Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Tanpa Turunnya Emisi, Populasi Dunia Hadapi Ancaman Cuaca Ekstrem

Kompas.com - 16/09/2024, 11:42 WIB
Monika Novena,
Bambang P. Jatmiko

Tim Redaksi

Sumber PHYSORG

KOMPAS.com - Hampir tiga perempat populasi global menghadapi ancaman cuaca ekstrem dalam 20 tahun ke depan.

Kondisi ini menurut peneliti dalam studinya tak terelakkan kecuali emisi gas rumah kaca dikurangi secara drastis.

Studi yang dipublikasikan dalam jurnal Nature Geoscience itu, menunjukkan bagaimana pemanasan global dapat bergabung dengan variasi normal cuaca dan menghasilkan periode perubahan yang sangat cepat, baik itu suhu ekstrem maupun curah hujan.

Seperti dikutip dari Phys, Rabu (11/9/2024) simulasi menunjukkan bahwa sebagian besar wilayah tropis dan subtropis, diperkirakan akan mengalami perubahan iklim yang kuat dalam hal suhu dan curah hujan ekstrem dalam 20 tahun ke depan, di bawah skenario emisi tinggi.

Baca juga: Pemanasan Global: Venezuela Kehilangan Gletser Terakhirnya

Namun dengan mitigasi emisi yang kuat, jumlah dampaknya diperkirakan akan berkurang menjadi 20 persen populasi atau sekitar 1,5 miliar orang.

Risiko Cuaca Ekstrem

Periode perubahan yang cepat tersebut menurut peneliti dapat meningkatkan risiko kondisi yang belum pernah terjadi sebelumnya.

Misalnya, gelombang panas dapat menyebabkan stres akibat panas dan kematian berlebih pada manusia dan ternak, stres pada ekosistem, berkurangnya hasil pertanian, kesulitan dalam pendinginan pembangkit listrik, dan gangguan transportasi.

Curah hujan ekstrem juga dapat menyebabkan banjir dan kerusakan pada permukiman, infrastruktur, tanaman pangan, dan ekosistem, peningkatan erosi, dan penurunan kualitas air.

Baca juga: Bencana yang Perlu Diwaspadai akibat Cuaca Ekstrem

Masyarakat sangat rentan terhadap tingkat perubahan ekstrem yang tinggi, terutama ketika beberapa bahaya meningkat sekaligus.

Lebih lanjut, meski studi ini fokus pada kemungkinan ancaman cuaca ekstrem, peneliti menekankan pula bahwa hasil dari penelitian memiliki implikasi penting bagi adaptasi iklim.

"Satu-satunya cara untuk mengatasi ancaman adalah mempersiapkan diri menghadapi kemungkinan peristiwa ekstrem yang belum pernah terjadi sebelumnya, bahkan dalam satu hingga dua dekade mendatang," tambah Dr. Bjørn H. Samset dari Pusat Penelitian Iklim Internasional CICERO.

Mari berkontribusi langsung dalam upaya mencegah dan mengatasi masalah STUNTING di Indonesia. Ikut berdonasi dengan klik Kompas.com Jernih Berbagi.

Artikel ini merupakan bagian dari Lestari KG Media, sebuah inisiatif untuk akselerasi Tujuan Pembangunan Berkelanjutan. Selengkapnya

A member of
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Karena Pemanasan Global, Spanyol Bisa Berubah Jadi Iklim Gurun

Karena Pemanasan Global, Spanyol Bisa Berubah Jadi Iklim Gurun

Pemerintah
Teknologi Elektrolit Diklaim Bisa Tingkatkan Penyimpanan Energi Terbarukan

Teknologi Elektrolit Diklaim Bisa Tingkatkan Penyimpanan Energi Terbarukan

Pemerintah
Daur Ulang Plastik Bikin Shiva Diganjar SDG Pioneers 2024 dari PBB

Daur Ulang Plastik Bikin Shiva Diganjar SDG Pioneers 2024 dari PBB

Swasta
Secercah Harapan dari KLHK di Tengah Gempuran Kriminalisasi Pejuang Lingkungan Hidup

Secercah Harapan dari KLHK di Tengah Gempuran Kriminalisasi Pejuang Lingkungan Hidup

Pemerintah
Jemput Energi Terbarukan, PLN Bakal Integrasikan Transmisi Lintas Pulau

Jemput Energi Terbarukan, PLN Bakal Integrasikan Transmisi Lintas Pulau

BUMN
Alison Chan Dorong Strategi Investasi Berkelanjutan hingga Raih Penghargaan PBB

Alison Chan Dorong Strategi Investasi Berkelanjutan hingga Raih Penghargaan PBB

Pemerintah
Tingkatkan Populasi, Elang Jawa Dilepasliarkan di Gunung Halimun Salak

Tingkatkan Populasi, Elang Jawa Dilepasliarkan di Gunung Halimun Salak

Swasta
Pemerintah Rencana Terapkan Bioavtur Bertahap Mulai 2027

Pemerintah Rencana Terapkan Bioavtur Bertahap Mulai 2027

Pemerintah
Hutan Kota Bantu Kurangi Risiko Kesehatan akibat Panas Ekstrem

Hutan Kota Bantu Kurangi Risiko Kesehatan akibat Panas Ekstrem

Pemerintah
Kisah Mennatullah AbdelGawad yang Integrasikan Pembangunan Berkelanjutan ke Sektor Konstruksi

Kisah Mennatullah AbdelGawad yang Integrasikan Pembangunan Berkelanjutan ke Sektor Konstruksi

Swasta
Kemiskinan Naik di Daerah Tambang, Pertumbuhan Ekonomi Hanya di Atas Kertas

Kemiskinan Naik di Daerah Tambang, Pertumbuhan Ekonomi Hanya di Atas Kertas

LSM/Figur
Ilmuwan Temukan Cara Manfaatkan Ampas Kopi untuk Beton

Ilmuwan Temukan Cara Manfaatkan Ampas Kopi untuk Beton

LSM/Figur
Cegah Kerusakan Hutan Perlu Perlindungan Sosial Berbasis Masyarakat

Cegah Kerusakan Hutan Perlu Perlindungan Sosial Berbasis Masyarakat

LSM/Figur
Kabar Baik, WMO Prediksi Lapisan Ozon Bisa Pulih Sepenuhnya

Kabar Baik, WMO Prediksi Lapisan Ozon Bisa Pulih Sepenuhnya

LSM/Figur
Adaro Masuk Daftar TIME World’s Best Companies 2024, Apa Strateginya?

Adaro Masuk Daftar TIME World’s Best Companies 2024, Apa Strateginya?

Swasta
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Close Ads
Selamat, Kamu Pembaca Terpilih!
Nikmati gratis akses Kompas.com+ selama 3 hari.

Mengapa bergabung dengan membership Kompas.com+?

  • Baca semua berita tanpa iklan
  • Baca artikel tanpa pindah halaman
  • Akses lebih cepat
  • Akses membership dari berbagai platform
Pilihan Tepat!
Kami siap antarkan berita premium, teraktual tanpa iklan.
Masuk untuk aktivasi
atau
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau