Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Hutan Kota Bantu Kurangi Risiko Kesehatan akibat Panas Ekstrem

Kompas.com - 17/09/2024, 19:20 WIB
Monika Novena,
Bambang P. Jatmiko

Tim Redaksi

Sumber PHYSORG

KOMPAS.com - Di seluruh dunia, gelombang panas makin sering terjadi dan intens. Oleh karena itu, cara efektif untuk memerangi dampak buruk kondisi tersebut menjadi topik penelitian yang semakin penting.

Salah satu strategi yang bisa dilakukan untuk membatasi dampak negatif kesehatan akibat panas ekstrem tersebut adalah dengan melakukan penghijauan perkotaan.

Namun masih banyak yang harus dipelajari tentang cara terbaik untuk menerapkannya. Misalnya saja, jenis ruang hijau apa yang penting dan seberapa dekat ruang hijau dengan area tempat tinggal.

Baca juga: GBK Jadi Kompleks Olahraga dan Ruang Terbuka Hijau, Listrik 100 Persen EBT

Kini, seperti dikutip dari Phys, Selasa (17/9/2024) peneliti menemukan vegetasi seperti hutan kota yang dapat ditempuh dengan berjalan kaki dari area permukiman sangat penting dalam mengurangi risiko kesehatan akibat panas.

Perlunya Ruang Terbuka Hijau

Penelitian yang dipublikasikan di Environment International ini pun berpotensi mengubah perencanaan kota dan strategi kesehatan masyarakat, khususnya di kota-kota padat penduduk dengan ketersediaan ruang terbuka hijau yang terbatas.

"Dengan menganalisis data dari Hong Kong, kami menemukan bahwa dibandingkan dengan jenis vegetasi lain seperti padang rumput, hutan kota memiliki dampak yang nyata dalam mengurangi risiko kesehatan akibat panas, khususnya yang berada dalam jarak 1 kilometer dari area pemukiman," kata Dr. Jinglu Song, peneliti dari Departemen Perencanaan dan Desain Perkotaan Universitas Xi'an Jiaotong-Liverpool (XJTLU).

Baca juga: Gelombang Panas dan Kekeringan Sebabkan Kerugian Miliaran Dollar AS dalam Setahun

Temuan ini juga menunjukkan bahwa strategi penghijauan kota harus difokuskan pada penanaman pohon dalam jarak yang dapat ditempuh dengan berjalan kaki dari pemukiman dan menambahkan jenis vegetasi lain di area tertentu.

"Penelitian kami memperlihatkan bahwa strategi penghijauan skala yang lebih luas, khususnya yang melibatkan pohon, lebih efektif hingga 1 km dari masyarakat," tambah Song.

Studi ini menggunakan cara inovatif untuk mengukur jumlah rata-rata cakupan ruang terbuka hijau di lingkungan sekitar penduduk, yang disebut sebagai 'paparan ruang terbuka hijau berdasarkan jarak.'

Studi ini mempertimbangkan berapa banyak orang yang benar-benar menggunakan ruang terbuka hijau dan seberapa jauh mereka dari ruang terbuka hijau tersebut.

Baca juga: 466 Juta Anak Terancam Panas Ekstrem karena Perubahan Iklim

"Pendekatan kami memberikan gambaran yang lebih akurat tentang bagaimana penduduk kota berinteraksi dengan ruang terbuka hijau dan bagaimana interaksi ini memengaruhi hasil kesehatan," kata Song.

Motivasi tim peneliti untuk terus menyelidiki topik ini berasal dari kebutuhan akan bukti konkret yang menunjukkan manfaat kesehatan dari jenis ruang terbuka hijau tertentu dan informasi yang dapat ditindaklanjuti untuk inisiatif penghijauan perkotaan.

Peneliti pun akan lebih jauh mengeksplorasi topik ini melalu penelitian yang diperluas di berbagai wilayah iklim dan lingkungan perkotaan.

"Arah penelitian yang potensial dapat mencakup pemeriksaan efek berbagai jenis vegetasi pada hasil kesehatan lain di luar mortalitas, melihat mekanisme yang melaluinya ruang terbuka hijau memengaruhi kesehatan, dan menerapkan teknologi baru untuk meningkatkan penilaian penghijauan perkotaan," papar Song lagi.

Mari berkontribusi langsung dalam upaya mencegah dan mengatasi masalah STUNTING di Indonesia. Ikut berdonasi dengan klik Kompas.com Jernih Berbagi.

Artikel ini merupakan bagian dari Lestari KG Media, sebuah inisiatif untuk akselerasi Tujuan Pembangunan Berkelanjutan. Selengkapnya

A member of


Terkini Lainnya

CDP: Setengah Perusahaan Dunia Tak Gunakan Listrik Terbarukan

CDP: Setengah Perusahaan Dunia Tak Gunakan Listrik Terbarukan

LSM/Figur
PLN Jalin Kolaborasi dengan Pemain EBT Global untuk Transisi Energi

PLN Jalin Kolaborasi dengan Pemain EBT Global untuk Transisi Energi

Pemerintah
BP Taskin dan Genta Pangan Dorong Ketahanan Pangan Jadi Solusi Pengentasan Kemiskinan

BP Taskin dan Genta Pangan Dorong Ketahanan Pangan Jadi Solusi Pengentasan Kemiskinan

Pemerintah
Sistem Pangan Berkelanjutan Cegah 300 Juta Orang Kekurangan Gizi

Sistem Pangan Berkelanjutan Cegah 300 Juta Orang Kekurangan Gizi

Pemerintah
IFRS Foundation Terbitkan Panduan soal Keberlanjutan dalam Laporan Keuangan

IFRS Foundation Terbitkan Panduan soal Keberlanjutan dalam Laporan Keuangan

Swasta
WWF: Penurunan Populasi Satwa Liar Bisa Berdampak ke Ekonomi

WWF: Penurunan Populasi Satwa Liar Bisa Berdampak ke Ekonomi

LSM/Figur
Jakarta Dihantui Banjir Rob, Pemprov Bakal Bangun Tanggul Pantai

Jakarta Dihantui Banjir Rob, Pemprov Bakal Bangun Tanggul Pantai

Pemerintah
Perubahan Iklim Berakibat Kasus DBD Global Naik 19 Persen Tahun Ini

Perubahan Iklim Berakibat Kasus DBD Global Naik 19 Persen Tahun Ini

Pemerintah
5 Kerja Sama PLN untuk Transisi Energi pada COP29

5 Kerja Sama PLN untuk Transisi Energi pada COP29

Pemerintah
UMKM Butuh Dukungan 789 Miliar Dollar AS untuk Peluang Pertumbuhan Hijau

UMKM Butuh Dukungan 789 Miliar Dollar AS untuk Peluang Pertumbuhan Hijau

Pemerintah
Pemerintah Didesak Setop Perdagangan Karbon pada COP29

Pemerintah Didesak Setop Perdagangan Karbon pada COP29

LSM/Figur
Tanoto Foundation Gelar Simposium Perkuat Komitmen Kebijakan PAUD-HI

Tanoto Foundation Gelar Simposium Perkuat Komitmen Kebijakan PAUD-HI

LSM/Figur
90 Persen Pemimpin Bisnis Percaya AI Berdampak Positif pada Keberlanjutan

90 Persen Pemimpin Bisnis Percaya AI Berdampak Positif pada Keberlanjutan

Pemerintah
Sistem Penyimpanan Jadi Kunci Ketahanan Energi Terbarukan di Asia Tenggara

Sistem Penyimpanan Jadi Kunci Ketahanan Energi Terbarukan di Asia Tenggara

LSM/Figur
Bentuk Karakter Anak, KemenPPPA akan Hadirkan Ruang Bersama Merah Putih

Bentuk Karakter Anak, KemenPPPA akan Hadirkan Ruang Bersama Merah Putih

Pemerintah
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau