KOMPAS.com - Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) menyiapkan Peta Nasional Padang Lamun untuk mendukung penurunan emisi karbon.
Direktur Pendayagunaan Pesisir dan Pulau-Pulau Kecil KKP Muhammad Yusuf mengatakan, peta nasional tersebut merupakan langkah awal untuk menciptakan inventarisasi karbon biru yang akurat.
Hal tersebut disampaikan Yusuf dalam agenda tambahan COP29 bertajuk Ocean-Climate Dialogue: Insight from the 2024 Ocean Dialogue to Drive Climate Ambition and Finance di Baku, Azerbaijan.
Baca juga: Baru 10 Persen Luas Padang Lamun di RI yang Tervalidasi
Yusuf mengungkapkan, Peta Nasional Padang Lamun tersebut telah siap dan dijadwalkan meluncur pada akhir tahun 2024.
"Langkah ini mendukung pengembangan inventarisasi karbon biru dan aksi mitigasi berbasis data," ucap Yusuf sebagaimana dilansir Antara, Rabu (27/11/2024).
Di satu sisi, penyusunan peta nasional tersebut menghadapi sejumlah tatangan seperti minimnya penelitian terkait karbon padang lamun dan keterbatasan data.
Untuk mengatasinya, pemerintah bekerja sama dengan universitas, lembaga swadaya masyarakat (LSM), dan mitra pembangunan.
Baca juga: Mangrove dan Padang Lamun Berpotensi Jadi Gudang Karbon Biru RI
"Kolaborasi adalah kunci. Dukungan dari berbagai pihak sangat penting untuk mengatasi kendala ini," ucap Yusuf.
Indonesia juga telah menetapkan kebijakan strategis, termasuk peta jalan mitigasi perubahan iklim di sektor kelautan dan perikanan.
Dia menambahkan, Indonesia juga dalam proses penetapan regulasi Penyelenggaraan Nilai Ekonomi Karbon untuk sektor kelautan dan perikanan.
Langkah ini sejalan dengan Rencana Implementasi Sharm el-Sheikh, yang mendorong integrasi aksi berbasis laut ke dalam target iklim nasional.
Baca juga: Kembangkan Ekonomi Biru, Data Padang Lamun Mutlak Diperlukan
"Integrasi sektor laut ke dalam Nationally Determined Contribution (NDC) menunjukkan komitmen Indonesia menjadikan laut sebagai salah satu bagian solusi utama mitigasi dan adaptasi perubahan iklim," terang Yusuf.
Dalam Enhanced NDC, Indonesia menargetkan pengurangan emisi gas rumah kaca sebesar 31,89 persen secara domestik dan hingga 43,2 persen dengan dukungan internasional.
Jumlah tersebut lebih tinggi dari sebelumnya di angka 29 persen secara mandiri hingga 41 persen dengan dukungan global.
Para peserta Ocean-Climate Dialogue, co-facilitator Julio Cordano (Chili) dan Niall O’Dea (Kanada), menyampaikan hasil Informal Summary Report Ocean Climate Dialogue 2024 dan menyoroti pentingnya konservasi biodiversitas laut, solusi berbasis alam, serta pendanaan ambisius, dan integrasi aksi berbasis laut ke dalam NDC dan NAP.
Sebelumnya, Menteri KP Sakti Wahyu Trenggono menegaskan komitmen bahwa kementeriannya akan terus memperkuat sinergi dengan berbagai pihak untuk mendukung program ekonomi biru yang berkelanjutan.
Baca juga: Padang Lamun akan Dimasukkan Komitmen Penurunan Emisi NDC
Mari berkontribusi langsung dalam upaya mencegah dan mengatasi masalah STUNTING di Indonesia. Ikut berdonasi dengan klik Kompas.com Jernih Berbagi.Artikel ini merupakan bagian dari Lestari KG Media, sebuah inisiatif untuk akselerasi Tujuan Pembangunan Berkelanjutan. Selengkapnya