Ancaman Cuaca Ekstrem

Tanpa Turunnya Emisi, Populasi Dunia Hadapi Ancaman Cuaca Ekstrem

LSM/Figur
Kerajinan Lontar Olahan Perempuan NTT Diakui di Kancah Global

Kerajinan Lontar Olahan Perempuan NTT Diakui di Kancah Global

LSM/Figur
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Close Ads
Selamat, Kamu Pembaca Terpilih!
Nikmati gratis akses Kompas.com+ selama 3 hari.

Mengapa bergabung dengan membership Kompas.com+?

  • Baca semua berita tanpa iklan
  • Baca artikel tanpa pindah halaman
  • Akses lebih cepat
  • Akses membership dari berbagai platform
Pilihan Tepat!
Kami siap antarkan berita premium, teraktual tanpa iklan.
Masuk untuk aktivasi
atau
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau