Pada 2009, negara-negara kaya sudah berjanji untuk menyediakan 100 miliar dollar AS setiap tahunnya dalam bentuk pembiayaan iklim bagi negara-negara berkembang.
Negara-negara miskin di dunia kini menyerukan tujuan baru setidaknya 1 triliun dollar AS per tahun.
Di sisi lain, negara-negara kaya saat ini juga mendesak negara lain seperti China dan Uni Emirat Arab (UEA) yang masih tergolong negara berkembang untuk berkontribusi pada dana tersebut.
Selain membahas pendanaan, COP29 juga memiliki agenda pembahasan ambisi iklim nasional yang tertuang dalam Nationally Determined Contribution (NNDC) masing-masing negara.
NDC adalah rencana aksi iklim nasional suatu negara yang menetapkan target untuk mengurangi emisi gas rumah kaca sesuai dengan tujuan yang ditetapkan dalam Perjanjian Paris.
Baca juga: Hari Pertama COP29, Negara-negara Sepakati Aturan Bursa Karbon Internasional
Salah satu kesepakatan utama yang dihasilkan dari COP28 di Dubai, UEA, tahun lalu adalah dunia sepakat untuk bertransisi dari bahan bakar fosil.
Itu adalah tonggak penting karena menjadi teks COP pertama yang secara terbuka menyerukan negara-negara untuk menghentikan penggunaan bahan bakar fosil.
Selain itu, COP28 juga menyepakati dua target lain yakni melipatgandakan kapasitas energi terbarukan global dan menggandakan peningkatan efisiensi energi global pada 2030.
Pada April, Badan Energi Internasional (IEA) membuat pelacak untuk mengukur tujuan yang ditetapkan pada COP28.
Baca juga: Hadiri COP29, Delegasi Indonesia Promosikan Nuklir hingga Penangkap Karbon
Mari berkontribusi langsung dalam upaya mencegah dan mengatasi masalah STUNTING di Indonesia. Ikut berdonasi dengan klik Kompas.com Jernih Berbagi.Artikel ini merupakan bagian dari Lestari KG Media, sebuah inisiatif untuk akselerasi Tujuan Pembangunan Berkelanjutan. Selengkapnya