Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Gelombang Panas dan Kekeringan Sebabkan Kerugian Miliaran Dollar AS dalam Setahun

Kompas.com, 9 September 2024, 10:16 WIB
Monika Novena,
Bambang P. Jatmiko

Tim Redaksi

Sumber PHYSORG

KOMPAS.com - Analisis data cuaca dan ekonomi baru mengungkapkan cuaca ekstrem dapat menyebabkan kerugian ekonomi global hingga miliaran dollar AS per tahun.

Penelitian ini juga sekaligus memberikan panduan bagi para pembuat kebijakan untuk mempertimbangkan jenis peristiwa ekstrem apa yang harus kita hadapi.

"Jika kita tidak melakukan apa pun untuk menanggapi guncangan iklim, itu akan merugikan ekonomi," kata Berkay Akyapi, Ph.D., salah satu penulis studi baru dan profesor bisnis di University of Florida.

Seperti dikutip dari Phys, Sabtu (7/9/2024) dalam studi ini peneliti melakukan analisis yang mencakup miliaran pengamatan cuaca di ratusan negara selama rentang waktu 40 tahun yang berhubungan dengan pertumbuhan perekonomian.

Baca juga: Cuaca Panas Picu Peningkatan Penyakit yang Ditularkan Nyamuk

Hasilnya, peneliti menemukan peningkatan suhu rata-rata bisa berdampak pada kerugian ekonomi.

Peningkatan suhu ekstrem dan kekeringan parah menurut peneliti bisa memangkas sekitar 0,2 persen PDB suatu negara.

Perubahan iklim juga mengurangi jumlah hari dengan suhu sedang yang menurut para ekonom juga merugikan aktivitas ekonomi dalam jumlah yang sama.

Meskipun persentasenya kecil, ini merupakan efek yang didorong oleh cuaca yang lebih besar daripada yang diperkirakan banyak ekonom sebelumnya dan menambah risiko kerugian miliaran dolar di seluruh ekonomi global.

Baca juga: Perubahan Iklim Tingkatkan Risiko Penyakit dari Konsumsi Produk Mentah

Lebih lanjut, negara-negara dengan ekonomi pertanian bernasib lebih buruk daripada ekonomi industri dalam menanggapi suhu tinggi dan kekeringan.

Sementara pemerintah cenderung menanggapi peristiwa cuaca ekstrem ini dengan mengeluarkan lebih banyak uang, kemungkinan untuk upaya bantuan, yang juga dapat mengurangi dampak ekonomi bencana, tetapi meningkatkan utang suatu negara.

"Cuaca bukan pendorong utama pertumbuhan ekonomi. Namun frekuensi guncangan terkait cuaca meningkat seiring waktu," tambah Akyapi.

Mari berkontribusi langsung dalam upaya mencegah dan mengatasi masalah STUNTING di Indonesia. Ikut berdonasi dengan klik Kompas.com Jernih Berbagi.

Artikel ini merupakan bagian dari Lestari KG Media, sebuah inisiatif untuk akselerasi Tujuan Pembangunan Berkelanjutan. Selengkapnya

A member of


Terkini Lainnya
AGII Dorong Implementasi Standar Keselamatan di Industri Gas
AGII Dorong Implementasi Standar Keselamatan di Industri Gas
LSM/Figur
Tak Niat Atasi Krisis Iklim, Pemerintah Bahas Perdagangan Karbon untuk Cari Cuan
Tak Niat Atasi Krisis Iklim, Pemerintah Bahas Perdagangan Karbon untuk Cari Cuan
Pemerintah
Dorong Gaya Hidup Berkelanjutan, Blibli Tiket Action Gelar 'Langkah Membumi Ecoground 2025'
Dorong Gaya Hidup Berkelanjutan, Blibli Tiket Action Gelar "Langkah Membumi Ecoground 2025"
Swasta
PGE Manfaatkan Panas Bumi untuk Keringkan Kopi hingga Budi Daya Ikan di Gunung
PGE Manfaatkan Panas Bumi untuk Keringkan Kopi hingga Budi Daya Ikan di Gunung
BUMN
PBB Ungkap 2025 Jadi Salah Satu dari Tiga Tahun Terpanas Global
PBB Ungkap 2025 Jadi Salah Satu dari Tiga Tahun Terpanas Global
Pemerintah
Celios: RI Harus Tuntut Utang Pendanaan Iklim Dalam COP30 ke Negara Maju
Celios: RI Harus Tuntut Utang Pendanaan Iklim Dalam COP30 ke Negara Maju
LSM/Figur
Kapasitas Tanah Serap Karbon Turun Drastis di 2024
Kapasitas Tanah Serap Karbon Turun Drastis di 2024
Pemerintah
TFFF Resmi Diluncurkan di COP30, Bisakah Lindungi Hutan Tropis Dunia?
TFFF Resmi Diluncurkan di COP30, Bisakah Lindungi Hutan Tropis Dunia?
Pemerintah
COP30: Target Iklim 1,5 Derajat C yang Tak Tercapai adalah Kegagalan Moral
COP30: Target Iklim 1,5 Derajat C yang Tak Tercapai adalah Kegagalan Moral
Pemerintah
Trend Asia Nilai PLTSa Bukan EBT, Bukan Opsi Tepat Transisi Energi
Trend Asia Nilai PLTSa Bukan EBT, Bukan Opsi Tepat Transisi Energi
LSM/Figur
4.000 Hektare Lahan di TN Kerinci Seblat Dirambah, Sebagiannya untuk Sawit
4.000 Hektare Lahan di TN Kerinci Seblat Dirambah, Sebagiannya untuk Sawit
Pemerintah
Muara Laboh Diperluas, Australia Suntik Rp 240 Miliar untuk Geothermal
Muara Laboh Diperluas, Australia Suntik Rp 240 Miliar untuk Geothermal
Pemerintah
Bisa Suplai Listrik Stabil, Panas Bumi Lebih Tahan Krisis Iklim Ketimbang EBT Lain
Bisa Suplai Listrik Stabil, Panas Bumi Lebih Tahan Krisis Iklim Ketimbang EBT Lain
Swasta
BCA Ajak Penenun Kain Gunakan Pewarna Alami untuk Bidik Pasar Ekspor
BCA Ajak Penenun Kain Gunakan Pewarna Alami untuk Bidik Pasar Ekspor
Swasta
Investasi Energi Terbarukan Capai Rp 21,64 Triliun, REC Dinilai Bisa Percepat Balik Modal
Investasi Energi Terbarukan Capai Rp 21,64 Triliun, REC Dinilai Bisa Percepat Balik Modal
Pemerintah
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Unduh Kompas.com App untuk berita terkini, akurat, dan tepercaya setiap saat
QR Code Kompas.com
Arahkan kamera ke kode QR ini untuk download app
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar di Artikel Lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau