KOMPAS.com - Dampak urbanisasi terhadap suhu perkotaan sudah diketahui secara luas: kota sering kali lebih hangat daripada daerah pedesaan di sekitarnya.
Meningkatnya suhu di kota dibandingkan dengan kawasan sekitarnya ini disebut efek urban heat island.
Namun, yang jarang diketahui adalah urban heat island ini ternyata punya dampak lain terhadap wilayah perkotaan.
Dalam sebuah studi, peneliti mengungkapkan urban heat island berdampak pada terjadinya anomali hujan perkotaan.
Seperti dikutip dari Phys, Rabu (11/10/2024) para peneliti dari The University of Texas di Austin mencari bukti anomali curah hujan di 1.056 kota di seluruh dunia dengan meneliti kumpulan data curah hujan dari satelit dan sistem radar dari tahun 2001 hingga 2020.
Baca juga: Urbanisasi Tingkatkan Polusi Udara, Tata Ruang Mainkan Peran Penting
Hasilnya, mereka menemukan bahwa lebih dari 60 persen kota tersebut menerima lebih banyak curah hujan daripada daerah pedesaan di sekitarnya. Dalam beberapa kasus, perbedaannya bisa signifikan.
Misalnya, para peneliti menemukan bahwa Houston, secara rata-rata, akan menerima hampir 5 inci lebih banyak hujan per tahun daripada daerah pedesaan di sekitarnya.
"Secara umum kami menemukan bahwa lebih dari 60 persen kota-kota di dunia memiliki lebih banyak curah hujan daripada pedesaan di sekitarnya," kata Xinxin Sui, penulis studi ini.
Selain Houston, daftar kota-kota besar dengan anomali curah hujan terbesar antara lain Ho Chi Minh, Kuala Lumpur, Lagos, dan wilayah metropolitan Miami-Fort Lauderdale-West Palm Beach.
Fenomena ini dapat memiliki implikasi luas, yang paling serius adalah banjir bandang yang memburuk di daerah perkotaan yang padat bangunan.
Variasi curah hujan perkotaan merupakan sesuatu yang telah diketahui para ilmuwan selama beberapa dekade, tetapi tidak pernah dalam skala global.
Baca juga: NASA Luncurkan Perangkat Pendeteksi Gas Rumah Kaca
"Penelitian sebelumnya hanya mengamati kota-kota tertentu dan kasus badai," ungkap Sui.
Meski jarang terjadi, beberapa daerah perkotaan lain disebut peneliti justru menerima lebih sedikit curah hujan daripada daerah pedesaan sekitarnya.
Hal ini biasanya terjadi di kota-kota yang terletak di lembah dan dataran rendah, di mana pola hujan dikendalikan oleh pegunungan di dekatnya.
Kota-kota tersebut antara lain Jakarta, Seattle, dan Jepang.
Artikel ini merupakan bagian dari Lestari KG Media, sebuah inisiatif untuk akselerasi Tujuan Pembangunan Berkelanjutan. Selengkapnya