KOMPAS.com - Ada sejumlah cara untuk mengurangi dampak lingkungan dari penerbangan, salah satunya memperlambat kecepatan pesawat. Hal tersebut diungkap berdasarkan riset dari Universitas Cambridge baru-baru ini.
Salah satu rekomendasi utama dalam riset tersebut adalah memperpanjang waktu penerbangan dengan mengurangi kecepatan pesawat sekitar 15 persen, dapat mengurangi konsumsi bahan bakar antara 5 hingga 7 persen.
Dampaknya, waktu perjalanan tentu akan bertambah. Sebagai contoh, ada perkiraan tambahan 50 menit untuk penerbangan melintasi Atlantik.
Baca juga: Jadi Penyumbang Emisi GRK Besar, Penerbangan Bakal Diatur Lebih Ketat
Agar kebijakan ini dapat diterapkan, riset dari Cambridge itu mengatakan bahwa ke depannya, pesawat juga mungkin perlu dirancang ulang untuk menyesuaikan pengurangan kecepatan tersebut.
Meski demikian, langkah ini dinilai penting untuk menurunkan emisi karbon dari industri penerbangan.
Pasalnya, saat ini, meski hanya 10 persen populasi dunia yang sering terbang, industri penerbangan sudah menyumbang sekitar 2,5 persen dari total emisi CO2 global.
Jika dampak iklim non-CO2 turut diperhitungkan, kontribusi penerbangan terhadap pemanasan global bisa mencapai 4 persen.
Riset tersebut juga menguraikan peta jalan lima tahun yang ambisius untuk mewujudkan penerbangan berkelanjutan dan mencapai net-zero emisi pada tahun 2050.
Sebab, analisis dari Universitas Cambridge menekankan bahwa kebijakan saat ini tidak cukup untuk membawa industri penerbangan menuju pencapaian target iklimnya.
“Seringkali, diskusi tentang penerbangan berkelanjutan terombang-ambing antara harapan yang terlalu optimis tentang upaya industri saat ini, dan pandangan pesimis yang menggambarkan dampak buruk lingkungan sektor ini,” ujar Direktur Eksekutif di Cambridge Institute for Sustainability Leadership, Eliot Whittington, dikutip dari Euronews, Jumat (27/9/2024).
Baca juga: Tiket Pesawat Mahal, Kemenparekraf Dorong Transportasi Laut dan Darat
Menurutnya, model "Aviation Impact Accelerator" yang dikembangkan oleh universitas ini menunjukkan bahwa meski tantangannya besar, mencapai penerbangan bebas emisi dalam skala besar adalah sesuatu yang mungkin dilakukan.
Laporan ini memberikan empat rekomendasi utama untuk mencapai penerbangan berkelanjutan:
1. Menghilangkan Jejak Kondensasi (Contrails)
Jejak kondensasi yang terbentuk oleh pesawat dapat memerangkap panas dan berkontribusi pada peningkatan suhu bumi.
Mempercepat pengembangan sistem global untuk menghindari pembentukan jejak kondensasi ini bisa mengurangi dampak iklim penerbangan hingga 40 persen.
2. Meningkatkan Efisiensi Sistem
Langkah selanjutnya adalah menerapkan kebijakan baru yang dapat membuka peluang efisiensi di seluruh sektor penerbangan.
Selain memperlambat penerbangan, mengganti pesawat dengan model yang lebih baru dan memastikan pesawat beroperasi dalam jangkauan optimalnya juga dapat berdampak.
Beberapa upaya tersebut, menurut riset, dapat memangkas konsumsi bahan bakar hingga setengahnya pada tahun 2050. Namun, efisiensi ini memerlukan dukungan kebijakan global, bukan hanya dari perusahaan individu.
Baca juga: Perdana, Pertamina Pasok Bahan Bakar Berkelanjutan untuk Pesawat Australia
3. Reformasi Kebijakan Bahan Bakar Penerbangan Berkelanjutan (SAF)
Kebijakan bahan bakar penerbangan berkelanjutan harus direformasi untuk mempercepat produksinya secara besar-besaran dan memastikan bahan bakar tersebut benar-benar ramah lingkungan.
Laporan ini menekankan pentingnya kebijakan global untuk meminimalkan dampak SAF terhadap iklim dan alam.
4. Teknologi Canggih
Rekomendasi terakhir adalah meluncurkan program demonstrasi teknologi yang ambisius untuk mempercepat penerapan teknologi canggih, seperti pesawat berbahan bakar hidrogen jarak jauh. Hidrogen tidak menghasilkan emisi CO2 saat dibakar, sehingga berpotensi mengurangi dampak penerbangan terhadap iklim.
Menurut laporan, hidrogen juga memiliki keunggulan untuk penerbangan jarak jauh karena bobot bahan bakar yang rendah, meskipun dengan berat tangki yang diperhitungkan.
Dengan peta jalan ini, Universitas Cambridge berharap dapat mendorong perubahan besar dalam industri penerbangan global, mempercepat transisi menuju penerbangan yang lebih berkelanjutan dan ramah lingkungan.
Mari berkontribusi langsung dalam upaya mencegah dan mengatasi masalah STUNTING di Indonesia. Ikut berdonasi dengan klik Kompas.com Jernih Berbagi.
Artikel ini merupakan bagian dari Lestari KG Media, sebuah inisiatif untuk akselerasi Tujuan Pembangunan Berkelanjutan. Selengkapnya