JAKARTA, KOMPAS.com - Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) menggandeng Yayasan WWF Indonesia, untuk memperkuat perlindungan terhadap habitat hiu dan pari.
Kegiatan ini merupakan upaya pengelolaan 20 spesies prioritas dan target perluasan kawasan konservasi di perairan, yang menjadi target KKP.
Profesor James Cook University Colin Simpfendorfer mengungkapkan, perlindungan spasial dapat memberikan manfaat konservasi bagi beberapa spesies. Namun, beberapa pihak mempertanyakan seberapa luas perlindungan itu dapat digunakan secara efektif.
Baca juga:
"Hal ini dikarenakan banyaknya spesies hiu dan pari yang dapat berpindah dalam jarak yang cukup jauh, sehingga membawa mereka jauh melampaui batas kawasan lindung," ujar Simpfendorfer dalam keterangan tertulis, Jumat (22/11/2024).
"Dengan demikian, menambah ketidakpastian yang cukup besar terhadap peluang keberhasilan konservasi secara keseluruhan," imbuh dia.
Simpfendorfer berpendapat, pendekatan pada konservasi hiu bisa dilakukan dengan mengusung konsep habitat kritis, yakni area yang berperan pemting dalam kelangsungan hidup spesies target.
"Dengan mengidentifikasi dan memfokuskan pengelolaan pada habitat kritis ini, upaya konservasi kemungkinan besar akan berhasil,” papar dia.
Melalui pelatihan tersebut, otoritas pengelola dan unit teknis di lokasi kawasan konservasi di perairan dapat meningkatkan pemantauan spesies hingga mengidentifikasi area penting yang menjadi habitat kritis bagi spesies terancam punah.
Sementara itu, Direktur Konservasi dan Ekosistem Biota Perairan (KEBP) KKP Firdaus Agung mengungkapkan, pihaknya telah mengelola 5,7 juta hektare habitat hiu dan pari. Selain itu, mengelola 5,5 juta hektar habitat penyu.
“KKP berkomitmen untuk memperluas kawasan konservasi laut hingga 30 persen pada 2045," kata Firdaus.
Menurutnya, pelatihan identifikasi kriteria habitat kritis diperlukan guna memperjelas kriteria pembentukan maupun efektivitas pengelolaan kawasan konservasi spesies terancam punah.
“WWF-Indonesia mendukung kerja Pemerintah Indonesia untuk melindungi alam Indonesia, salah satunya kerjasama untuk mendukung target-target KKP.
Baca juga:
Kini, WWF Indonesia mendukung pembentukan kawasan konservasi perairan dengan luasan 5,4 juta hektare atau 18,3 persen dari total target perluasan.
"Kawasan konservasi ini juga menjadi habitat seperti hiu, pari, penyu, dugong, dan mamalia laut yang secara otomatis ikut terlindungi,” jelas Direktur Program Kelautan dan Perikanan Yayasan WWF Indonesia Imam Musthofa Zainudin.
Imam menyebut, WWF Indonesia juga mengembangkan dan menginisiasi pemulihan hiu serta pari secara global maupun regional.
Mari berkontribusi langsung dalam upaya mencegah dan mengatasi masalah STUNTING di Indonesia. Ikut berdonasi dengan klik Kompas.com Jernih Berbagi.Artikel ini merupakan bagian dari Lestari KG Media, sebuah inisiatif untuk akselerasi Tujuan Pembangunan Berkelanjutan. Selengkapnya