KOMPAS.com - Data terbaru dari Organisasi nirlaba internasional CDP mengungkapkan bahwa terdapat peningkatan perusahaan dalam pengungkapan (disclosures) data keanekaragaman hayati.
Hal tersebut terjadi sejak penerapan Kerangka Kerja Keanekaragaman Hayati Global (GBF) pada tahun 2022.
Pengungkapan keanekaragaman hayati merupakan serangkaian tindakan perusahaan yang diperiksa atau diukur apakah telah memberikan dampak positif pada keberlanjutan keanekaragaman hayati.
CDP sendiri mengumpulkan data tentang proses organisasi dalam mengidentifikasi, menilai, dan mengelola ketergantungan, dampak, dan risiko keanekaragaman hayati melalui kuesioner.
Baca juga:
Hasilnya, laporan CDP menemukan adanya peningkatan perusahaan sebanyak 43 persen yang mengungkapkan data keanekaragaman hayati, bersamaan dengan peningkatan 23 persen dalam pelaporan data air, dan peningkatan 10 persen dalam pengungkapan hutan.
Pengelolaan air tawar juga mengalami kemajuan, dengan peningkatan 24 persen dalam jumlah perusahaan yang mengevaluasi ketergantungan mereka terhadap air.
Temuan ini, seperti dikutip dari ESG News, Sabtu (26/10/2024) menunjukkan bahwa transparansi perusahaan terhadap pengungkapan keanekaragaman hayati semakin diminati.
"Alam mendukung seluruh perekonomian kita, jadi setiap bisnis harus memahami bagaimana mereka bergantung padanya," ungkap Sherry Madera, CEO di CDP.
"Data kami menunjukkan semakin banyak perusahaan yang menyadari hal tersebut. Data yang kuat merupakan kunci untuk mencapai target 2030 dan mendorong perubahan di seluruh perekonomian," paparnya lagi.
Meskipun ada perkembangan positif ini, masih ada kesenjangan yang signifikan.
Baca juga:
Data CDP mengungkapkan bahwa kurang dari 10 persen perusahaan menilai ketergantungan mereka pada keanekaragaman hayati, meskipun perkiraan global menunjukkan hilangnya keanekaragaman hayati dapat merugikan ekonomi antara $4 triliun dan $20 triliun setiap tahunnya.
Selain itu, hanya sebagian kecil perusahaan yang telah menangani risiko keuangan yang terkait dengan alam.
Kendati demikian minat investor untuk berinvestasi dalam solusi keanekaragaman hayati meningkat.
Di COP16, sebanyak 11 investor institusional besar Prancis meluncur dana baru senilai €100 juta untuk berinvestasi dalam solusi keanekaragaman hayati.
Mari berkontribusi langsung dalam upaya mencegah dan mengatasi masalah STUNTING di Indonesia. Ikut berdonasi dengan klik Kompas.com Jernih Berbagi.Artikel ini merupakan bagian dari Lestari KG Media, sebuah inisiatif untuk akselerasi Tujuan Pembangunan Berkelanjutan. Selengkapnya