Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Teknologi Elektrolit Diklaim Bisa Tingkatkan Penyimpanan Energi Terbarukan

Kompas.com, 18 September 2024, 15:13 WIB
Monika Novena,
Bambang P. Jatmiko

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Angin dan matahari menjadi sumber energi terbarukan yang dapat menggantikan sumber energi dari bahan bakar fosil.

Tapi pengaplikasian sumber energi tersebut memiliki tantangan, karena tidak selalu menghasilkan listrik saat dibutuhkan.

Untuk memanfaatkannya secara maksimal maka perlu cara efisien dan terjangkau untuk menyimpan energi yang dihasilkan sehingga konsumen tetap memiliki listrik bahkan saat angin tidak bertiup atau matahari tidak bersinar.

Mengutip Techxplore, Rabu (18/9/2024) ilmuwan dari Columbia Engineering baru-baru ini mengembangkan jenis baterai baru yang dapat meningkatkan kapasitas penyimpanan energi terbarukan.

Baca juga: Cetak Sejarah, 50 Persen Listrik Eropa Dipasok Energi Terbarukan

Baterai Penyimpan Energi Terbarukan

Dalam sebuah studi baru yang diterbitkan di Nature Communications, tim tersebut menggunakan baterai K-Na/S yang menggabungkan unsur-unsur yang murah dan mudah ditemukan.

Baterai K-Na/S sendiri merupakan gabungan dari kalium (K) dan natrium (Na), bersama dengan sulfur (S).

Dengan gabungan tersebut, peneliti menyebut dapat menciptakan baterai berbiaya rendah dan berenergi tinggi untuk penyimpanan energi jangka panjang.

"Penting bagi kita untuk dapat memperpanjang jangka waktu baterai ini dapat beroperasi, dan kita dapat memproduksinya dengan mudah dan murah," kata pemimpin tim Yuan Yang, profesor madya ilmu material dan teknik di Departemen Fisika Terapan dan Matematika di Columbia Engineering.

"Menjadikan energi terbarukan lebih andal akan membantu menstabilkan jaringan energi kita, mengurangi ketergantungan kita pada bahan bakar fosil, dan mendukung masa depan energi yang lebih berkelanjutan bagi kita semua," lanjut Yang.

Apa yang istimewa dari baterai yang tengah dikembangkan ini adalah memiliki teknologi elektrolit baru membantu baterai K-Na/S menyimpan dan melepaskan energi dengan lebih efisien.

Baca juga: Lewat Hidrogen Hijau, Indonesia Bisa Hasilkan Energi Terbarukan 3.687 GW

Tidak hanya itu, peneliti menyebut elektrolit tersebut bisa meningkatkan kepadatan energi dan kepadatan daya baterai.

Selain itu, elektrolit memungkinkan baterai beroperasi pada suhu sekitar 75 derajat Celcius sambil tetap mencapai kapasitas penyimpanan semaksimal mungkin.

Saat ini tim tersebut berfokus pada baterai kecil seukuran koin. Namun tujuan mereka adalah untuk meningkatkan teknologi ini untuk menyimpan energi dalam jumlah besar.

Jika berhasil, baterai baru ini dapat menyediakan pasokan daya yang stabil dan andal dari sumber terbarukan, bahkan selama matahari atau angin rendah.

Mari berkontribusi langsung dalam upaya mencegah dan mengatasi masalah STUNTING di Indonesia. Ikut berdonasi dengan klik Kompas.com Jernih Berbagi.

Artikel ini merupakan bagian dari Lestari KG Media, sebuah inisiatif untuk akselerasi Tujuan Pembangunan Berkelanjutan. Selengkapnya

A member of


Terkini Lainnya
Masa Depan Keberlanjutan Sawit RI di Tengah Regulasi Anti Deforestasi UE dan Tekanan dari AS
Masa Depan Keberlanjutan Sawit RI di Tengah Regulasi Anti Deforestasi UE dan Tekanan dari AS
Swasta
Negara di COP30 Sepakati Deklarasi Memerangi Disinformasi
Negara di COP30 Sepakati Deklarasi Memerangi Disinformasi
Pemerintah
3.099 Kasus Iklim Diajukan Secara Global hingga Pertengahan 2025
3.099 Kasus Iklim Diajukan Secara Global hingga Pertengahan 2025
Pemerintah
Seruan UMKM di COP30: Desak agar Tak Diabaikan dalam Transisi Energi
Seruan UMKM di COP30: Desak agar Tak Diabaikan dalam Transisi Energi
Pemerintah
Mendobrak Stigma, Menafsir Ulang Calon Arang lewat Suara Perempuan dari Panggung Palegongan Satua Calonarang
Mendobrak Stigma, Menafsir Ulang Calon Arang lewat Suara Perempuan dari Panggung Palegongan Satua Calonarang
LSM/Figur
Fragmentasi Regulasi Hambat Keberlanjutan Industri Sawit RI
Fragmentasi Regulasi Hambat Keberlanjutan Industri Sawit RI
Swasta
Terkendala Harga, ESDM Pilih Solar dengan Kandungan Sulfur Tinggi untuk Campuran B50
Terkendala Harga, ESDM Pilih Solar dengan Kandungan Sulfur Tinggi untuk Campuran B50
Pemerintah
Inovasi Keimigrasian di KEK Gresik, Langkah Strategis Perkuat Ekonomi Hijau dan Iklim Investasi Indonesia
Inovasi Keimigrasian di KEK Gresik, Langkah Strategis Perkuat Ekonomi Hijau dan Iklim Investasi Indonesia
Pemerintah
Pendidikan dan Digitalisasi Jadi Motor Pembangunan Manusia di Kalimantan Tengah
Pendidikan dan Digitalisasi Jadi Motor Pembangunan Manusia di Kalimantan Tengah
Pemerintah
Climate Policy: Pangkas Emisi Tak Cukup dengan Jualan Karbon
Climate Policy: Pangkas Emisi Tak Cukup dengan Jualan Karbon
LSM/Figur
COP30: Peta Jalan untuk Hentikan Iklan Bahan Bakar Fosil Disepakati
COP30: Peta Jalan untuk Hentikan Iklan Bahan Bakar Fosil Disepakati
Pemerintah
Ciptakan Lingkungan Kerja yang Bahagiakan Pegawainya, PLN Raih Sertifikasi Great Place to Work 2025
Ciptakan Lingkungan Kerja yang Bahagiakan Pegawainya, PLN Raih Sertifikasi Great Place to Work 2025
BUMN
Perusahaan Terbesar Dunia Lanjutkan Target Nol-Bersih Usai Sempat Berhenti
Perusahaan Terbesar Dunia Lanjutkan Target Nol-Bersih Usai Sempat Berhenti
Swasta
Hadapi 'Triple Planetary Crisis', Uni Eropa Gandeng ASEAN Lestarikan Hutan Mangrove
Hadapi "Triple Planetary Crisis", Uni Eropa Gandeng ASEAN Lestarikan Hutan Mangrove
LSM/Figur
Permintaan AC Diprediksi Meningkat Tiga Kali Lipat pada Tahun 2050
Permintaan AC Diprediksi Meningkat Tiga Kali Lipat pada Tahun 2050
LSM/Figur
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Unduh Kompas.com App untuk berita terkini, akurat, dan tepercaya setiap saat
QR Code Kompas.com
Arahkan kamera ke kode QR ini untuk download app
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar di Artikel Lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau