KOMPAS.com – Membangun infrastuktur yang tangguh, meningkatkan industri inklusif dan berkelanjutan, serta mendorong inovasi merupakan Tujuan Pembangunan Berkelanjutan atau Sustainable Development Goals (SDGs) Poin 9.
Seiring dengan itu, SDGs Poin 8, yakni pekerjaan layak dan pertumbuhan ekonomi, pun akan tercapai.
Tujuan tersebut secara konsisten diupayakan seluruh pihak, mulai dari pemerintah hingga sektor swasta.
Salah satu upaya untuk mendorong pencapaian tujuan itu adalah menggenjot produksi dalam negeri lewat peningkatan tingkat kandungan dalam negeri (TKDN) dalam suatu produk.
Hal itu pula yang dilakukan produsen peralatan elektronik Midea. Pada 2025, Midea berkomitmen untuk menggenjot minimal 25 persen TKDN pada produk unggulannya, yakni air conditioner (AC).
Untuk itu, perusahaan tersebut membangun pabrik AC di Cikarang, Kabupaten Bekasi, Jawa Barat.
Baca juga: Pengertian Transisi Energi Berkeadilan dan Strateginya
Head of Sales Residential Air Conditioner Midea Electronics Indonesia Agusdin Lung mengatakan pemenuhan TKDN minimal 25 persen pada 2025 merupakan upaya perusahaan untuk mendukung program Bangga Buatan Indonesia sesuai Instruksi Presiden Nomor 2 Tahun 2022.
Agusdin merinci, pabrik AC Midea dibangun di atas tanah seluas 51.405 meter persegi dengan total bangunan seluas 40.000 meter persegi. Sebagai investasi awal, kami menyiapkan dana Rp 650 miliar.
“Pada Juli 2024, kami sudah mulai memproduksi AC residential secara bertahap. Midea akan memproduksi AC secara penuh pada pengujung 2024,” ujar Agusdin dalam keterangan tertulis yang diterima Kompas.com, Selasa (8/10/2024).
Kementerian Perindustrian (Kemenperin) menyebut bahwa prospek industri AC Tanah Air terbilang menjanjikan. Hal ini didukung oleh kebutuhan AC yang tinggi di pasar dalam negeri.
Baca juga: BRIN Kembangkan Varietas Jagung Tahan Hama dan Perubahan Iklim
Direktur Jenderal Industri Logam, Mesin, Alat Transportasi dan Elektronika (ILMATE) Kemenperin Taufiek Bawazier mengatakan, kebutuhan AC di Indonesia mencapai 2 juta unit di tiap tahun.
“Angka ini pun terus meningkat setiap tahun. Hal ini disebabkan suhu udara Indonesia yang semakin panas,” ucap Taufiek seperti diberitakan Kontan, Jumat (2/12/2022).
Sementara, menurut riset yang dilakukan Katadata pada Februari 2023, mayoritas masyarakat Indonesia memiliki beragam pertimbangan dalam memilih AC.
Sebanyak 65,4 persen responden mempertimbangkan kualitas yang lebih baik, 60,5 persen mempertimbangkan produk dengan harga terjangkau, 47,2 persen mempertimbangkan reputasi merek tepercaya, dan 44,8 persen mempertimbangkan produk hemat listrik.
Berkaca dari survei itu, Agusdin optimistis bahwa kehadiran pabrik di Cikarang dapat memenuhi kebutuhan masyarakat terhadap produk berkualitas yang ramah energi.
“Lebih dari itu, pabrik ini juga diharapkan dapat mendorong produksi dalam negeri serta membuka lapangan kerja,” imbuhnya.
Mari berkontribusi langsung dalam upaya mencegah dan mengatasi masalah STUNTING di Indonesia. Ikut berdonasi dengan klik Kompas.com Jernih Berbagi.Artikel ini merupakan bagian dari Lestari KG Media, sebuah inisiatif untuk akselerasi Tujuan Pembangunan Berkelanjutan. Selengkapnya