KOMPAS.com - Pusat Riset Tanaman Pangan Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) tengah mengembangkan varietas jagung yang mampu beradaptasi terhadap perubahan iklim serta tahan terhadap hama penyakit.
Pengembangan tersebut dilakukan melalui kerja sama dengan PT Conterva Agriscience Seeds Indonesia, Fakultas Pertanian Universitas Hasanudin, dan Universitas Udayana (UNUD) khususnya Fakultas Pertanian Program Lahan Kering.
Peneliti Ahli Utama Tanaman Pangan BRIN I Gusti Komang Dana Arsana menyampaikan, sampai saat sudah ditemukan sekitar 10 jenis varietas jagung hibrida baru.
Baca juga: Dosen Unila Tambah Kandungan Gizi Jagung Lewat Biofortifikasi
Jagung hibrida dihasilkan dari persilangan antara dua atau lebih varietas jagung yang berbeda.
Tujuan dari pengembangan jagung hibrida untuk meningkatkan sifat-sifat tertentu seperti hasil panen, ketahanan terhadap hama dan penyakit, serta adaptasi terhadap berbagai kondisi lingkungan.
Dari berbagai varietas tersebut, beberapa di antaranya diuji potensi hasilnya di beberapa kabupaten.
Periset dari Pusat Riset Tanaman Pangan BRIN Roy Efendi menyampaikan, dia tengah menguji beberapa varietas jagung di 10 lokasi, salah satunya di Bali.
Baca juga: Patogen Tular Tanah Jadi Masalah bagi Jagung, Bisa Pengaruhi Ketahanan Pangan
"Pengujian di Bali menggunakan delapan jenis hibrida, bertujuan untuk melepas jagung hibrida yang toleran tahan penyakit bulai dan adaptif di dataran tinggi mapun lahan kering," ungkap Roy, dikutip dari situs web BRIN, Senin (7/10/2024).
Roy juga menambahkan, beberapa calon varietas terdeteksi menunjukkan hasil yang baik.
Dia menuturkan, ada dua kandidat varietas yang menghasilkan tongkol besar dan rendemen tinggi.
Dia berharap, varietas yang dikembangkan tersebut dapat bersaing dengan varietas multinasional yang ada di Indonesia.
Baca juga: Selain Padi dan Jagung, Krisis Iklim Kini Mengancam Gula
"Ini merupakan salah satu calon varietas terbaik yang kami dapatkan, semoga bisa menjadi varietas unggul BRIN dan segera dapat dikembangkan di seluruh Indonesia," ucap Roy.
Pengembangan varietas jagung yang mampu beradaptasi terhadap perubahan iklim serta tahan terhadap hama penyakit dinilai penting.
Sebab jagung memiliki peran strategis dalam mendukung kebutuhan ketahanan pangan nasional serta membantu menopang pengembangan agribisnis.
Jagung juga merupakan tanaman pangan yang efisien dalam penggunaan air.
Sawah bekas penanaman padi bisa dimanfaatkan sebagai lahan untuk ditanamani jagung.
Baca juga: Ubah Limbah Tongkol Jagung Jadi Energi, Pabrik Biogas Dibangun di Lombok
Mari berkontribusi langsung dalam upaya mencegah dan mengatasi masalah STUNTING di Indonesia. Ikut berdonasi dengan klik Kompas.com Jernih Berbagi.Artikel ini merupakan bagian dari Lestari KG Media, sebuah inisiatif untuk akselerasi Tujuan Pembangunan Berkelanjutan. Selengkapnya