Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Banyak Kebijakan yang Gagal dalam Mencegah Perubahan Iklim

Kompas.com - 26/08/2024, 12:19 WIB
Monika Novena,
Bambang P. Jatmiko

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Analisis dari Mercator Research Institute on Global Commons and Climate Change menemukan sebagian besar kebijakan iklim gagal mengurangi emisi secara signifikan sehingga tak banyak membantu menghentikan perubahan iklim.

Hasil analisis ini pun menunjukkan bahwa pemerintah harus bekerja keras untuk mengidentifikasi cara-cara yang benar-benar dapat mengubah keadaan tersebut.

Mengutip New Scientist, Minggu (24/8/2024) kesimpulan itu berdasarkan pada hasil analisis terhadap 1500 kebijakan iklim di 41 negara di enam benua yang diberlakukan antara tahun 1998 hingga 2022.

Dalam analisis ini, tim peneliti menggunakan pembelajaran mesin untuk mengidentifikasi momen-momen ketika emisi suatu negara turun secara signifikan lalu membandingkannya dengan kelompok kontrol negara lain yang tidak termasuk dalam daftar analisis.

Baca juga: Selain Berdampak Lingkungan, Perubahan Iklim Tingkatkan Tren Penyakit

Peneliti menemukan 69 momen emisi dan membandingkannya lagi dengan basis data yang disusun Organisasi untuk Kerja Sama Ekonomi dan Pembangunan (OECD) yang melacak jenis kebijakan iklim apa yang diberlakukan saat itu.

Secara keseluruhan peneliti menemukan sebagian besar kebijakan iklim tidak mencapai tingkat keberhasilan yang mendekati.

"Kami memiliki banyak kebijakan di luar sana yang belum menghasilkan pengurangan emisi yang besar, dan lebih banyak kebijakan tidak selalu berarti hasil yang lebih baik," kata Nicolas Koch di Mercator Research Institute on Global Commons and Climate Change.

Kegagalan Kebijakan

Banyak kebijakan yang gagal karena terlalu spesifik. Misalnya, pemerintah dapat menyubsidi pembelian mobil listrik baru, tetapi sebagian besar mobil di jalan bukanlah mobil listrik, jadi dampaknya minimal.

Hal ini membuat peneliti menyimpulkan bahwa alat kebijakan yang paling sering digunakan yaitu subsidi dan regulasi saja tidak cukup.

"Hanya jika dikombinasikan dengan instrumen berbasis harga seperti harga karbon, pajak energi maka bisa menghasilkan pengurangan emisi yang substansial," papar Koch.

Baca juga: Google Kembangkan Satelit untuk Lacak Emisi Metana yang Sumbang Perubahan Iklim

Dengan kata lain, orang hanya mengurangi emisi jika hal itu akan menguras dompet mereka.

Marion Dumas di London School of Economics and Political Science, Inggris menambahkan penelitian baru ini bisa berguna bagi para pembuat kebijakan meski metode tim tersebut tidak sepenuhnya menangkap realitas intervensi kebijakan.

Itu lantaran metode tersebut melihat tren emisi atau hasil terlebih dahulu kemudian mundur untuk menemukan jawabannya.

Mari berkontribusi langsung dalam upaya mencegah dan mengatasi masalah STUNTING di Indonesia. Ikut berdonasi dengan klik Kompas.com Jernih Berbagi.

Artikel ini merupakan bagian dari Lestari KG Media, sebuah inisiatif untuk akselerasi Tujuan Pembangunan Berkelanjutan. Selengkapnya

A member of
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

3 Tim Pemuda Sabet Kompetisi Kebijakan Energi Bersih Pertama di Indonesia

3 Tim Pemuda Sabet Kompetisi Kebijakan Energi Bersih Pertama di Indonesia

LSM/Figur
Dunia Habiskan 2,6 Triliun Dollar AS Per Tahun untuk Subsidi Aktivitas yang Sebabkan Pemanasan Global

Dunia Habiskan 2,6 Triliun Dollar AS Per Tahun untuk Subsidi Aktivitas yang Sebabkan Pemanasan Global

Pemerintah
Kiprah BNI Masuk 1.000 Perusahaan Terbaik Dunia Majalah TIME

Kiprah BNI Masuk 1.000 Perusahaan Terbaik Dunia Majalah TIME

BUMN
Pesan Jaga Lingkungan untuk Para Anak Muda

Pesan Jaga Lingkungan untuk Para Anak Muda

LSM/Figur
Perdana, Pertamina Pasok Bahan Bakar Berkelanjutan untuk Pesawat Australia

Perdana, Pertamina Pasok Bahan Bakar Berkelanjutan untuk Pesawat Australia

BUMN
Ekspor Tambang Pasir Laut Berdampak Buruk pada Ekonomi Keluarga di Pesisir

Ekspor Tambang Pasir Laut Berdampak Buruk pada Ekonomi Keluarga di Pesisir

LSM/Figur
Komitmen MMSGI Menyulap Lahan Pascatambang Jadi Taman Kehidupan di Bumi Mahakam

Komitmen MMSGI Menyulap Lahan Pascatambang Jadi Taman Kehidupan di Bumi Mahakam

Swasta
PBB Indonesia Luncurkan Laporan Capaian SDGs, Ini Rangkumannya

PBB Indonesia Luncurkan Laporan Capaian SDGs, Ini Rangkumannya

Pemerintah
Indonesia-Selandia Baru Kerja Sama Program Eksplorasi Panas Bumi

Indonesia-Selandia Baru Kerja Sama Program Eksplorasi Panas Bumi

Pemerintah
Integrasikan Keberlanjutan ke Strategi Perusahaan, Rybale al Hage Raih SDG Pioneer 2024

Integrasikan Keberlanjutan ke Strategi Perusahaan, Rybale al Hage Raih SDG Pioneer 2024

Pemerintah
Pengakuan Semu Nelayan Kecil, Muncul di Aturan tapi Tak Terlindungi

Pengakuan Semu Nelayan Kecil, Muncul di Aturan tapi Tak Terlindungi

LSM/Figur
Bank Dunia Ingatkan Indonesia Berpotensi Hadapi Masalah Ketahanan Pangan

Bank Dunia Ingatkan Indonesia Berpotensi Hadapi Masalah Ketahanan Pangan

Pemerintah
Djarum Foundation Bersama Mahasiswa Tanam 5.000 Mangrove di Tahura Ngurah Rai

Djarum Foundation Bersama Mahasiswa Tanam 5.000 Mangrove di Tahura Ngurah Rai

Pemerintah
Polandia Lirik Investasi di Jabar, Energi hingga Pertanian

Polandia Lirik Investasi di Jabar, Energi hingga Pertanian

Pemerintah
Fabiana Schaeffer, Gabungkan Keberlanjutan dalam Acara Skala Besar

Fabiana Schaeffer, Gabungkan Keberlanjutan dalam Acara Skala Besar

Pemerintah
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Close Ads
Selamat, Kamu Pembaca Terpilih!
Nikmati gratis akses Kompas.com+ selama 3 hari.

Mengapa bergabung dengan membership Kompas.com+?

  • Baca semua berita tanpa iklan
  • Baca artikel tanpa pindah halaman
  • Akses lebih cepat
  • Akses membership dari berbagai platform
Pilihan Tepat!
Kami siap antarkan berita premium, teraktual tanpa iklan.
Masuk untuk aktivasi
atau
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau