Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 13/11/2024, 09:00 WIB
Danur Lambang Pristiandaru

Penulis

KOMPAS.com - Sekretaris Jenderal Antonio Guterres mendesak para pemimpin dunia untuk menebus segala dosa-dosa perubahan iklim untuk mencegah bencana kemanusiaan.

Guterres menegaskan, waktu yang tersisa hampir habis untuk membatasi kenaikan suhu global yang semakin naik.

Hal tersebut disampaikan Guterres pada hari kedua KTT Iklim COP29 di Baku, Azerbaijan, Selasa (12/11/2024).

Baca juga: Aruki: Agenda Indonesia dalam COP29 Jauh dari Keadilan Iklim

Akan tetapi, ketika Guterres berpidato, banyak kepala pemerintahan yang tidak hadir, sebagaimana dilansir Reuters.

"Mengenai keuangan iklim, dunia harus menebusnya, atau umat manusia akan membayar harganya," kata Guterres dalam pidatonya.

"Suara yang Anda dengar adalah jam yang berdetak. Kita sedang dalam hitungan mundur terakhir untuk membatasi kenaikan suhu global hingga 1,5 derajat celsius dan waktu tidak berpihak pada kita," tutur Guterres.

Di sisi lain, badan pemantau perubahan iklim bentukan Uni Eropa, Copernicus Climate Change Services (C3S), memprediksi 2024 menjadi tahun terpanas yang pernah tercatat.

Baca juga: Hari Pertama COP29, Negara-negara Sepakati Aturan Bursa Karbon Internasional

Para ilmuwan mengatakan, bukti menunjukkan pemanasan global dan dampaknya berlangsung lebih cepat dari yang diperkirakan.

Apabila ambang batas tersebut terlampaui, Bumi berisiko mengalami perubahan iklim yang ekstrem dan tidak dapat dipulihkan.

Saat COP29 dimulai, kebakaran hutan yang tidak biasa melanda pantai timur AS yang memicu peringatan kualitas udara untuk New York.

Di Spanyol, para penyintas mulai berdamai dengan banjir terburuk dalam sejarah modern negara itu dan pemerintah Spanyol telah mengumumkan miliaran euro untuk rekonstruksi.

Baca juga: Hadiri COP29, Delegasi Indonesia Promosikan Nuklir hingga Penangkap Karbon

Pada konferensi pers hari Selasa, sejumlah pejabat COP29 berusaha untuk memfokuskan kembali perhatian pada tujuan utama KTT tersebut.

Tujuan utamanya yakni menyetujui kesepakatan hingga 1 triliun dollar AS dalam pendanaan iklim tahunan untuk negara-negara berkembang.

"Memungkinkan setiap negara untuk mengambil tindakan iklim yang kuat adalah 100 persen demi kepentingan semua negara. Mengapa? Karena krisis iklim dengan cepat menjadi pembunuh ekonomi," kata Simon Stiell, Kepala badan iklim UNFCCC yang memfasilitasi KTT tersebut.

Baca juga: Banyak Pemimpin Dunia Absen KTT Iklim COP29, Ini Daftarnya

Mari berkontribusi langsung dalam upaya mencegah dan mengatasi masalah STUNTING di Indonesia. Ikut berdonasi dengan klik Kompas.com Jernih Berbagi.

Artikel ini merupakan bagian dari Lestari KG Media, sebuah inisiatif untuk akselerasi Tujuan Pembangunan Berkelanjutan. Selengkapnya

A member of


Terkini Lainnya

COP29: Emisi GRK Dunia Terus Naik dari Tahun ke Tahun

COP29: Emisi GRK Dunia Terus Naik dari Tahun ke Tahun

LSM/Figur
Dukung Pariwisata Berkelanjutan, Tiket.com Sediakan Fitur Tiket 'Green'

Dukung Pariwisata Berkelanjutan, Tiket.com Sediakan Fitur Tiket "Green"

Pemerintah
Violet Sun System Fasilitasi Perusahaan Italia Investasi PLTS di Kupang NTT

Violet Sun System Fasilitasi Perusahaan Italia Investasi PLTS di Kupang NTT

Swasta
Serba-serbi COP29: Tempat, Waktu, dan Agenda Utama

Serba-serbi COP29: Tempat, Waktu, dan Agenda Utama

LSM/Figur
Dorong Inklusi Keuangan dan Kesetaraan Gender bagi Pelaku UMKM, Kumpul Executive Lab Forum 2024 Digelar

Dorong Inklusi Keuangan dan Kesetaraan Gender bagi Pelaku UMKM, Kumpul Executive Lab Forum 2024 Digelar

Swasta
ADB Tingkatkan Pinjaman untuk Iklim Sebesar 7,2 Miliar Dollar AS

ADB Tingkatkan Pinjaman untuk Iklim Sebesar 7,2 Miliar Dollar AS

Swasta
Penggurunan Lahan: Pengertian, Penyebab, dan Dampaknya

Penggurunan Lahan: Pengertian, Penyebab, dan Dampaknya

Pemerintah
Big Tech Beralih ke Energi Nuklir untuk Penuhi Teknologi AI

Big Tech Beralih ke Energi Nuklir untuk Penuhi Teknologi AI

Swasta
Pembiayaan Aksi Iklim Harus Dipandang sebagai Investasi

Pembiayaan Aksi Iklim Harus Dipandang sebagai Investasi

LSM/Figur
LinkedIn: Setengah Pekerjaan Ekonomi Hijau Tak Terisi Pada 2050

LinkedIn: Setengah Pekerjaan Ekonomi Hijau Tak Terisi Pada 2050

Pemerintah
Cuaca Ekstrem Sebabkan Kerugian 2 Triliun Dollar AS Selama Dekade Terakhir

Cuaca Ekstrem Sebabkan Kerugian 2 Triliun Dollar AS Selama Dekade Terakhir

Pemerintah
The Star Summit 2024: Dukungan Penting Mempertahankan Talenta Perempuan di Tempat Kerja

The Star Summit 2024: Dukungan Penting Mempertahankan Talenta Perempuan di Tempat Kerja

Swasta
Rabu Biru Foundation: Indonesia Hadapi Tantangan Besar Bidang Kesehatan

Rabu Biru Foundation: Indonesia Hadapi Tantangan Besar Bidang Kesehatan

LSM/Figur
Microsoft Bikin Pusat Data dari Kayu untuk Atasi Jejak Karbon Teknologi

Microsoft Bikin Pusat Data dari Kayu untuk Atasi Jejak Karbon Teknologi

Pemerintah
Percepat Eliminasi TBC 2025, Menkes Targetkan 1 Juta Temuan Kasus

Percepat Eliminasi TBC 2025, Menkes Targetkan 1 Juta Temuan Kasus

Pemerintah
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau