Wakil Ketua Earth Commission Johan Rockstrom mengatakan, hasil yang mengejutkan dari penelitian tersebut ini harus digunakan sebagai stimulus untuk tindakan perbaikan yang mendesak.
Keadilan yang lebih besar merupakan komponen penting dari solusi yang diusulkan dalam makalah tersebut.
"Membatasi apa yang mungkin bagi sebagian orang memungkinkan terbukanya kemungkinan bagi orang lain," tulis laporan tersebut.
Baca juga: Perubahan Iklim Sebabkan 400 Juta Siswa Terdampak Penutupan Sekolah
Laporan tersebut mencatat bahwa individu dalam sistem ekonomi yang memprioritaskan kesehatan publik, kesetaraan, dan demokrasi cenderung memiliki tingkat konsumsi yang lebih rendah.
Dengan membatasi permintaan, diperkirakan emisi dapat dikurangi antara 40 smpai 80 persen dan berdampak positif pada kesejahteraan manusia.
Beberapa langkah yang diperlukan untuk mencapai keadilan tersebut yakni menerapkan perpajakan progresif, penetapan harga sumber daya secara bertahap, perencanaan penggunaan lahan, teknologi hijau, dan subsidi untuk produk berkelanjutan.
Dalam jangka pendek, solusi utama yang ditawarkan dalam penelitian tersebut adalah menerapkannya di tingkat kota dan sektor swasta.
Sedangkan dalam jangka panjang, diperlukan pakta solidaritas global dan reformasi PBB menjadi badan pengatur tata kelola Bumi yang lebih efektif dan mengembangkan pedoman yang aman dan adil.
Baca juga: Studi: Kelompok Rentan Paling Banyak Menanggung Dampak Perubahan Iklim
Mari berkontribusi langsung dalam upaya mencegah dan mengatasi masalah STUNTING di Indonesia. Ikut berdonasi dengan klik Kompas.com Jernih Berbagi.Artikel ini merupakan bagian dari Lestari KG Media, sebuah inisiatif untuk akselerasi Tujuan Pembangunan Berkelanjutan. Selengkapnya