Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Budidaya Manggot: Peluang Usaha Ramah Lingkungan yang Ekonomis

Kompas.com - 23/08/2024, 16:41 WIB
Faqihah Muharroroh Itsnaini,
Bambang P. Jatmiko

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Budi daya maggot merupakan suatu inovasi usaha yang ramah lingkungan dan memiliki potensi ekonomi besar.

Kelompok Salemba Eempat Universitas Sultan Ageng Tirtayasa, Rudi Nasrudin, menyampaikan budidaya maggot bisa dilakukan dengan memanfaatkan lalat Black Solder Fly (BSF), salah satu bagian larva yang berkembang. 

"Budidaya manggot semakin populer di Indonesia sebagai alternatif pakan ternak dan pupuk organik yang efisien dan ekonomis," ujar Rudi dalam keterangannya, pekan ini.

Baca juga: Kelola Sampah Organik, Garudafood Beri Pelatihan Biokonversi Maggot untuk Karyawan

Rudi juga menyampaikan untuk melakukan budi daya, masyarakat bisa memanfaatkan bahan-bahan yang relatif murah dan sederhana. Sementara, hasil yang bisa diperoleh berpotensi cukup besar.

Adapun beberapa bahan maggot selain lalat BSF, di antaranya beberapa wadah berupa boks, bekatul halus atau kasar, air beras, dan sampah organik berupa sisa sayur dan buah-buahan. 

"Produk budi daya maggot, antara lain maggot fresh kisaran Rp 10.000 per kilogram, maggot kering Rp 20.000 per 100 gram, dan pupuk kasgot Rp 10.000 per 3 kilogram. Ada juga produk turunan maggot," tuturnya. 

Peluang Pasar

Menurutnya, maggot memiliki peluang usaha yang besar. Sebab, usaha peternakan dan perikanan yang membutuhkan maggot juga terus meningkat. Apalagi, maggot dinilai sebagai pakan yang bergizi untuk usaha peternakan dan perikanan.

Tak hanya menguntungkan, kata Rudi, budidaya maggot bersifat ramah lingkungan karena membantu mengurangi sampah organik, bahkan mengubahnya menjadi sesuatu yang bernilai. 

Baca juga: Intip Kisah Alumnus IPB, Sukses Jadi Wirausaha dari Budidaya Maggot

Selain budidaya maggot, acara yang berkolaborasi dengan Bank CIMB Niaga dan Paguyuban Karya Salemba Empat ini juga mengajarkan wawasan tentang pentingnya literasi finansial sejak dini.

Salah satu siswa SMA Nusantara 1, Radja Pamungkas, mengungkapkan apresiasinya karena ia dan teman-teman pelajar bisa mendapatkan ilmu baru. 

"Ada banyak manfaat yang bisa saya ambil, terutama dari materi pertama kita bisa tahu cara menabung dan mengatur keuangan yang penting. Kita juga bisa mengetahui bahwa mengelola sampah dapat menjadi duit lewat maggot,” ujar Radja.

Mari berkontribusi langsung dalam upaya mencegah dan mengatasi masalah STUNTING di Indonesia. Ikut berdonasi dengan klik Kompas.com Jernih Berbagi.

Artikel ini merupakan bagian dari Lestari KG Media, sebuah inisiatif untuk akselerasi Tujuan Pembangunan Berkelanjutan. Selengkapnya

A member of


Terkini Lainnya
Sulawesi, Timor, dan Sumbawa Bisa Hidup 100 Persen dari Energi Terbarukan
Sulawesi, Timor, dan Sumbawa Bisa Hidup 100 Persen dari Energi Terbarukan
LSM/Figur
Indonesia Krisis Anggaran Kontrasepsi, Cuma Cukup Sampai September 2025
Indonesia Krisis Anggaran Kontrasepsi, Cuma Cukup Sampai September 2025
Pemerintah
Badan Geologi Temukan Lokasi Layak untuk Relokasi Korban Gempa
Badan Geologi Temukan Lokasi Layak untuk Relokasi Korban Gempa
Pemerintah
Menteri LH: Kampung Samtama Jakpus Contoh Pengelolaan Sampah Berbasis Warga
Menteri LH: Kampung Samtama Jakpus Contoh Pengelolaan Sampah Berbasis Warga
Pemerintah
Dorong Daur Ulang Plastik di Sekolah, Mesin Penukar Sampah Pertama Hadir di Sukabumi
Dorong Daur Ulang Plastik di Sekolah, Mesin Penukar Sampah Pertama Hadir di Sukabumi
LSM/Figur
Bertemu Raja Inggris, Menteri LH Bahas Komitmen RI Lindungi Biodiversitas
Bertemu Raja Inggris, Menteri LH Bahas Komitmen RI Lindungi Biodiversitas
Pemerintah
Transisi Energi Indonesia: Hijau dalam Narasi, Abu-abu dalam Praktik
Transisi Energi Indonesia: Hijau dalam Narasi, Abu-abu dalam Praktik
LSM/Figur
Cek Kesehatan Gratis Masuk Desa, Periksa 133 Warga di Cipelah
Cek Kesehatan Gratis Masuk Desa, Periksa 133 Warga di Cipelah
Pemerintah
Kurangi E-Waste, UE Terapkan Sistem Pelabelan Ponsel Anyar
Kurangi E-Waste, UE Terapkan Sistem Pelabelan Ponsel Anyar
Pemerintah
Membangun Tanpa Merusak, Masyarakat Adat Aru Raih Penghargaan Kelas Dunia
Membangun Tanpa Merusak, Masyarakat Adat Aru Raih Penghargaan Kelas Dunia
LSM/Figur
2025 World Investment Report: Kesenjangan Investasi SDG Kian Melebar
2025 World Investment Report: Kesenjangan Investasi SDG Kian Melebar
Pemerintah
Menteri LH: Jakarta Butuh 5 PLTSa jika Ingin Masalah Sampah Selesai
Menteri LH: Jakarta Butuh 5 PLTSa jika Ingin Masalah Sampah Selesai
Pemerintah
KLH Perkuat Regulasi Sampah, Sebut yang Pertanyakan Insentif Tak Tanggung Jawab
KLH Perkuat Regulasi Sampah, Sebut yang Pertanyakan Insentif Tak Tanggung Jawab
Pemerintah
PLTA Dunia Kembali Menggeliat, Didorong Pompa Penyimpan Energi
PLTA Dunia Kembali Menggeliat, Didorong Pompa Penyimpan Energi
LSM/Figur
Ancaman Krisis Besar di Balik Kasus Tesso Nilo
Ancaman Krisis Besar di Balik Kasus Tesso Nilo
Pemerintah
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar di Artikel Lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau