Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Studi: Manusia Rambah 57 Persen Habitat Satwa Liar Daratan pada 2070

Kompas.com - 24/08/2024, 17:10 WIB
Monika Novena,
Bambang P. Jatmiko

Tim Redaksi

Sumber Guardian

KOMPAS.com - Manusia akan semakin merambah habitat satwa liar di lebih dari separuh daratan di bumi pada 2070.

Temuan ini mengkhawatirkan karena dapat mengancam keanekaragaman hayati dan meningkatkan kemungkinan pandemi di masa depan.

Penelitian yang dipublikasikan di Science Advances ini menemukan tumpang tindih antara populasi manusia dan satwa liar akan meningkat di 57 persen daratan Bumi pada 2070.

Hal tersebut, seperti dikutip dari Guardian, Jumat (23/8/2024) didorong oleh pertumbuhan populasi manusia.

"Kita akan mulai melihat lebih banyak kehadiran dan aktivitas manusia serta interaksi dengan satwa liar di tempat-tempat seperti hutan yang sebelumnya tidak ada orang," kata Neil Carter, peneliti utama studi ini.

Baca juga: Perdagangan Satwa Liar Masih Mengkhawatirkan, 4.000 Spesies Kena Dampak

Dampak Perambahan Habitat Satwa Liar

Karena manusia dan hewan berbagi bentang alam yang makin padat, tumpang tindih ini akhirnya dapat mengakibatkan potensi penularan penyakit serta hilangnya keanekaragaman hayati.

Hilangnya keanekaragaman hayati adalah pendorong utama wabah penyakit menular.

Sekitar 75 persen penyakit yang muncul pada manusia bersifat zoonosis, artinya penyakit tersebut dapat ditularkan dari hewan ke manusia.

Penyakit yang menjadi perhatian kesehatan global seperti Covid-19, mpox, flu burung, dan flu babi kemungkinan besar berasal dari satwa liar.

"Memahami di mana manusia dan satwa liar akan tumpang tindih adalah kunci untuk mencegah percepatan luapan virus dari satwa liar," terang Kim Gruetzmacher, dokter hewan konservasi satwa liar dan peneliti yang tidak terlibat dalam penelitian.

Ia menjelaskan sebagian besar (hingga 75 persen) penyakit menular yang baru muncul dan dapat menyebabkan epidemi serta pandemi berasal dari satwa liar.

"Bukan satwa liar itu sendiri yang menimbulkan risiko tetapi perilaku dan kontak khusus kita dengannya," kata Gruetzmacher lagi.

Baca juga: Perubahan Iklim Berpotensi Kuat Munculkan Pandemi

Perkiraan Area Tumpang Tindih

Untuk memperkirakan tumpang tindih antara manusia dan satwa liar di masa mendatang, para peneliti di Universitas Michigan membandingkan perkiraan tempat orang kemungkinan akan mendiami lahan dengan wilayah distribusi spasial lebih dari 22.000 spesies.

Menurut temuan mereka, perluasan tumpang tindih antara manusia dan hewan akan paling terkonsentrasi di wilayah yang kepadatan populasi manusianya sudah tinggi, seperti India dan Cina.

Sementara itu, wilayah pertanian dan hutan di Afrika dan Amerika Selatan juga akan mengalami peningkatan tumpang tindih yang substansial.

Namun, di beberapa wilayah tumpang tindih antara manusia dan satwa liar diproyeksikan akan berkurang, termasuk di lebih dari 20 persen wilayah di Eropa.

"Penelitian ini dapat memandu para pembuat kebijakan untuk menghindari konflik antara manusia dan satwa liar serta lebih berfokus pada konservasi kekayaan spesies," kata Deqiang Ma, penulis utama studi dan peneliti pascadoktoral di University of Michigan Institute for Global Change Biology.

Mari berkontribusi langsung dalam upaya mencegah dan mengatasi masalah STUNTING di Indonesia. Ikut berdonasi dengan klik Kompas.com Jernih Berbagi.

Artikel ini merupakan bagian dari Lestari KG Media, sebuah inisiatif untuk akselerasi Tujuan Pembangunan Berkelanjutan. Selengkapnya

A member of


Terkini Lainnya

BP Taskin dan Genta Pangan Dorong Ketahanan Pangan Jadi Solusi Pengentasan Kemiskinan

BP Taskin dan Genta Pangan Dorong Ketahanan Pangan Jadi Solusi Pengentasan Kemiskinan

Pemerintah
Sistem Pangan Berkelanjutan Cegah 300 Juta Orang Kekurangan Gizi

Sistem Pangan Berkelanjutan Cegah 300 Juta Orang Kekurangan Gizi

Pemerintah
IFRS Foundation Terbitkan Panduan soal Keberlanjutan dalam Laporan Keuangan

IFRS Foundation Terbitkan Panduan soal Keberlanjutan dalam Laporan Keuangan

Swasta
WWF: Penurunan Populasi Satwa Liar Bisa Berdampak ke Ekonomi

WWF: Penurunan Populasi Satwa Liar Bisa Berdampak ke Ekonomi

LSM/Figur
Jakarta Dihantui Banjir Rob, Pemprov Bakal Bangun Tanggul Pantai

Jakarta Dihantui Banjir Rob, Pemprov Bakal Bangun Tanggul Pantai

Pemerintah
Perubahan Iklim Berakibat Kasus DBD Global Naik 19 Persen Tahun Ini

Perubahan Iklim Berakibat Kasus DBD Global Naik 19 Persen Tahun Ini

Pemerintah
5 Kerja Sama PLN untuk Transisi Energi pada COP29

5 Kerja Sama PLN untuk Transisi Energi pada COP29

Pemerintah
UMKM Butuh Dukungan 789 Miliar Dollar AS untuk Peluang Pertumbuhan Hijau

UMKM Butuh Dukungan 789 Miliar Dollar AS untuk Peluang Pertumbuhan Hijau

Pemerintah
Pemerintah Didesak Setop Perdagangan Karbon pada COP29

Pemerintah Didesak Setop Perdagangan Karbon pada COP29

LSM/Figur
Tanoto Foundation Gelar Simposium Perkuat Komitmen Kebijakan PAUD-HI

Tanoto Foundation Gelar Simposium Perkuat Komitmen Kebijakan PAUD-HI

LSM/Figur
90 Persen Pemimpin Bisnis Percaya AI Berdampak Positif pada Keberlanjutan

90 Persen Pemimpin Bisnis Percaya AI Berdampak Positif pada Keberlanjutan

Pemerintah
Sistem Penyimpanan Jadi Kunci Ketahanan Energi Terbarukan di Asia Tenggara

Sistem Penyimpanan Jadi Kunci Ketahanan Energi Terbarukan di Asia Tenggara

LSM/Figur
Bentuk Karakter Anak, KemenPPPA akan Hadirkan Ruang Bersama Merah Putih

Bentuk Karakter Anak, KemenPPPA akan Hadirkan Ruang Bersama Merah Putih

Pemerintah
Setelah Taman Bumi, Maros-Pangkep Diharapkan Jadi Situs Warisan Dunia

Setelah Taman Bumi, Maros-Pangkep Diharapkan Jadi Situs Warisan Dunia

Pemerintah
Peningkatan Kualitas BBM ke Euro IV Bikin Masyarakat Lebih Sehat

Peningkatan Kualitas BBM ke Euro IV Bikin Masyarakat Lebih Sehat

LSM/Figur
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau