Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

PBB: Investasi Udara Bersih Selamatkan Nyawa dan Perangi Perubahan Iklim

Kompas.com - 13/09/2024, 08:32 WIB
Monika Novena,
Bambang P. Jatmiko

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Sekretaris Jenderal PBB Antonio Guterres mendorong dunia untuk berinvestasi udara bersih sebagai solusi untuk mengatasi polusi udara yang merusak kesehatan masyarakat, lingkungan dan ekonomi.

Hal tersebut ia ungkapkan saat memperingati Hari Udara Bersih Internasional 7 September lalu.

Hari Udara Bersih Internasional sendiri ditetapkan pada tahun 2019 setelah Majelis Umum PBB mencatat betapa merugikannya polutan udara dan mengakui pentingnya udara bersih bagi kehidupan manusia.

Guterres menyoroti pula betapa bahayanya polusi dan mencatat bahwa 99 persen manusia menghirup udara yang berpolusi dan menyebabkan jutaan dini secara global.

Polusi juga mencekik perekonomian dan memanaskan planet kita, menambah bahan bakar krisis iklim," katanya.

Baca juga: Dampak Tak Terduga dari Polusi Udara: Perubahan Suasana Hati

"Dan itu secara tidak proporsional memengaruhi mereka yang paling rentan di masyarakat, termasuk perempuan, anak-anak, dan orang tua.” ungkap Guterres.

Seperti dikutip dari laman resmi United Nation, Rabu (11/9/2024) ia menyebut investasi dalam udara bersih akan membutuhkan tindakan dari pemerintah, bisnis, organisasi pembangunan, dan lainnya di tingkat regional dan global.

“Berinvestasi dalam udara bersih menyelamatkan nyawa, memerangi perubahan iklim, memperkuat ekonomi, membangun masyarakat yang lebih adil, dan memajukan Tujuan Pembangunan Berkelanjutan,” kata Guterres.

"Mulai berinvestasi sekarang membuat kita bernapas lega karena kita mengetahui sedang mengamankan planet yang lebih sehat untuk semua.” paparnya saat memperingati Hari Udara Bersih Internasional 7 September lalu.

Beberapa aksi investasi udara bersih yang bisa dilakukan ini antara lain mengurangi penggunaan bahan bakar fosil dan meningkatkan pemantauan kualitas udara.

Kualitas Udara dan Iklim

Laporan baru dari Organisasi Meteorologi Dunia (WMO) merinci dampak perubahan iklim, kebakaran hutan, dan polusi udara terhadap kesehatan manusia.

Laporan tersebut mencatat bahwa baik belahan bumi utara maupun selatan mengalami "musim kebakaran hutan yang sangat aktif" pada tahun 2023 yang menyebabkan banyak kematian dan kerusakan pada ternak.

Baca juga: Polusi Udara Tinggi, Sensor Udara Perlu Ditingkatkan

Oleh karena itu, Wakil Sekretaris Jenderal WMO Ko Barrett mengatakan perubahan iklim dan kualitas udara tidak dapat diperlakukan secara terpisah.

"Keduanya berjalan beriringan dan harus ditangani bersama-sama. Akan menjadi situasi yang menguntungkan bagi kesehatan planet, penduduknya, dan ekonomi, jika kita mengakui hubungan timbal balik dan bertindak sesuai dengan itu,” kata Barrett.

Inger Andersen, Direktur Eksekutif UN Environment Programme (UNEP)menambahkan setiap orang di Bumi memiliki hak untuk menghirup udara bersih namun hampir setiap orang mengalami pelanggaran hak ini.

“Kami meminta negara, kawasan, dan kota untuk menetapkan standar kualitas udara yang kuat,” katanya.

Ini termasuk mendukung energi terbarukan dan transportasi berkelanjutan untuk meminta pertanggungjawaban industri dengan standar emisi yang ketat, dan untuk mengintegrasikan kualitas udara ke dalam aksi iklim.

Jika polusi udara ditangani secara proaktif, perubahan transformatif dan udara sehat dapat dicapai.

Mari berkontribusi langsung dalam upaya mencegah dan mengatasi masalah STUNTING di Indonesia. Ikut berdonasi dengan klik Kompas.com Jernih Berbagi.

Artikel ini merupakan bagian dari Lestari KG Media, sebuah inisiatif untuk akselerasi Tujuan Pembangunan Berkelanjutan. Selengkapnya

A member of
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Tingkatkan Populasi, Elang Jawa Dilepasliarkan di Gunung Halimun Salak

Tingkatkan Populasi, Elang Jawa Dilepasliarkan di Gunung Halimun Salak

Swasta
Pemerintah Rencana Terapkan Bioavtur Bertahap Mulai 2027

Pemerintah Rencana Terapkan Bioavtur Bertahap Mulai 2027

Pemerintah
Hutan Kota Bantu Kurangi Risiko Kesehatan akibat Panas Ekstrem

Hutan Kota Bantu Kurangi Risiko Kesehatan akibat Panas Ekstrem

Pemerintah
Kisah Mennatullah AbdelGawad yang Integrasikan Pembangunan Berkelanjutan ke Sektor Konstruksi

Kisah Mennatullah AbdelGawad yang Integrasikan Pembangunan Berkelanjutan ke Sektor Konstruksi

Swasta
Kemiskinan Naik di Daerah Tambang, Pertumbuhan Ekonomi Hanya di Atas Kertas

Kemiskinan Naik di Daerah Tambang, Pertumbuhan Ekonomi Hanya di Atas Kertas

LSM/Figur
Ilmuwan Temukan Cara Manfaatkan Ampas Kopi untuk Beton

Ilmuwan Temukan Cara Manfaatkan Ampas Kopi untuk Beton

LSM/Figur
Cegah Kerusakan Hutan Perlu Perlindungan Sosial Berbasis Masyarakat

Cegah Kerusakan Hutan Perlu Perlindungan Sosial Berbasis Masyarakat

LSM/Figur
Kabar Baik, WMO Prediksi Lapisan Ozon Bisa Pulih Sepenuhnya

Kabar Baik, WMO Prediksi Lapisan Ozon Bisa Pulih Sepenuhnya

LSM/Figur
Adaro Masuk Daftar TIME World’s Best Companies 2024, Apa Strateginya?

Adaro Masuk Daftar TIME World’s Best Companies 2024, Apa Strateginya?

Swasta
Konvensi Panas Bumi IIGCE Berpotensi Hadirkan Investasi Rp 57,02 Triliun

Konvensi Panas Bumi IIGCE Berpotensi Hadirkan Investasi Rp 57,02 Triliun

Swasta
AI Bisa Tekan Emisi Karbon dan Tingkatkan Keuntungan Perusahaan, Bagaimana Caranya?

AI Bisa Tekan Emisi Karbon dan Tingkatkan Keuntungan Perusahaan, Bagaimana Caranya?

Swasta
Indonesia Turunkan Perusak Ozon HCFC 55 Persen Tahun 2023

Indonesia Turunkan Perusak Ozon HCFC 55 Persen Tahun 2023

Pemerintah
Masuk 500 Besar Perusahaan Terbaik Versi TIME, Intip Strategi ESG Astra

Masuk 500 Besar Perusahaan Terbaik Versi TIME, Intip Strategi ESG Astra

Swasta
Wanagama Nusantara Jadi Pusat Edukasi dan Konservasi Lingkungan di IKN

Wanagama Nusantara Jadi Pusat Edukasi dan Konservasi Lingkungan di IKN

Pemerintah
20 Perusahaan Global Paling 'Sustain' Versi Majalah TIME, Siapa 20 Teratas?

20 Perusahaan Global Paling "Sustain" Versi Majalah TIME, Siapa 20 Teratas?

Swasta
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Close Ads
Selamat, Kamu Pembaca Terpilih!
Nikmati gratis akses Kompas.com+ selama 3 hari.

Mengapa bergabung dengan membership Kompas.com+?

  • Baca semua berita tanpa iklan
  • Baca artikel tanpa pindah halaman
  • Akses lebih cepat
  • Akses membership dari berbagai platform
Pilihan Tepat!
Kami siap antarkan berita premium, teraktual tanpa iklan.
Masuk untuk aktivasi
atau
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau