Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Indeks Risiko Perpindahan akibat Iklim Diluncurkan di Indonesia

Kompas.com - 16/10/2024, 13:19 WIB
Faqihah Muharroroh Itsnaini,
Bambang P. Jatmiko

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com – Pemerintah Republik Indonesia, Uni Eropa, dan Organisasi Internasional untuk Migrasi (International Organization for Migration/IOM) meluncurkan Indeks Risiko Perpindahan Akibat Iklim (Risk Index for Climate Displacement/RICD).

RCID disusun bersama dengan beberapa pihak pendukung seperti Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB), Universitas Indonesia, dan Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN).

Kepala Misi IOM Indonesia, Jeffrey Labovitz mengatakan, alat ini dirancang untuk memberikan pandangan ke depan guna mengantisipasi, mengurangi, dan merespons pengungsian akibat iklim.

Baca juga:

“Dengan menggunakan metodologi kreasi bersama, RICD memanfaatkan beragam keahlian untuk membangun model data komprehensif yang bertujuan untuk meningkatkan kapasitas Indonesia dalam memprediksi, mengurangi, dan menanggapi risiko pengungsian yang disebabkan oleh perubahan iklim,” ujar Jeffrey saat peluncuran di Jakarta, Rabu (16/10/2024).

Menurutnya, keterlibatan kolektif ini penting untuk memperkuat kemampuan dalam mengantisipasi, mengurangi, dan menanggapi tantangan akibat perubahan iklim, secara efektif.

“Yang pada akhirnya dapat mengurangi dampak terhadap populasi yang rentan,” imbuh dia.

Sebagai informasi, pada tahun 2023, di Asia dan Pasifik terdapat 12,6 juta pengungsian internal yang disebabkan oleh bencana, yang mewakili 41 persen dari total pengungsian internal secara global.

Proyeksi menunjukkan bahwa pada tahun 2050, akan ada 48,4 juta orang di Asia Timur dan Pasifik yang mengungsi karena bahaya yang terjadi secara perlahan, yang sebagian besar terkait dengan perubahan lingkungan.

Dalam menghadapi tren yang terus berkembang ini, data dan bukti yang andal sangat penting untuk meminimalkan pengungsian dan risiko terkait.

“RICD akan mendukung pembuatan kebinakan yang terinformasi dan akan memandu respons operasional untuk meningkatkan ketahanan serta melindungi masyarakat yang rentan,” ujarnya.

Baca juga:

Kerja sama Eropa dan Indonesia

Komisioner Eropa untuk Manajemen Krisis, Janez Lenarcic mengatakan bahwa Uni Eropa ingin mendukung mengatasi peningkatan ancaman perpindahan penduduk akibat perubahan iklim.

“Proyek ini akan memperkuat kemampuan kita untuk memprediksi dan mengurangi risiko perpindahan penduduk, memastikan bahwa masyarakat di Indonesia lebih siap dan terlindungi dalam menghadapi perubahan iklim,” kata dia.

RICD beroperasi pada dua tingkat untuk memberikan pemahaman tentang dinamika perpindahan.

RICD meneliti faktor-faktor pendorong perpindahan, termasuk faktor-faktor mendasar seperti kondisi ekonomi, politik, budaya, dan demografi yang menciptakan kondisi untuk migrasi terkait iklim.

RICD juga berfokus pada pemicu perpindahan—katalisator langsung yang memaksa orang meninggalkan rumah mereka, seperti hilangnya mata pencaharian, kerawanan pangan atau air, atau hilangnya lahan yang layak huni.

Baca juga: Perubahan Iklim Segera Masuk Kurikulum Pendidikan Indonesia

Kepala Pusat Data, Informasi, dan Komunikasi, BNPB, Abdul Muhari menilai inisiatif ini sejalan dengan prioritas nasional Indonesia, dalam kesiapsiagaan bencana, pengurangan risiko, dan ketahanan iklim.

“RICD akan memberikan data dan wawasan yang dibutuhkan untuk mengantisipasi dan menanggapi pengungsian akibat iklim dengan lebih baik, memperkuat kesiapsiagaan kita, dan melindungi masyarakat yang rentan,” ujar Muhari.

Mari berkontribusi langsung dalam upaya mencegah dan mengatasi masalah STUNTING di Indonesia. Ikut berdonasi dengan klik Kompas.com Jernih Berbagi.

Artikel ini merupakan bagian dari Lestari KG Media, sebuah inisiatif untuk akselerasi Tujuan Pembangunan Berkelanjutan. Selengkapnya

A member of
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Bakti BCA di Labuan Bajo Jangkau 550 Pasien Mata dan Beri Edukasi ke Siswa Setempat

Bakti BCA di Labuan Bajo Jangkau 550 Pasien Mata dan Beri Edukasi ke Siswa Setempat

Swasta
 Uni Eropa Beri Dana 1 Juta Euro untuk Susun Indeks Pengungsian Akibat Iklim di Indonesia

Uni Eropa Beri Dana 1 Juta Euro untuk Susun Indeks Pengungsian Akibat Iklim di Indonesia

Pemerintah
Mamberamo Foja di Papua Ditetapkan Jadi Taman Nasional

Mamberamo Foja di Papua Ditetapkan Jadi Taman Nasional

Pemerintah
Indeks Risiko Perpindahan akibat Iklim Diluncurkan di Indonesia

Indeks Risiko Perpindahan akibat Iklim Diluncurkan di Indonesia

Pemerintah
Mayoritas Negara Belum Ajukan Rencana Pelestarian Jelang KTT Keanekaragaman Hayati COP16

Mayoritas Negara Belum Ajukan Rencana Pelestarian Jelang KTT Keanekaragaman Hayati COP16

Pemerintah
Forward7 dan Sistema.bio Hadirkan Teknologi Biogas Modern bagi Pemilik Peternakan Kecil di Nepal dan Indonesia

Forward7 dan Sistema.bio Hadirkan Teknologi Biogas Modern bagi Pemilik Peternakan Kecil di Nepal dan Indonesia

Swasta
Pemerintah Lakukan Perencanaan Ruang Laut untuk Pengelolaan Lestari

Pemerintah Lakukan Perencanaan Ruang Laut untuk Pengelolaan Lestari

Pemerintah
Pertumbuhan Energi Surya Indonesia Lambat, Pemerintah Perlu Ambisius

Pertumbuhan Energi Surya Indonesia Lambat, Pemerintah Perlu Ambisius

LSM/Figur
Begini Contoh Praktik Baik Masjid Ramah Lingkungan Menurut BRIN

Begini Contoh Praktik Baik Masjid Ramah Lingkungan Menurut BRIN

LSM/Figur
Emisi Gas Rumah Kaca Dunia 420 ppm, Lampaui Batas Kesepakatan

Emisi Gas Rumah Kaca Dunia 420 ppm, Lampaui Batas Kesepakatan

Pemerintah
Industri Nikel Nasional Diminta untuk Sukarela Diaudit Tata Kelolanya

Industri Nikel Nasional Diminta untuk Sukarela Diaudit Tata Kelolanya

Pemerintah
Kemenkes: Polusi Udara Faktor Resiko Kematian ke-5 di Indonesia

Kemenkes: Polusi Udara Faktor Resiko Kematian ke-5 di Indonesia

Pemerintah
BMKG: BBM Kualitas Rendah Jadi Penyebab Utama Buruknya Kualitas Udara

BMKG: BBM Kualitas Rendah Jadi Penyebab Utama Buruknya Kualitas Udara

Pemerintah
Warga Mojosongo Datangi Balai Kota Solo, Keluhkan Limbah PLTSa Putri Cempo

Warga Mojosongo Datangi Balai Kota Solo, Keluhkan Limbah PLTSa Putri Cempo

LSM/Figur
Studi: Negara-negara di Asia Terapkan Sustainable Finance yang Berbeda-beda

Studi: Negara-negara di Asia Terapkan Sustainable Finance yang Berbeda-beda

Pemerintah
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Close Ads
Selamat, Kamu Pembaca Terpilih!
Nikmati gratis akses Kompas.com+ selama 3 hari.

Mengapa bergabung dengan membership Kompas.com+?

  • Baca semua berita tanpa iklan
  • Baca artikel tanpa pindah halaman
  • Akses lebih cepat
  • Akses membership dari berbagai platform
Pilihan Tepat!
Kami siap antarkan berita premium, teraktual tanpa iklan.
Masuk untuk aktivasi
atau
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau