KOMPAS.com - Prevalensi kekerasan terhadap anak sepanjang 2023 lebih tinggi dibandingkan pada 2021.
Temuan tersebut mengemuka dari hasil Survei Nasional Pengalaman Hidup Anak dan Remaja (SNPHAR) 2024 yang diluncurkan Kementerian Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (PPPA).
Deputi Bidang Perlindungan Khusus Anak Kementerian PPPA Nahar mengatakan, sekitar 50,78 persen anak usia 13-17 tahun pernah mengalami kekerasan di sepanjang hidupnya.
Baca juga: Tanoto Foundation Ungkap Urgennya Peran Pendidikan Anak Usia Dini
"Dalam satu tahun terakhir, terdapat 7,6 juta anak mengalami kekerasan," kata Nahar di Jakarta, Senin (8/10/2024), sebagaimana dilansir Antara.
Jenis kekerasan yang disurvei dalam SNPHAR 2024 adalah kekerasan fisik, kekerasan emosional, dan kekerasan seksual terhadap anak di Indonesia.
"Kekerasan emosional tercatat menjadi jenis kekerasan paling tinggi yang terjadi pada anak," katanya.
Survei SNPHAR 2024 dilakukan di lima wilayah yakni Sumatera, Jawa, Bali, Kalimantan, dan Bali.
Baca juga: Pesan Jaga Lingkungan untuk Para Anak Muda
Respondennya meliputi anak laki-laki dan anak perempuan usia 13 - 17 tahun, serta laki-laki dan perempuan usia 18 - 24 tahun
Prevalensi kekerasan fisik pada anak laki-laki usia 13-17 tahun sepanjang hidup berkisar 13,91 persen pada data SNPHAR 2021, naik menjadi 21,22 persen pada 2024.
Sedangkan kekerasan fisik yang dialami anak perempuan sepanjang hidup pada 2021 sebesar 10,49 persen, naik menjadi 15,56 persen pada 2024.
Baca juga: Hampir Seperempat Kasus TBC di Solo Terjadi pada Anak
Prevalensi kekerasan seksual pada anak laki-laki usia 13-17 tahun sepanjang hidup 3,65 persen pada 2021, naik menjadi 8,34 persen pada 2024.
Sementara prevalensi kekerasan seksual pada anak perempuan dengan usia yang sama sepanjang hidup pada 2021 berkisar 8,43 persen, naik tipis menjadi 8,82 persen pada 2024.
Kekerasan emosional pada anak laki-laki tercatat 32,06 persen pada SNPHAR periode 2021, dan naik menjadi 43,17 persen pada 2024.
Sedangkan pada anak perempuan, tercatat ada 42,61 persen yang mengalami kekerasan emosional pada periode 2021, naik menjadi 47,82 persen di 2024.
Baca juga: Scholas Occurrentes: Anak Muda Jadi Harapan Selamatkan Dunia
Mari berkontribusi langsung dalam upaya mencegah dan mengatasi masalah STUNTING di Indonesia. Ikut berdonasi dengan klik Kompas.com Jernih Berbagi.Artikel ini merupakan bagian dari Lestari KG Media, sebuah inisiatif untuk akselerasi Tujuan Pembangunan Berkelanjutan. Selengkapnya