KOMPAS.com - Laporan baru dari OVO Energy, pemasok gas dan listrik yang berbasis di Inggris menyebut satu dari lima orang tertarik mempelajari ketrampilan hijau dan telah meminta pelatihan di tempat kerja.
Meski ada keinginan yang jelas untuk ketrampilan dan pelatihan di kalangan pekerja, hanya 7 persen yang menerima pelatihan khusus.
Ini menyiratkan tidak cukup banyak organisasi yang terbuka terhadap kebutuhan karyawan mereka, terutama dalam hal pendidikan lingkungan.
Baca juga: Pendidikan Tinggi Bisa Bantu Jembatani Kesenjangan Green Jobs
Dikutip dari Green Economy, Jumat (13/9/2024) menurut survei ini, 75 persen dari mereka yang berusia 25-34 tahun berharap mendapatkan lebih banyak informasi tentang ketrampilan ramah lingkungan saat menempuh pendidikan.
Dan 61 persen orang yang disurvei setuju bahwa mengembangkan keterampilan ramah lingkungan akan membuat mereka lebih menarik bagi calon pemberi kerja.
Mengatasi kesenjangan keterampilan hijau merupakan langkah penting menuju nol emisi.
Generasi pekerja saat ini yang mengejar ketrampilan dan kualifikasi ramah lingkungan dapat meningkatkan kemampuan kerja dan mempersiapkan karir mereka di masa depan.
Baca juga: Survei: Perempuan Indonesia Wajib Berhenti dari Pekerjaan demi Perawatan
"Pekerja masa kini ingin dipekerjakan oleh organisasi dengan tujuan berkelanjutan yang kuat dan investasi yang jelas dalam pelatihan lingkungan," ungkap Catriona Watson, Manajer Pelatihan Net Zero di Green Economy.
Tapi di sisi lain, menerapkan strategi ketrampilan hijau di perusahaan juga memiliki manfaat besar.
Ini akan mempersiapkan organisasi untuk mencapai nol emisi dengan tenaga kerja berdedikasi, cakap, dan menjadi terdepan yang peduli lingkungan.
Sehingga menyiapkan pekerja untuk memahami keberlanjutan merupakan langkah penting untuk mencapai tujuan tersebut.
Baca juga: 1 Juta Pekerjaan Batu Bara Bakal Lenyap pada 2050
“Dengan meluncurkan strategi keterampilan hijau khusus dan menyisihkan waktu bagi tim Anda untuk mengikuti pelatihan keberlanjutan, organisasi Anda memiliki peluang untuk mengungguli kompetitor. Jadi mengapa harus menunggu?" papar Catriona.
Mari berkontribusi langsung dalam upaya mencegah dan mengatasi masalah STUNTING di Indonesia. Ikut berdonasi dengan klik Kompas.com Jernih Berbagi.Artikel ini merupakan bagian dari Lestari KG Media, sebuah inisiatif untuk akselerasi Tujuan Pembangunan Berkelanjutan. Selengkapnya