Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kementerian ESDM Akui Regulasi Transisi Energi Masih Belum Lengkap

Kompas.com - 11/09/2024, 13:00 WIB
Danur Lambang Pristiandaru

Penulis

KOMPAS.com – Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) mengakui regulasi untuk transisi energi di Indonesia masih belum lengkap sehingga membutuhkan tindakan lebih lanjut.

Hal tersebut disampaikan Direktur Pembinaan Program Ketenagalistrikan Direktorat Jenderal Ketenagalistrikan Kementerian ESDM Wanhar pada hari kedua Indonesia Sustainable Energy Week (ISEW) 2024, Rabu (11/9/2024).

Wanhar menuturkan, setidaknya ada tiga dokumen regulasi yang menjadi acuan pelaksanaan transisi energi di Indonesia.

Baca juga: RGE Komitmen Dukung Transisi Energi Hijau, Targetkan 90 Persen Energi Bersih pada 2030

Ketiga regulasi tersebut adalah Kebijakan Energi Nasional (KEN), Rencana Umum Rencana Umum Ketenagalistrikan Nasional (RUKN), dan Rencana Usaha Penyediaan Tenaga Listrik (RUPTL).

Dia menuturkan, KEN bisa menjadi acuan yang sangat dipertimbangkan pemerintah untuk menyusun peraturan-peraturan selanjutnya termasuk RUKN dan RUPTL.

“Baru beberapa hari lalu (draf) dokumen KEN sudah disetujui parlemen. Nanti akan dilanjutkan dengan penerbitan (dalam bentuk) peraturan pemerintah (PP),” jelas Wanhar.

Dia menambahkan, belum adanya RUKN terbaru juga menjadi hambatan transisi energi di Indonesia.

Baca juga: Kementerian ESDM Dorong Smart Grid dan Baterai untuk Transisi Energi

“Jadi memang belum adanya RUKN ini menjadi hal yang tidak sedikit membuat ketidakpastian di dunia usaha,” papar Wanhar.

Di satu sisi, Wanhar menuturkan sejauh ini sudah ada beberapa regulasi yang dapat memperbaiki iklim investasi energi terbarukan.

Salah satu contohnya adalah Peraturan Presiden (Perpres) Nomor 112 Tahun 2022 tentang Percepatan Pengembangan Energi Terbarukan untuk Penyediaan Tenaga Listrik.

Contoh lainnya adalah Peraturan Menteri ESDM Nomor 2 Tahun 2024 tentang Pembangkit Listrik Tenaga Surya (PLTS) Atap.

Melalui sejumlah regulasi tersebut, Wanhar berharap dunia usaha mendapatkan sedikit kepastian dalam hal harga dan investasi.

Baca juga: Pengembangan “Critical Mineral” Jadi Solusi Transisi Energi di Indonesia

Di sisi lain, Wanhar menuturkan ketergantungan Indonesia terhadap pembangkit listrik tenaga uap (PLTU) batu bara saat ini tak bisa dilepaskan dari fokus di masa lalu.

Saat ini, PLTU batu bara berkontribusi lebih dari 30 persen dari bauran energi nasional.

Hal tersebut, kata Wanhar, disebabkan karena ada tiga fokus pemerintah dalam penyediaan tenaga listrik.

Ketiga fokus tersebut adalah kecukupan listrik, keandalan, dan keterjangkauan yang bisa didapatkan dari PLTU batu bara.

“Sehingga selama ini saya boleh bilang kita terlena dengan tiga hal in. Ketika transisi dan dekarbonisasi digaungkan, kita agak terkaget-kaget,” ucap Wanhar.

Baca juga: Luhut: Transisi Energi Tergantung Konteks dan Kebutuhan Sendiri

Mari berkontribusi langsung dalam upaya mencegah dan mengatasi masalah STUNTING di Indonesia. Ikut berdonasi dengan klik Kompas.com Jernih Berbagi.

Artikel ini merupakan bagian dari Lestari KG Media, sebuah inisiatif untuk akselerasi Tujuan Pembangunan Berkelanjutan. Selengkapnya

A member of
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Hutan Kota Bantu Kurangi Risiko Kesehatan akibat Panas Ekstrem

Hutan Kota Bantu Kurangi Risiko Kesehatan akibat Panas Ekstrem

Pemerintah
Kisah Mennatullah AbdelGawad yang Integrasikan Pembangunan Berkelanjutan ke Sektor Konstruksi

Kisah Mennatullah AbdelGawad yang Integrasikan Pembangunan Berkelanjutan ke Sektor Konstruksi

Swasta
Kemiskinan Naik di Daerah Tambang, Pertumbuhan Ekonomi Hanya di Atas Kertas

Kemiskinan Naik di Daerah Tambang, Pertumbuhan Ekonomi Hanya di Atas Kertas

LSM/Figur
Ilmuwan Temukan Cara Manfaatkan Ampas Kopi untuk Beton

Ilmuwan Temukan Cara Manfaatkan Ampas Kopi untuk Beton

LSM/Figur
Cegah Kerusakan Hutan Perlu Perlindungan Sosial Berbasis Masyarakat

Cegah Kerusakan Hutan Perlu Perlindungan Sosial Berbasis Masyarakat

LSM/Figur
Kabar Baik, WMO Prediksi Lapisan Ozon Bisa Pulih Sepenuhnya

Kabar Baik, WMO Prediksi Lapisan Ozon Bisa Pulih Sepenuhnya

LSM/Figur
Adaro Masuk Daftar TIME World’s Best Companies 2024, Apa Strateginya?

Adaro Masuk Daftar TIME World’s Best Companies 2024, Apa Strateginya?

Swasta
Konvensi Panas Bumi IIGCE Berpotensi Hadirkan Investasi Rp 57,02 Triliun

Konvensi Panas Bumi IIGCE Berpotensi Hadirkan Investasi Rp 57,02 Triliun

Swasta
AI Bisa Tekan Emisi Karbon dan Tingkatkan Keuntungan Perusahaan, Bagaimana Caranya?

AI Bisa Tekan Emisi Karbon dan Tingkatkan Keuntungan Perusahaan, Bagaimana Caranya?

Swasta
Indonesia Turunkan Perusak Ozon HCFC 55 Persen Tahun 2023

Indonesia Turunkan Perusak Ozon HCFC 55 Persen Tahun 2023

Pemerintah
Masuk 500 Besar Perusahaan Terbaik Versi TIME, Intip Strategi ESG Astra

Masuk 500 Besar Perusahaan Terbaik Versi TIME, Intip Strategi ESG Astra

Swasta
Wanagama Nusantara Jadi Pusat Edukasi dan Konservasi Lingkungan di IKN

Wanagama Nusantara Jadi Pusat Edukasi dan Konservasi Lingkungan di IKN

Pemerintah
20 Perusahaan Global Paling 'Sustain' Versi Majalah TIME, Siapa 20 Teratas?

20 Perusahaan Global Paling "Sustain" Versi Majalah TIME, Siapa 20 Teratas?

Swasta
Tanpa Turunnya Emisi, Populasi Dunia Hadapi Ancaman Cuaca Ekstrem

Tanpa Turunnya Emisi, Populasi Dunia Hadapi Ancaman Cuaca Ekstrem

LSM/Figur
Kerajinan Lontar Olahan Perempuan NTT Diakui di Kancah Global

Kerajinan Lontar Olahan Perempuan NTT Diakui di Kancah Global

LSM/Figur
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Close Ads
Selamat, Kamu Pembaca Terpilih!
Nikmati gratis akses Kompas.com+ selama 3 hari.

Mengapa bergabung dengan membership Kompas.com+?

  • Baca semua berita tanpa iklan
  • Baca artikel tanpa pindah halaman
  • Akses lebih cepat
  • Akses membership dari berbagai platform
Pilihan Tepat!
Kami siap antarkan berita premium, teraktual tanpa iklan.
Masuk untuk aktivasi
atau
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau