Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

UNICEF: Pendidikan Anak Usia Dini Jadi Momen Emas bagi Pertumbuhan Anak

Kompas.com - 19/10/2024, 09:32 WIB
Faqihah Muharroroh Itsnaini,
Bambang P. Jatmiko

Tim Redaksi

 

JAKARTA, KOMPAS.com - UNICEF Indonesia Country Representative, Maniza Zaman, menegaskan pentingnya perkembangan anak usia dini dan perlunya mereka memperoleh layanan pendidikan anak usia dini (PAUD).

Masa awal tumbuh kembang anak, kata dia, menjadi periode penting dalam kehidupan. Bukan hanya pada anak, krusialnya fase tersebut juga berdampak bagi generasi suatu bangsa.

“Satu tahun pembelajaran pra-sekolah benar-benar menjadi landasan untuk numerasi, literasi, dan pembentukan karakter. Manfaatnya luar biasa,” kata Maniza dalam program “Unlocking Potential” yang diselenggarakan Tanoto Foundation, dikutip Jumat (18/10/2024).

Baca juga: Kesenjangan Gender di Sektor Pendidikan STEM Masih Tinggi

Dalam riset yang disampaikan Maniza, bayi memiliki ukuran otak seperempat dari ukuran otak orang dewasa. Ukuran otak tersebut berlipat ganda saat mereka berusia satu tahun.

Ia menjelaskan bahwa otak bayi sanggup melakukan satu juta koneksi baru setiap detik. Seribu hari pertama seorang anak menjadi peluang emas untuk tumbuh kembangnya.

Pada usia lima tahun, perkembangan otak seorang anak telah mencapai 90 persen. Pada usia ini, sesuai hasil penelitian, seorang anak yang mengikuti PAUD akan berprestasi lebih baik di sekolah, lebih percaya diri, bahkan kelak menjadi warga negara yang produktif.

Sebaliknya, ketika tidak ikut PAUD, hasil belajar anak tersebut akan cenderung buruk dan berpotensi putus sekolah.

“Tahun-tahun awal ini penting untuk memaksimalkan potensi anak. Ini saat yang tepat untuk melakukan investasi pada anak usia dini. Bayangkan apa yang diperoleh Indonesia jika investasi itu dimulai dan untuk masa depan," tutur dia. 

Baca juga: Stroberi Accessories dan Nyata Foundation Dukung Pendidikan di Pedalaman Indonesia

Investasi PAUD

Menurutnya, investasi terhadap PAUD sangat krusial bagi negara sebesar Indonesia. Dalam hitung-hitungan ekonomi, setiap Rp 1 yang diinvestasikan ke pengembangan PAUD akan menghasilkan keuntungan empat kali lipat.

“Ini investasi yang menguntungkan,” ujar Maniza dalam pernyataannya, Jumat (18/10/2024). 

Menurutnya, tahun-tahun pertama kehidupan akan membentuk masa depan anak dan masyarakat sebuah generasi.

Baca juga: Kemendikbudristek Rilis Panduan Pendidikan Perubahan Iklim

"Periode ini menentukan apa yang terjadi pada manusia di kemudian hari, termasuk dalam pendidikan, penyerapan lapangan kerja, dan kapasitas produktifnya,” terangnya. 

Apalagi, kata dia, Indonesia tengah menyerukan cita-cita mencapai “Indonesia Emas 2045”. Pada 20 tahun yang akan datang, populasi Indonesia diprediksi mencapai 380 juta jiwa.

Sekitar 60 persen dari jumlah tersebut adalah usia produktif. Jika mampu mengoptimalkan kondisi ini, Indonesia akan memperoleh bonus demografi.

“Itu artinya kita harus bersiap dari sekarang. Tenaga kerja masa depan dilahirkan saat ini atau akan segera dilahirkan. Timing menjadi penting jika Indonesia ingin menghasilkan bonus demografi,” ujarnya.

Baca juga: Denmark, Integrasi, dan Pendidikan Lingkungan di Indonesia

Oleh karena itu, ia menegaskan, Indonesia yang hendak menyambut Indonesia Emas 2045 harus menaruh perhatian pada PAUD.

"Semua pemangku kepentingan harus berkolaborasi dan memberi dukungan," pungkasnya. 

Mari berkontribusi langsung dalam upaya mencegah dan mengatasi masalah STUNTING di Indonesia. Ikut berdonasi dengan klik Kompas.com Jernih Berbagi.

Artikel ini merupakan bagian dari Lestari KG Media, sebuah inisiatif untuk akselerasi Tujuan Pembangunan Berkelanjutan. Selengkapnya

A member of


Terkini Lainnya
KLH Cabut Izin PT Daeri Rima Mineral karena Berpotensi Rusak Lingkungan
KLH Cabut Izin PT Daeri Rima Mineral karena Berpotensi Rusak Lingkungan
Pemerintah
Ikan Badut Selamatkan Diri dari Gelombang Panas dengan Menciut
Ikan Badut Selamatkan Diri dari Gelombang Panas dengan Menciut
Pemerintah
KKP Dorong Penataan Ruang Laut Demi Keberlanjutan Ekosistem
KKP Dorong Penataan Ruang Laut Demi Keberlanjutan Ekosistem
Pemerintah
Bahlil Minta Kontraktor Migas Ikut Garap Fasilitas Penangkap Karbon
Bahlil Minta Kontraktor Migas Ikut Garap Fasilitas Penangkap Karbon
Pemerintah
Selesai Rehabilitasi, 5 Orangutan Dilepasliarkan di Hutan Kalimantan Tengah
Selesai Rehabilitasi, 5 Orangutan Dilepasliarkan di Hutan Kalimantan Tengah
Pemerintah
Menteri LH Minta Stop Impor Plastik 'Virgin', Perluas Tanggung Jawab Produsen
Menteri LH Minta Stop Impor Plastik "Virgin", Perluas Tanggung Jawab Produsen
Pemerintah
4 Juta Hektare Area Riau Berubah Jadi Lahan Sawit, Ancam Biodiversitas
4 Juta Hektare Area Riau Berubah Jadi Lahan Sawit, Ancam Biodiversitas
Pemerintah
Anggrek Baru Ditemukan di Kalimantan, Bukti Besarnya Potensi Hutan
Anggrek Baru Ditemukan di Kalimantan, Bukti Besarnya Potensi Hutan
Pemerintah
DLH Jakarta Minta Warga Tak Buang Limbah Hewan Kurban Sembarangan
DLH Jakarta Minta Warga Tak Buang Limbah Hewan Kurban Sembarangan
Pemerintah
Mengoptimalkan Panas Bumi untuk Akselerasi Energi Terbarukan
Mengoptimalkan Panas Bumi untuk Akselerasi Energi Terbarukan
Pemerintah
Jurus KLH Atasi Polusi Udara Jabodetabek di Tengah Musim Kemarau
Jurus KLH Atasi Polusi Udara Jabodetabek di Tengah Musim Kemarau
Pemerintah
Dukung Swasembada, Pupuk Indonesia Perkuat Kolaborasi Sektor Energi Rendah Karbon
Dukung Swasembada, Pupuk Indonesia Perkuat Kolaborasi Sektor Energi Rendah Karbon
BUMN
Wujudkan Swasembada, Pupuk Indonesia Perkuat Kolaborasi Sektor Energi Rendah Karbon
Wujudkan Swasembada, Pupuk Indonesia Perkuat Kolaborasi Sektor Energi Rendah Karbon
BUMN
Mengapa Lamun Penting untuk Tangkal Perubahan Iklim?
Mengapa Lamun Penting untuk Tangkal Perubahan Iklim?
LSM/Figur
Ilmuwan Ungkap, Hidrogen Tersembunyi Bisa Pasok Energi 170.000 Tahun
Ilmuwan Ungkap, Hidrogen Tersembunyi Bisa Pasok Energi 170.000 Tahun
LSM/Figur
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar di Artikel Lainnya
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau