Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Penanganan Krisis Iklim Butuh Obligasi Hijau, Apa Itu?

Kompas.com - 29/11/2024, 21:16 WIB
Monika Novena,
Bambang P. Jatmiko

Tim Redaksi

Sumber WE Forum

KOMPAS.com - Penanganan krisis iklim tidaklah murah. Panel antarpemerintah tentang Perubahan Iklim Perserikatan Bangsa-Bangsa memperkirakan bahwa pembatasan kenaikan suhu hingga 1,5 derajat C, membutuhkan investasi lebih dari 3-6 triliun dollar AS setiap tahun hingga 2050.

Untuk mengumpulkan dana yang sangat besar tersebut, pemerintah dan perusahaan beralih ke obligasi hijau.

Lantas apa itu obligasi hijau?

Dikutip dari World Economic Forum, Jumat (29/11/2024) obligasi hijau bekerja seperti obligasi biasa namun dengan satu perbedaan utama.

Baca juga:

Uang yang diperoleh dari investor digunakan secara eksklusif untuk membiayai proyek-proyek yang berdampak positif terhadap lingkungan, seperti energi terbarukan dan bangunan hijau.

Seiring dengan negara-negara di seluruh dunia meningkatkan upaya mereka untuk mengurangi emisi karbon, pasar obligasi hijau pun sedang berkembang pesat.

Pertumbuhan pesat ini pertama kali disorot Oktober 2021, ketika Uni Eropa (UE) menerbitkan sekitar 14 miliar dollar AS obligasi, menjadi transaksi terbesar yang pernah ada saat itu.

Perkembangan Obligasi Hijau

Obligasi hijau pertama diterbitkan pada 2007. Pasar kemudian tumbuh perlahan selama hampir satu dekade dan mulai meningkat.

Inisiatif hijau global seperti Perjanjian Paris tentang perubahan iklim dan Tujuan Pembangunan Berkelanjutan PBB telah membantu memacu ekspansi tersebut.

Permintaan yang kuat untuk obligasi hijau juga mendorong pertumbuhan investor untuk membelinya, mulai dari manajer aset hingga perusahaan asuransi dan dana pensiun.

Menurut S&P Global, penerbitan tahunan semua GSSSB (obligasi hijau, sosial, keberlanjutan, dan terkait keberlanjutan) dapat mencapai 1,05 triliun dollar As pada 2024, naik 0,98 triliun dollar AS dari 2023.

Ini masih merupakan ceruk di pasar pasar obligasi global secara keseluruhan, tetapi pangsa GSSSB dalam penerbitan obligasi global dapat mencapai 14 persen pada tahun 2024.

Jadi, masih ada banyak ruang bagi GSSSB dan obligasi hijau untuk terus tumbuh.

Manfaat Obligasi Hijau bagi Penerbit

Penerbitan obligasi hijau menawarkan beberapa keuntungan bagi organisasi.

Baca juga:

Pertama, hal itu meningkatkan reputasi penerbit dengan menunjukkan komitmen terhadap keberlanjutan lingkungan yang dapat meningkatkan persepsi publik dan hubungan pemangku kepentingan.

Obligasi hijau juga menyediakan akses ke basis investor yang lebih luas, termasuk mereka yang berfokus pada investasi yang bertanggung jawab secara sosial, yang berpotensi menyebabkan kelebihan permintaan dan harga yang lebih menguntungkan.

Kelompok investor yang diperluas ini tentunya dapat membantu mendiversifikasi sumber pendanaan dan berpotensi mengurangi biaya pinjaman.

Selain itu, obligasi hijau dapat menawarkan insentif pajak di beberapa yurisdiksi, seperti pengecualian pajak atau kredit, yang membuatnya lebih menarik daripada obligasi kena pajak yang sebanding.

Dengan menerbitkan obligasi hijau, perusahaan dan pemerintah dapat menyelaraskan strategi pembiayaan mereka dengan tujuan keberlanjutan mereka, yang berpotensi menarik pelanggan dan mitra yang sadar lingkungan.

Mari berkontribusi langsung dalam upaya mencegah dan mengatasi masalah STUNTING di Indonesia. Ikut berdonasi dengan klik Kompas.com Jernih Berbagi.

Artikel ini merupakan bagian dari Lestari KG Media, sebuah inisiatif untuk akselerasi Tujuan Pembangunan Berkelanjutan. Selengkapnya

A member of


Terkini Lainnya

Hari Menanam Pohon Indonesia, Pelajar di Riau Tanam Pohon Langka

Hari Menanam Pohon Indonesia, Pelajar di Riau Tanam Pohon Langka

Pemerintah
Polusi Udara Akibat Kebakaran Sebabkan 1,5 Juta Kematian Per Tahun

Polusi Udara Akibat Kebakaran Sebabkan 1,5 Juta Kematian Per Tahun

Pemerintah
Data NASA Ungkap Peran Ruang Hijau dalam Mendinginkan Suhu Kota

Data NASA Ungkap Peran Ruang Hijau dalam Mendinginkan Suhu Kota

Pemerintah
Penanganan Krisis Iklim Butuh Obligasi Hijau, Apa Itu?

Penanganan Krisis Iklim Butuh Obligasi Hijau, Apa Itu?

Pemerintah
BRIN Kaji Tari Baris Kekuwung Jadi Warisan Budaya Tak Benda

BRIN Kaji Tari Baris Kekuwung Jadi Warisan Budaya Tak Benda

Pemerintah
Proyek Hunian Layak di Gresik, Sinergi untuk Masa Depan Lebih Baik

Proyek Hunian Layak di Gresik, Sinergi untuk Masa Depan Lebih Baik

LSM/Figur
PBB Gencarkan Bantuan Imbas 4,7 Juta Anak dan Ibu Hamil di Sudan Kekurangan Gizi

PBB Gencarkan Bantuan Imbas 4,7 Juta Anak dan Ibu Hamil di Sudan Kekurangan Gizi

Pemerintah
Ilmuwan Kembangkan Plastik Baru, Terurai di Laut Lebih Cepat dari Kertas

Ilmuwan Kembangkan Plastik Baru, Terurai di Laut Lebih Cepat dari Kertas

Pemerintah
Pencarian Gambar di Internet Dipengaruhi oleh Pandangan tentang Perubahan Iklim

Pencarian Gambar di Internet Dipengaruhi oleh Pandangan tentang Perubahan Iklim

LSM/Figur
Komitmen Dorong Kemandirian Ekonomi, PPM MHU Sabet Tamasya Award 2024

Komitmen Dorong Kemandirian Ekonomi, PPM MHU Sabet Tamasya Award 2024

Swasta
Belantara Foundation Ajak Siswa Sekolah Tanam Pohon Langka di Tahura Sultan Syarif Hasyim Riau

Belantara Foundation Ajak Siswa Sekolah Tanam Pohon Langka di Tahura Sultan Syarif Hasyim Riau

LSM/Figur
CRST di Perbankan, Beginilah Dampaknya bagi Debitur Bank

CRST di Perbankan, Beginilah Dampaknya bagi Debitur Bank

Swasta
'Si Manis', Inisiatif EPN Elnusa Dukung Pertumbuhan Ekonomi Minahasa Selatan

"Si Manis", Inisiatif EPN Elnusa Dukung Pertumbuhan Ekonomi Minahasa Selatan

BUMN
China Diprediksi Akan Capai Emisi Karbon Tertinggi pada 2025

China Diprediksi Akan Capai Emisi Karbon Tertinggi pada 2025

Pemerintah
Konferensi Melawan Penggurunan COP16: Tempat, Waktu, dan Agenda Utama

Konferensi Melawan Penggurunan COP16: Tempat, Waktu, dan Agenda Utama

Pemerintah
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau