Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

1,16 Juta Hutan RI Ludes Dilalap Kebakaran, PBB Ungkap Sebabnya

Kompas.com - 04/10/2024, 16:00 WIB
Danur Lambang Pristiandaru

Penulis

KOMPAS.com - Sepanjang 2023, luas kebakaran hutan dan lahan (karhutla) di Indonesia mencapai 1,16 juta hektare. Angka tersebut lima kali lebih tinggi daripada 2022.

Temuan tersebut mengemuka dalam laporan terbaru badan PBB yang menangani kebencanaan, UN Office for Disaster Risk Reduction (UNDRR).

Dalam laporan berjudul GAR Special Report 2024 tersebut, Indonesia menjadi salah satu negara yang disorot oleh UNDRR ihwal karhutla yang sangat luas.

Baca juga: 10 Provinsi dengan Karhutla Terluas Sepanjang 2023

Data luas karhutla di Indonesia yang mengemuka dalam GAR Special Report 2024 tersebut sama dengan website Sistem Pemantau Karhutla SiPongi+ dari Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan, yakni 1,16 juta hektare.

Menurut UNDRR, setidaknya ada lima faktor utama yang menyebabkan luasnya karhutla di Indonesia sepanjang 2023.

Berikut lima penyebab utama karhutla yang terjadi di Indonesia menurut laporan UNDRR.

Baca juga: Laporan PBB: Karhutla Indonesia Capai 1,16 Juta Hektare, Kalsel Terparah

1 Perubahan iklim dan El Nino

Perubahan iklim membuat cuaca yang panas semakin panas. Hal tersebut menjadi fenomena yang ideal untuk berkembangnya api.

Selain itu, fenomena El Nino yang terjadi pada 2023 membuat cuaca kering dan panas menjadi semakin parah.

Kondisi tersebut membuat kekeringan semakin ekstrem sehingga lebih mudah memicu api penyebab kebakaran.

Combo antara perubahan iklim dan El Nino membuat situasi kebakaran menjadi sangat parah.

Baca juga: PBB: Regulasi Intervensi Karhutla Indonesia Lebih Baik dari Rusia dan AS

2 Kemiskinan di daerah pelosok

Pembakaran hutan menjadi salah satu strategi pembukaan lahan yang mudah dan murah.

Pembukaan lahan dengan cara dibakar seringkali dilakukan oleh penduduk yang terpaksa melakukannya karena diimpit kemiskinan di daerah pelosok.

Dengan cara yang mudah dan murah tersebut, mereka bisa membuka lahan pertanian untuk kemudian dimanfaatkan guna menyambung hidup.

Untuk mengatasi masalah ini, mereka harus terlebih dulu dientaskan dari garis kemiskinan.

3 Hutan yang terdegradasi

Sebagian besar karhutla yang terjadi di semak belukar dan lahan gambut yang telah terdegradasi sebelumnya.

Kondisi semak belukar dan lahan gambut atau hutan yang terdegradasi membuat kebakaran dengan cepat merambat.

Untuk itu, diperlukan restorasi kawasan hutan yang terdegradasi dengan vegetasi endemik.

Sehingga, apabila ada titik api, risiko menjadi kebakaran yang luas dan besar menjadi rendah.

Baca juga: Perubahan Iklim Sebabkan Karhutla di Mediterania Timur Makin Parah

4 Praktik tebang dan bakar

Praktik pembukaan lahan dengan cara tebang dan bakar serta pembalakan hutan juga menjadi salah satu penyebab utama karhutla di Indonesia.

Di Kalimantan, sekitar sepertiga dari total hutan telah ditebang hanya dalam kurun waktu belasan tahun.

Untuk mencegah pembalakan hutan, dibutuhkan penegakan hukum yang ketat agar berbagai dampak negatifnya bisa ditangkal.

5 Faktor ekonomi sosial

Berbagai faktor sosial-ekonomi yang ada di Indonesia saat ini juga mempunyai peran terhadap karhutla.

UNDRR menyampaikan, salah satu fakor sosial-ekonomi untuk perkebunan, seperti ekspansi perkebunan kelapa sawit.

Meski sudah ada berbagai peraturan, pembukaan hutan dengan cara dibakar untuk perkebunan dan alih fungsi lain masih terjadi.

Baca juga: Karhutla di Jateng Capai 183 Hektare Enam Bulan Terakhir

Mari berkontribusi langsung dalam upaya mencegah dan mengatasi masalah STUNTING di Indonesia. Ikut berdonasi dengan klik Kompas.com Jernih Berbagi.

Artikel ini merupakan bagian dari Lestari KG Media, sebuah inisiatif untuk akselerasi Tujuan Pembangunan Berkelanjutan. Selengkapnya

A member of


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau