KOMPAS.com - Du Anyam, wirausaha sosial dari Indonesia Timur, merayakan satu dekade perjalanan dengan memberdayakan perempuan, meningkatkan kesejahteraan, dan melestarikan warisan budaya.
Sebagai bagian dari perayaan satu dekade ini, Perusahaan mencatat tonggak penting dengan memulai ekspor kerajinan anyaman lontar dari Kabupaten Flores Timur, Nusa Tenggara Timur (NTT) ke pasar internasional.
Seremoni pelepasan kontainer ekspor kerajinan anyaman lontar khas NTT ini digelar pada Jumat (13/9/2024), di Flores Timur, NTT.
Perusahaan terus berkomitmen memanfaatkan sumber daya alam lokal NTT, yaitu daun lontar, sebagai material utama kerajinan anyaman.
Melalui pemanfaatan material alami dan ramah lingkungan, perusahaan ini tidak hanya melestarikan tradisi menganyam, tetapi juga berperan dalam mengurangi emisi karbon dengan memanfaatkan bahan baku alami yang tumbuh di daerah setempat.
Baca juga: Peraturan Teknis Pemberdayaan Perempuan Ditarget Rampung Tahun Depan
Proses pengolahan yang dilakukan oleh para penganyam perempuan juga lebih ramah lingkungan, tanpa membutuhkan energi atau teknologi yang menghasilkan emisi tinggi.
Hal ini tidak hanya mendukung pelestarian budaya, tetapi juga membantu menjaga lingkungan dengan mengurangi emisi karbon secara berkelanjutan.
Produk-produk lontar diolah dan dianyam dengan penuh keterampilan oleh para perempuan daerah setempat, menciptakan karya yang berdampak positif bagi lingkungan dan memberdayakan komunitas lokal.
Pada tahun ke-10 perjalanannya, Perusahaan telah menetapkan arah untuk menuju masa depan dengan visi 2030 yang sejalan dengan Agenda 2030 PBB untuk Tujuan Pembangunan Berkelanjutan atau Sutainable Development Goals (SDGs).
Tahun ini, Perusahaan meluncurkan inovasi produk baru berupa koleksi suvenir kantor rendah karbon, Bhumi Binara.
Baca juga: Kerajinan Lontar Olahan Perempuan NTT Diakui di Kancah Global
Bhumi Binara menjadi koleksi pertama produk Corporate Gifts Du Anyam rendah karbon sekaligus aksi berani dalam memberikan dampak positif bagi lingkungan dan sosial yang berkelanjutan.
Koleksi ini juga merupakan persembahan eksklusif suvenir perusahaan yang selaras dengan nilai-nilai Environment, Social, and Governance (ESG), mencerminkan komitmen terhadap masa depan yang lebih hijau dan bertanggung jawab.
Ada beberapa faktor yang menjadikan koleksi terbaru Bhumi Binara ini diklaim sebagai produk rendah karbon.
Di antaranya pemilihan material berbahan ramah lingkungan dibuat dari bahan baku alami yang rendah emisi karbon dan mudah diurai, seperti daun lontar dan kulit organikdari hasil fermentasi limbah biji kopi.
Bahan baku daun lontar diperoleh dari pemasok lokal di NTT. Bahan ini memiliki sifat yang dapat terurai secara alami dan mudah didaur ulang.
Artikel ini merupakan bagian dari Lestari KG Media, sebuah inisiatif untuk akselerasi Tujuan Pembangunan Berkelanjutan. Selengkapnya