Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
HILIRISASI INDUSTRI

Peduli Lingkungan Hidup, Berikut Rangkaian Upaya yang Dilakukan PT GNI

Kompas.com, 11 September 2024, 14:21 WIB
Sheila Respati

Penulis

KOMPAS.com – Sustainable Development Goals (SGDs) atau Tujuan Pembangunan Berkelanjutan merupakan agenda internasional yang mendorong perubahan berdasarkan hak asasi manusia (HAM) serta pembangunan sosial, ekonomi, dan lingkungan. Agenda ini telah disepakati oleh negara-negara PBB untuk mencapai pembangunan berkelanjutan di tingkat global.

Di Indonesia, SDGs direspons dengan dikeluarkannya Peraturan Presiden (Perpres) Nomor 59 Tahun 2017 dan Perpres Nomor 11 Tahun 2022. Pencapaian sebanyak 17 tujuan dan 169 target SDGs dikoordinasikan oleh Kementerian Perencanaan Pembangunan Nasional (Kementerian PPN) atau Badan Perencanaan Pembangunan Nasional (Bappenas).

Dari tujuan dan target yang telah diprogramkan, pemerintah Indonesia merangkumnya ke dalam Empat Pilar Tujuan Pembangunan Berkelanjutan. Pada pilar ke-3, Indonesia fokus pada Pembangunan Lingkungan yang mencakup pengelolaan sumber daya alam dan lingkungan yang berkelanjutan.

Hal tersebut mendorong sejumlah perusahaan untuk berkomitmen menjalankan usaha yang sesuai dengan pilar SDGs dan aturan dari pemerintah. Misalnya, melalui program tanggung jawab sosial denganmenjaga lingkungan agar tetap hijau dan asri untuk peningkatan kesejahteraan masyarakat.

Baca juga: PT GNI Gelar Agenda Pikat Rasa: Ajak Masyarakat dan Generasi Muda di Area Smelter untuk Kurangi Sampah 

Sebagai perusahaan yang bergerak di bidang industri smelter nikel, PT Gunbuster Nickel Industry (GNI) pun berupaya untuk membuktikan komitmennya terhadap kepedulian lingkungan dalam setiap operasionalnya. Langkah konkret ini dibuktikan dengan dengan melakukan uji lingkungan sebagai bagian dari prinsip tanggung jawab sosial untuk memastikan bahwa aktivitas operasional PT GNI berjalan dengan prinsip-prinsip keberlanjutan dan perlindungan lingkungan.

Head of Corporate Communication PT GNI Mellysa Tanoyo mengatakan, hasil uji lingkungan yang dilakukan tidak hanya menjadi pedoman bagi perusahan, tetapi juga menjadi bukti nyata dari komitmen perusahaan terhadap pelestarian lingkungan untuk generasi mendatang.

“Uji lingkungan ini meningkatkan praktik-praktik berkelanjutan di masa depan. Dengan melakukan uji lingkungan secara berkala, PT GNI menegaskan kembali komitmennya untuk beroperasi dengan cara yang bertanggung jawab terhadap lingkungan,” kata Mellysa dalam keterangan yang diterima oleh Kompas.com.

Langkah tersebut, lanjut Mellysa, juga mencerminkan kepedulian perusahaan terhadap lingkungan sekitar. Tidak hanya itu, cara ini merupakan pembuktian bagi PT GNI bahwa operasionalnya berkontribusi secara positif bagi keberlanjutan lingkungan.

PT GNI melakukan analisis kualitas udara dengan menggandeng tim ahli yang telah teregistrasi oleh Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (Kementerian LHK). Analisis ini dilakukan melalui pengambilan sampel udara dari sejumlah lokasi di sekitar area operasional.

Uji lingkungan dilakukan pada 22 Desember 2023 hingga 8 Januari 2024 untuk memastikan bahwa emisi dari proses produksi berada di dalam bata-batas yang diizinkan. Tim dan perwakilan dari PT GNI mengambil sampel-sampel untuk dianalisis secara menyeluruh. Pemantauan ini dilakukan guna memastikan udara di sekitar operasional aman, baik bagi masyarakat maupun lingkungan dan makhluk hidup.

Baca juga: Kesehatan Karyawan Jadi Prioritas, PT GNI Gelar Vaksinasi HPV dan Hepatitis B

Hasilnya, udara di sekitar smelter dinyatakan lulus uji dan berada di batas aman. Operasional yang dilakukan PT GNI tidak mengganggu kualitas udara serta tidak membahayakan lingkungan dan kesehatan masyarakat.

Selain oleh tim dari Kemen LHK, pemantauan juga dilakukan oleh laboratorium yang terakreditasi Komite Akreditasi Nasional (KAN) dan teregistrasi di Kemen LHK. Hasil uji lingkungan juga dilaporkan ke instansi lingkungan hidup secara rutin untuk memenuhi regulasi dan sebagai bagian dari upaya pencegahan dampak pencemaran lingkungan.

Selain itu, sebagai komitmennya dalam menjaga kelestarian alam, PT GNI bersama dengan Milenial Indonesia Menanam (MIM) juga melakukan pembibitan sekitar 40.000 pohon berbatang besar di sekitar area smelter. Hal ini untuk menjaga keseimbangan ekosistem di sekitar area smelter dan juga untuk menumbuhkan kesadaran dan partisipasi generasi muda dalam menjaga kelestarian alam.

Ketua Umum MIM Achyar Al Rasyid menuturkan bahwa kolaborasi MIM dengan PT GNI menjadi bukti bahwa hilirisasi industri tetap dilakukan dengan memperhatikan dan melindungi lingkungan. “Ini merupakan bukti bahwa hilirisasi industri yang dilakukan oleh perusahaan-perusahaan tetap memperhatikan rencana keberlanjutan terhadap lingkungan. Industri smelter juga menerima ide-ide segar dari anak-anak, khususnya ide terkait penghijauan yang sarat akan nilai-nilai ekologis yang dapat memberikan kesejahteraan bagi masyarakat,” ungkapnya.

(Rindu P Hestya)

Mari berkontribusi langsung dalam upaya mencegah dan mengatasi masalah STUNTING di Indonesia. Ikut berdonasi dengan klik Kompas.com Jernih Berbagi.

Artikel ini merupakan bagian dari Lestari KG Media, sebuah inisiatif untuk akselerasi Tujuan Pembangunan Berkelanjutan. Selengkapnya

A member of


Terkini Lainnya
Skema Return dan Reuse Disebut Bisa Kurangi Polusi Plastik dalam 15 Tahun
Skema Return dan Reuse Disebut Bisa Kurangi Polusi Plastik dalam 15 Tahun
Pemerintah
Ketika Anak-anak Muda Mulai Berinisiatif untuk Lestarikan Lingkungan...
Ketika Anak-anak Muda Mulai Berinisiatif untuk Lestarikan Lingkungan...
LSM/Figur
Refleksi Filsafat Ekologis, Tempat Keramat dan Etika Lingkungan
Refleksi Filsafat Ekologis, Tempat Keramat dan Etika Lingkungan
Pemerintah
RI Sulit Capai Pertumbuhan Ekonomi 8 Persen Jika Andalkan Sektor Pertanian
RI Sulit Capai Pertumbuhan Ekonomi 8 Persen Jika Andalkan Sektor Pertanian
LSM/Figur
DAMRI Jalankan 286 Bus Listrik, Potensi Kurangi 72.000 Ton Emisi per Tahun
DAMRI Jalankan 286 Bus Listrik, Potensi Kurangi 72.000 Ton Emisi per Tahun
BUMN
Miangas hingga Wamena, FiberStar Genjot Akselerasi Digital di Wilayah 3T
Miangas hingga Wamena, FiberStar Genjot Akselerasi Digital di Wilayah 3T
Swasta
Pelaku Bisnis Luncurkan Program Sertifikasi Produksi Kaca Rendah Karbon
Pelaku Bisnis Luncurkan Program Sertifikasi Produksi Kaca Rendah Karbon
Pemerintah
Perubahan Iklim Diprediksi Tekan Pendapatan Dunia hingga 17 Persen
Perubahan Iklim Diprediksi Tekan Pendapatan Dunia hingga 17 Persen
LSM/Figur
ISSB Usulkan Pelaporan Emisi Metana Scope 1 untuk Perusahaan Energi
ISSB Usulkan Pelaporan Emisi Metana Scope 1 untuk Perusahaan Energi
LSM/Figur
Konflik Agraria di Balik Banjir Sumatera, Mayoritas Disebut Dipicu Perkebunan Sawit
Konflik Agraria di Balik Banjir Sumatera, Mayoritas Disebut Dipicu Perkebunan Sawit
Pemerintah
Ketika Motor Listrik Jadi Andalan Ojol untuk Cari Rezeki
Ketika Motor Listrik Jadi Andalan Ojol untuk Cari Rezeki
Pemerintah
Sampel Udara Berusia 35 Tahun Tunjukkan Perubahan Ritme Alam akibat Iklim
Sampel Udara Berusia 35 Tahun Tunjukkan Perubahan Ritme Alam akibat Iklim
LSM/Figur
Hadapi Regulasi Anti-Deforestasi UE, Sawit dan Kayu Indonesia Dilacak hingga ke Kebunnya
Hadapi Regulasi Anti-Deforestasi UE, Sawit dan Kayu Indonesia Dilacak hingga ke Kebunnya
Swasta
IBF dan AKCI Resmi Jalin Kolaborasi Perdana untuk Pelestarian Ekosistem di Lombok
IBF dan AKCI Resmi Jalin Kolaborasi Perdana untuk Pelestarian Ekosistem di Lombok
LSM/Figur
RSPO Belum Terima Laporan Dugaan Anggota Sebabkan Banjir Sumatera
RSPO Belum Terima Laporan Dugaan Anggota Sebabkan Banjir Sumatera
Swasta
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Unduh Kompas.com App untuk berita terkini, akurat, dan tepercaya setiap saat
QR Code Kompas.com
Arahkan kamera ke kode QR ini untuk download app
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar di Artikel Lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Apresiasi Spesial
Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme KOMPAS.com
Kolom ini tidak boleh kosong.
Dengan mengirimkan pesan apresiasi kamu menyetujui ketentuan pengguna KOMPAS.com. Pelajari lebih lanjut.
Apresiasi Spesial
Syarat dan ketentuan
  1. Definisi
    • Apresiasi Spesial adalah fitur dukungan dari pembaca kepada KOMPAS.com dalam bentuk kontribusi finansial melalui platform resmi kami.
    • Kontribusi ini bersifat sukarela dan tidak memberikan hak kepemilikan atau kendali atas konten maupun kebijakan redaksi.
  2. Penggunaan kontribusi
    • Seluruh kontribusi akan digunakan untuk mendukung keberlangsungan layanan, pengembangan konten, dan operasional redaksi.
    • KOMPAS.com tidak berkewajiban memberikan laporan penggunaan dana secara individual kepada setiap kontributor.
  3. Pesan & Komentar
    • Pembaca dapat menyertakan pesan singkat bersama kontribusi.
    • Pesan dalam kolom komentar akan melewati kurasi tim KOMPAS.com
    • Pesan yang bersifat ofensif, diskriminatif, mengandung ujaran kebencian, atau melanggar hukum dapat dihapus oleh KOMPAS.com tanpa pemberitahuan.
  4. Hak & Batasan
    • Apresiasi Spesial tidak dapat dianggap sebagai langganan, iklan, investasi, atau kontrak kerja sama komersial.
    • Kontribusi yang sudah dilakukan tidak dapat dikembalikan (non-refundable).
    • KOMPAS.com berhak menutup atau menonaktifkan fitur ini sewaktu-waktu tanpa pemberitahuan sebelumnya.
  5. Privasi & Data
    • Data pribadi kontributor akan diperlakukan sesuai dengan kebijakan privasi KOMPAS.com.
    • Informasi pembayaran diproses oleh penyedia layanan pihak ketiga sesuai dengan standar keamanan yang berlaku.
  6. Pernyataan
    • Dengan menggunakan Apresiasi Spesial, pembaca dianggap telah membaca, memahami, dan menyetujui syarat & ketentuan ini.
  7. Batasan tanggung jawab
    • KOMPAS.com tidak bertanggung jawab atas kerugian langsung maupun tidak langsung yang timbul akibat penggunaan fitur ini.
    • Kontribusi tidak menciptakan hubungan kerja, kemitraan maupun kewajiban kontraktual lain antara Kontributor dan KOMPAS.com
Gagal mengirimkan Apresiasi Spesial
Transaksimu belum berhasil. Coba kembali beberapa saat lagi.
Kamu telah berhasil mengirimkan Apresiasi Spesial
Terima kasih telah menjadi bagian dari Jurnalisme KOMPAS.com
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau