Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Pentingnya Sistem Peringatan Dini seiring Meningkatnya Bencana Iklim

Kompas.com - 26/08/2024, 16:40 WIB
Monika Novena,
Bambang P. Jatmiko

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Makin lama dunia menunda untuk memangkas emisi karbon, makin besar pula dampaknya bagi manusia dan planet ini.

Fakta sederhana tersebut dibuktikan dengan peningkatan jumlah bencana terkait iklim selama dua dekade terakhir.

Penelitian dari Kantor PBB untuk Pengurangan Risiko Bencana (UNDRR) menemukan bahwa antara tahun 2000 dan 2019, terjadi hampir dua kali lipat bencana terkait iklim dibandingkan selama 20 tahun sebelumnya.

Jumlah banjir besar, misalnya, meningkat dua kali lipat dari 1.389 menjadi 3.254. Bencana-bencana ini dipicu oleh hubungan dunia dengan karbon.

Dan peningkatan jumlah bencana terkait iklim itu tidak dapat dihindari karena planet ini terus menghangat.

Namun, menerima kondisi tersebut bukan berarti kita tidak dapat melakukan apa pun.

Baca juga: Asia Jadi Benua Terdampak Bencana Iklim Paling Parah Sepanjang 2023

Solusi Mengatasi Bencana Iklim

Seperti dikutip dari Climate Change News, Senin (26/8/2024) ada pendekatan yang sudah dicoba dan diuji untuk mengatasi peningkatan bencana iklim.

Salah satu solusi utamanya adalah menyiapkan sistem peringatan dini (EWS) yang efektif.

Konsep sederhana ini telah terbukti sangat populer sehingga PBB telah menetapkan target agar setiap orang di planet ini tercakup oleh EWS pada tahun 2027.

"Buktinya jelas, sistem peringatan dini adalah salah satu langkah pengurangan risiko dan adaptasi iklim yang paling efektif untuk mengurangi kematian akibat bencana dan kerugian ekonomi," ungkap Sekretaris Jenderal PBB, António Guterres.

Salah satu lembaga yang mendukung adaptasi terhadap perubahan iklim yaitu Adaptation Fund (AF) mengatakan proyek pengurangan risiko bencana yang dipadukan dengan sistem peringatan dini dapat membantu mengurangi dan mencegah kerugian serta kerusakan lebih lanjut.

"Dengan urgensi global untuk adaptasi perubahan iklim seperti yang diungkapkan dalam Laporan Kesenjangan Adaptasi UNEP, kita harus mempercepat dan meningkatkan skala aktivitas adaptasi kolektif kita," kata Mikko Ollikainen dari Adaptation Fund.

Proyek Adaptasi Perubahan Iklim

Salah satu proyek sistem peringatan ini dilaksanakan wilayah La Mojana di Kolombia. Contoh inovatif berskala kecil ini menunjukkan manfaat dari pendekatan yang disesuaikan dengan bekerja sama erat dengan masyarakat setempat.

Area seluas sekitar 500.000 hektar itu kaya akan lahan basah dan keanekaragaman hayati. Namun, daerah ini juga sangat rentan terhadap dampak iklim dan sering mengalami banjir dan kekeringan parah.

Baca juga: Banyak Kebijakan yang Gagal dalam Mencegah Perubahan Iklim

Didanai oleh Adaptation Fund dan dilaksanakan oleh Program Pembangunan PBB bersama dengan pemerintah Kolombia, proyek ini bertujuan untuk melindungi dan memperkuat masyarakat lokal terhadap dampak iklim di masa mendatang.

Proyek ini berhasil mencapainya melalui pembuatan infrastruktur banjir yang lebih kuat, pemulihan lahan basah yang rusak, dan pembuatan sistem peringatan dini.

Pusat prakiraan dan peringatan hidrometeorologi juga dibuat untuk memantau ketinggian air, memetakan ancaman banjir, dan menyediakan rute evakuasi yang aman. Pusat ini menyediakan cakupan 100 persen bagi ribuan orang di wilayah yang terkena dampak, naik dari nol beberapa tahun sebelumnya.

Jika jumlah bencana iklim terus bertambah, kita perlu bertindak cepat karena kita tidak dapat mencegah terjadinya bencana. Termasuk belajar beradaptasi, membangun ketahanan, dan mengurangi risiko perubahan iklim.

Mari berkontribusi langsung dalam upaya mencegah dan mengatasi masalah STUNTING di Indonesia. Ikut berdonasi dengan klik Kompas.com Jernih Berbagi.

Artikel ini merupakan bagian dari Lestari KG Media, sebuah inisiatif untuk akselerasi Tujuan Pembangunan Berkelanjutan. Selengkapnya

A member of
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Karena Pemanasan Global, Spanyol Bisa Berubah Jadi Iklim Gurun

Karena Pemanasan Global, Spanyol Bisa Berubah Jadi Iklim Gurun

Pemerintah
Teknologi Elektrolit Diklaim Bisa Tingkatkan Penyimpanan Energi Terbarukan

Teknologi Elektrolit Diklaim Bisa Tingkatkan Penyimpanan Energi Terbarukan

Pemerintah
Daur Ulang Plastik Bikin Shiva Diganjar SDG Pioneers 2024 dari PBB

Daur Ulang Plastik Bikin Shiva Diganjar SDG Pioneers 2024 dari PBB

Swasta
Secercah Harapan dari KLHK di Tengah Gempuran Kriminalisasi Pejuang Lingkungan Hidup

Secercah Harapan dari KLHK di Tengah Gempuran Kriminalisasi Pejuang Lingkungan Hidup

Pemerintah
Jemput Energi Terbarukan, PLN Bakal Integrasikan Transmisi Lintas Pulau

Jemput Energi Terbarukan, PLN Bakal Integrasikan Transmisi Lintas Pulau

BUMN
Alison Chan Dorong Strategi Investasi Berkelanjutan hingga Raih Penghargaan PBB

Alison Chan Dorong Strategi Investasi Berkelanjutan hingga Raih Penghargaan PBB

Pemerintah
Tingkatkan Populasi, Elang Jawa Dilepasliarkan di Gunung Halimun Salak

Tingkatkan Populasi, Elang Jawa Dilepasliarkan di Gunung Halimun Salak

Swasta
Pemerintah Rencana Terapkan Bioavtur Bertahap Mulai 2027

Pemerintah Rencana Terapkan Bioavtur Bertahap Mulai 2027

Pemerintah
Hutan Kota Bantu Kurangi Risiko Kesehatan akibat Panas Ekstrem

Hutan Kota Bantu Kurangi Risiko Kesehatan akibat Panas Ekstrem

Pemerintah
Kisah Mennatullah AbdelGawad yang Integrasikan Pembangunan Berkelanjutan ke Sektor Konstruksi

Kisah Mennatullah AbdelGawad yang Integrasikan Pembangunan Berkelanjutan ke Sektor Konstruksi

Swasta
Kemiskinan Naik di Daerah Tambang, Pertumbuhan Ekonomi Hanya di Atas Kertas

Kemiskinan Naik di Daerah Tambang, Pertumbuhan Ekonomi Hanya di Atas Kertas

LSM/Figur
Ilmuwan Temukan Cara Manfaatkan Ampas Kopi untuk Beton

Ilmuwan Temukan Cara Manfaatkan Ampas Kopi untuk Beton

LSM/Figur
Cegah Kerusakan Hutan Perlu Perlindungan Sosial Berbasis Masyarakat

Cegah Kerusakan Hutan Perlu Perlindungan Sosial Berbasis Masyarakat

LSM/Figur
Kabar Baik, WMO Prediksi Lapisan Ozon Bisa Pulih Sepenuhnya

Kabar Baik, WMO Prediksi Lapisan Ozon Bisa Pulih Sepenuhnya

LSM/Figur
Adaro Masuk Daftar TIME World’s Best Companies 2024, Apa Strateginya?

Adaro Masuk Daftar TIME World’s Best Companies 2024, Apa Strateginya?

Swasta
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Close Ads
Selamat, Kamu Pembaca Terpilih!
Nikmati gratis akses Kompas.com+ selama 3 hari.

Mengapa bergabung dengan membership Kompas.com+?

  • Baca semua berita tanpa iklan
  • Baca artikel tanpa pindah halaman
  • Akses lebih cepat
  • Akses membership dari berbagai platform
Pilihan Tepat!
Kami siap antarkan berita premium, teraktual tanpa iklan.
Masuk untuk aktivasi
atau
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau