Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

60 Persen Kota Dunia akan Lebih Sering Diguyur Hujan akibat Urbanisasi

Kompas.com, 11 September 2024, 17:17 WIB
Monika Novena,
Bambang P. Jatmiko

Tim Redaksi

Sumber PHYSORG

KOMPAS.com - Dampak urbanisasi terhadap suhu perkotaan sudah diketahui secara luas: kota sering kali lebih hangat daripada daerah pedesaan di sekitarnya.

Meningkatnya suhu di kota dibandingkan dengan kawasan sekitarnya ini disebut efek urban heat island.

Namun, yang jarang diketahui adalah urban heat island ini ternyata punya dampak lain terhadap wilayah perkotaan.

Dalam sebuah studi, peneliti mengungkapkan urban heat island berdampak pada terjadinya anomali hujan perkotaan.

Anomali Curah Hujan

Seperti dikutip dari Phys, Rabu (11/10/2024) para peneliti dari The University of Texas di Austin mencari bukti anomali curah hujan di 1.056 kota di seluruh dunia dengan meneliti kumpulan data curah hujan dari satelit dan sistem radar dari tahun 2001 hingga 2020.

Baca juga: Urbanisasi Tingkatkan Polusi Udara, Tata Ruang Mainkan Peran Penting

Hasilnya, mereka menemukan bahwa lebih dari 60 persen kota tersebut menerima lebih banyak curah hujan daripada daerah pedesaan di sekitarnya. Dalam beberapa kasus, perbedaannya bisa signifikan.

Misalnya, para peneliti menemukan bahwa Houston, secara rata-rata, akan menerima hampir 5 inci lebih banyak hujan per tahun daripada daerah pedesaan di sekitarnya.

"Secara umum kami menemukan bahwa lebih dari 60 persen kota-kota di dunia memiliki lebih banyak curah hujan daripada pedesaan di sekitarnya," kata Xinxin Sui, penulis studi ini.

Selain Houston, daftar kota-kota besar dengan anomali curah hujan terbesar antara lain Ho Chi Minh, Kuala Lumpur, Lagos, dan wilayah metropolitan Miami-Fort Lauderdale-West Palm Beach.

Fenomena ini dapat memiliki implikasi luas, yang paling serius adalah banjir bandang yang memburuk di daerah perkotaan yang padat bangunan.

Variasi curah hujan perkotaan merupakan sesuatu yang telah diketahui para ilmuwan selama beberapa dekade, tetapi tidak pernah dalam skala global.

Baca juga: NASA Luncurkan Perangkat Pendeteksi Gas Rumah Kaca

"Penelitian sebelumnya hanya mengamati kota-kota tertentu dan kasus badai," ungkap Sui.

Meski jarang terjadi, beberapa daerah perkotaan lain disebut peneliti justru menerima lebih sedikit curah hujan daripada daerah pedesaan sekitarnya.

Hal ini biasanya terjadi di kota-kota yang terletak di lembah dan dataran rendah, di mana pola hujan dikendalikan oleh pegunungan di dekatnya.

Kota-kota tersebut antara lain Jakarta, Seattle, dan Jepang.

Halaman:

Artikel ini merupakan bagian dari Lestari KG Media, sebuah inisiatif untuk akselerasi Tujuan Pembangunan Berkelanjutan. Selengkapnya

A member of


Terkini Lainnya
BCA Ajak Penenun Kain Gunakan Pewarna Alami untuk Bidik Pasar Ekspor
BCA Ajak Penenun Kain Gunakan Pewarna Alami untuk Bidik Pasar Ekspor
Swasta
Investasi Energi Terbarukan Capai Rp 21,64 Triliun, REC Dinilai Bisa Percepat Balik Modal
Investasi Energi Terbarukan Capai Rp 21,64 Triliun, REC Dinilai Bisa Percepat Balik Modal
Pemerintah
PLTP Kamojang Hasilkan 1.326 GWh Listrik, Tekan Emisi 1,22 Juta Ton per Tahun
PLTP Kamojang Hasilkan 1.326 GWh Listrik, Tekan Emisi 1,22 Juta Ton per Tahun
BUMN
Pertamina EP Cepu Dorong Desa Sidorejo Jadi Sentra Pertanian Organik Blora
Pertamina EP Cepu Dorong Desa Sidorejo Jadi Sentra Pertanian Organik Blora
BUMN
Pergerakan Manusia Melampaui Total Migrasi Satwa Liar, Apa Dampaknya?
Pergerakan Manusia Melampaui Total Migrasi Satwa Liar, Apa Dampaknya?
Pemerintah
Tambang Batu Bara Bekas Masih Lepaskan Karbon, Studi Ungkap
Tambang Batu Bara Bekas Masih Lepaskan Karbon, Studi Ungkap
Pemerintah
KKP Pastikan Udang RI Bebas Radioaktif, Kini Ekspor Lagi ke AS
KKP Pastikan Udang RI Bebas Radioaktif, Kini Ekspor Lagi ke AS
Pemerintah
Sampah Plastik “Berlayar” ke Samudra Hindia dan Afrika, Ini Penjelasan Peneliti BRIN
Sampah Plastik “Berlayar” ke Samudra Hindia dan Afrika, Ini Penjelasan Peneliti BRIN
Pemerintah
75 Persen Hiu Paus di Papua Punya Luka, Tunjukkan Besarnya Ancaman yang Dihadapinya
75 Persen Hiu Paus di Papua Punya Luka, Tunjukkan Besarnya Ancaman yang Dihadapinya
LSM/Figur
Jangan Sia-siakan Investasi Hijau China, Kunci Transisi Energi Indonesia Ada di Sini
Jangan Sia-siakan Investasi Hijau China, Kunci Transisi Energi Indonesia Ada di Sini
Pemerintah
Eropa Sepakat Target Iklim 2040, tapi Ambisinya Melemah, Minta Kelonggaran
Eropa Sepakat Target Iklim 2040, tapi Ambisinya Melemah, Minta Kelonggaran
Pemerintah
Human Initiative Gelar Forum Kolaborasi Multipihak untuk Percepatan SDGs
Human Initiative Gelar Forum Kolaborasi Multipihak untuk Percepatan SDGs
Advertorial
Batu Bara Sudah Tidak Cuan, Terus Bergantung Padanya Sama Saja Bunuh Diri Perlahan
Batu Bara Sudah Tidak Cuan, Terus Bergantung Padanya Sama Saja Bunuh Diri Perlahan
Pemerintah
Kisah Nur Wahida Tekuni Songket hingga Raup Cuan di Mancanegara
Kisah Nur Wahida Tekuni Songket hingga Raup Cuan di Mancanegara
LSM/Figur
Startup Biodiversitas Tarik Investor Beragam, Namun Raih Modal Kecil
Startup Biodiversitas Tarik Investor Beragam, Namun Raih Modal Kecil
Pemerintah
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Unduh Kompas.com App untuk berita terkini, akurat, dan tepercaya setiap saat
QR Code Kompas.com
Arahkan kamera ke kode QR ini untuk download app
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar di Artikel Lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau