KOMPAS.com - Mempertahankan kehadiran perempuan dalam dunia kerja bukan hanya sekedar idealisme atau impian melainkan sebuah realitas yang bisa dicapai. Hal ini ditegaskan Ong Jee Lian, Chief Environmental, Social and Governance (ESG) Officer Gamuda Berhad Group.
Meskipun dikenal sebagai perusahaan teknik yang identik dengan lingkungan kerja didominasi laki-laki, Gamuda Berhad berhasil menerapkan strategi untuk mempertahankan talenta perempuan.
"Di tingkat dewan direksi saat ini, kami selalu melampaui 40 persen representasi perempuan. Faktanya, saat ini angkanya mencapai 54 persen," ungkap Ong dalam diskusi panel bertajuk "Empowering Diversity in Industry: Bridging the Gender Gap".
Panel diskusi ini merupakan bagian dari The Star ESG Summit 2024 yang diadakan Star Media Group pada 6-7 November 2024.
Diskusi tersebut dimoderatori oleh Justin Ooi Theng Yik, Associate Director Client Services Mnair PR Consultancy.
Bekerja di sektor yang kerap disebut "3D" Demeaning (merendahkan), Dangerous (berbahaya), dan Dirty (kotor), Ong mengaku sering ditanya bagaimana perusahaannya bisa mempertahankan karyawan perempuan.
Menurut Ong, salah satu kunci keberhasilan Gamuda terletak pada program beasiswa mereka, di mana setengah kuotanya diprioritaskan untuk pelamar perempuan.
Namun, Ong juga mengakui tantangan umum di berbagai industri, yakni penurunan partisipasi perempuan saat memasuki usia 30-an dan level karier menengah, seringkali karena pernikahan atau pengasuhan anak.
Untuk mengatasi hal tersebut, Gamuda memberlakukan langkah-langkah pendukung seperti penyediaan pusat penitipan anak di lokasi perusahaan.
"Ketika Anda datang ke Menara Gamuda, Anda akan sering melihat kakek dan ayah yang membawa anak-anak mereka ke pusat penitipan anak," kata Ong. Ia menekankan bahwa inisiatif ini tidak hanya bermanfaat bagi karyawan perempuan, tetapi juga karyawan laki-laki.
Lebih lanjut, Ong menjelaskan bahwa inisiatif keragaman, kesetaraan, dan inklusi (DEI) Gamuda tidak hanya terbatas pada gender.
Perusahaan ini juga berfokus pada inklusi yang lebih luas melalui Enabling Academy, yang melatih orang dewasa dengan spektrum autisme untuk berintegrasi secara efektif ke dalam dunia kerja.
Artikel ini merupakan bagian dari Lestari KG Media, sebuah inisiatif untuk akselerasi Tujuan Pembangunan Berkelanjutan. Selengkapnya