KOMPAS.com - Sekretaris Jenderal PBB Antonio Guterres mendorong dunia untuk berinvestasi udara bersih sebagai solusi untuk mengatasi polusi udara yang merusak kesehatan masyarakat, lingkungan dan ekonomi.
Hal tersebut ia ungkapkan saat memperingati Hari Udara Bersih Internasional 7 September lalu.
Hari Udara Bersih Internasional sendiri ditetapkan pada tahun 2019 setelah Majelis Umum PBB mencatat betapa merugikannya polutan udara dan mengakui pentingnya udara bersih bagi kehidupan manusia.
Guterres menyoroti pula betapa bahayanya polusi dan mencatat bahwa 99 persen manusia menghirup udara yang berpolusi dan menyebabkan jutaan dini secara global.
“Polusi juga mencekik perekonomian dan memanaskan planet kita, menambah bahan bakar krisis iklim," katanya.
Baca juga: Dampak Tak Terduga dari Polusi Udara: Perubahan Suasana Hati
"Dan itu secara tidak proporsional memengaruhi mereka yang paling rentan di masyarakat, termasuk perempuan, anak-anak, dan orang tua.” ungkap Guterres.
Seperti dikutip dari laman resmi United Nation, Rabu (11/9/2024) ia menyebut investasi dalam udara bersih akan membutuhkan tindakan dari pemerintah, bisnis, organisasi pembangunan, dan lainnya di tingkat regional dan global.
“Berinvestasi dalam udara bersih menyelamatkan nyawa, memerangi perubahan iklim, memperkuat ekonomi, membangun masyarakat yang lebih adil, dan memajukan Tujuan Pembangunan Berkelanjutan,” kata Guterres.
"Mulai berinvestasi sekarang membuat kita bernapas lega karena kita mengetahui sedang mengamankan planet yang lebih sehat untuk semua.” paparnya saat memperingati Hari Udara Bersih Internasional 7 September lalu.
Beberapa aksi investasi udara bersih yang bisa dilakukan ini antara lain mengurangi penggunaan bahan bakar fosil dan meningkatkan pemantauan kualitas udara.
Laporan baru dari Organisasi Meteorologi Dunia (WMO) merinci dampak perubahan iklim, kebakaran hutan, dan polusi udara terhadap kesehatan manusia.
Laporan tersebut mencatat bahwa baik belahan bumi utara maupun selatan mengalami "musim kebakaran hutan yang sangat aktif" pada tahun 2023 yang menyebabkan banyak kematian dan kerusakan pada ternak.
Baca juga: Polusi Udara Tinggi, Sensor Udara Perlu Ditingkatkan
Oleh karena itu, Wakil Sekretaris Jenderal WMO Ko Barrett mengatakan perubahan iklim dan kualitas udara tidak dapat diperlakukan secara terpisah.
"Keduanya berjalan beriringan dan harus ditangani bersama-sama. Akan menjadi situasi yang menguntungkan bagi kesehatan planet, penduduknya, dan ekonomi, jika kita mengakui hubungan timbal balik dan bertindak sesuai dengan itu,” kata Barrett.
Inger Andersen, Direktur Eksekutif UN Environment Programme (UNEP)menambahkan setiap orang di Bumi memiliki hak untuk menghirup udara bersih namun hampir setiap orang mengalami pelanggaran hak ini.
“Kami meminta negara, kawasan, dan kota untuk menetapkan standar kualitas udara yang kuat,” katanya.
Ini termasuk mendukung energi terbarukan dan transportasi berkelanjutan untuk meminta pertanggungjawaban industri dengan standar emisi yang ketat, dan untuk mengintegrasikan kualitas udara ke dalam aksi iklim.
Jika polusi udara ditangani secara proaktif, perubahan transformatif dan udara sehat dapat dicapai.
Mari berkontribusi langsung dalam upaya mencegah dan mengatasi masalah STUNTING di Indonesia. Ikut berdonasi dengan klik Kompas.com Jernih Berbagi.Artikel ini merupakan bagian dari Lestari KG Media, sebuah inisiatif untuk akselerasi Tujuan Pembangunan Berkelanjutan. Selengkapnya