Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

PBB Gencarkan Bantuan Imbas 4,7 Juta Anak dan Ibu Hamil di Sudan Kekurangan Gizi

Kompas.com - 29/11/2024, 20:17 WIB
Zintan Prihatini,
Bambang P. Jatmiko

Tim Redaksi

KOMPAS.com - World Food Programme (WFP) Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) menggencarkan bantuan makanan darurat ke daerah konflik yang paling membutuhkan dan terisolasi di Sudan.

Hal ini dilakukan menyusul data yang menunjukkan 4,7 juta anak di bawah usia lima tahun, serta wanita hamil dan/atau menyusui mengalami kekurangan gizi akut.

Direktur Regional WFP untuk Afrika Timur Laurent Bukera mengungkapkan, pihaknya tengah mengupayakan agar bantuan tersebut menjangkau semua zona konflik di Sudan.

Baca juga:

“Truk-truk ini membawa lebih dari sekadar makanan, membawa harapan hidup bagi orang-orang yang terjebak dalam baku tembak konflik dan kelaparan,” ujar Bukera dalam keterangan tertulis, Jumat (29/11/2024).

“Kami membutuhkan jaminan perjalanan yang aman bagi truk kami, dan dukungan internasional yang berkelanjutan untuk menjangkau setiap keluarga yang berisiko,” tambah dia.

Sejak September, WFP telah mengirimkan bantuan makanan kepada 2 juta orang per bulannya. Terbaru, lebih dari 700 truk membawa makanan ke wilayah yang menghadapi ancaman kelaparan.

“Mereka mengangkut sekitar 17.500 ton bantuan makanan, cukup untuk memberi makan 1,5 juta orang selama satu bulan,” kata PBB.

Bukera menuturkan, pihaknya memanfaatkan komoditas makanan lokal untuk memberi makan 100.000 orang di kamp selama September-Oktober. WFP menargetkan 8 juta orang bisa mendapatkan bantuan makanan hingga akhir 2024.

Kelaparan karena Konflik

Perang antara Sudanese Armed Forces (SAF) dengan Rapid Support Forces (RSF) memicu krisis kelaparan terburuk di dunia. Menurut PBB, Sudan menjadi tempat bagi setemgah populasi dunia yang menghadapi bencana kelaparan.

WFP mengatakan kombinasi pertempuran di sekitar ibu kota Darfur Utara, El Fasher, dan jalan yang tidak dapat dilewati yang disebabkan oleh musim hujan dari bulan Juni hingga September, memotong transportasi bantuan makanan yang masuk selama berbulan-bulan.

Baca juga: Inovasi Sterilisasi Pangan Teknologi PEF Diklaim Lebih Ramah Lingkungan

Sementara itu, otoritas Sudan baru-baru ini membuka akses penyeberangan perbatasan Adre selama tiga bulan. WFP pun meminta agar semua penyeberangan perbatasan ke Sudan tetap terbuka dan beroperasi penuh. Dengan begitu, masyarakat yang terdampak dapat menerima bantuan.

Mari berkontribusi langsung dalam upaya mencegah dan mengatasi masalah STUNTING di Indonesia. Ikut berdonasi dengan klik Kompas.com Jernih Berbagi.

Artikel ini merupakan bagian dari Lestari KG Media, sebuah inisiatif untuk akselerasi Tujuan Pembangunan Berkelanjutan. Selengkapnya

A member of


Terkini Lainnya
Sistem Pangan Berkelanjutan Punya 3 Hambatan, Salah Satunya Makanan Murah
Sistem Pangan Berkelanjutan Punya 3 Hambatan, Salah Satunya Makanan Murah
Pemerintah
Inggris Genjot Tenaga Angin Darat, Target 29 GW pada 2030
Inggris Genjot Tenaga Angin Darat, Target 29 GW pada 2030
Pemerintah
Perubahan Iklim Terlalu Cepat, Hutan Pun Sulit Beradaptasi
Perubahan Iklim Terlalu Cepat, Hutan Pun Sulit Beradaptasi
LSM/Figur
Waste Station dan Single Stream Recycling, Strategi Rekosistem Ajak Anak Muda Kelola Sampah
Waste Station dan Single Stream Recycling, Strategi Rekosistem Ajak Anak Muda Kelola Sampah
Swasta
Dari Leuser hingga Jakarta, Perempuan dan Komunitas Muda Jadi Garda Depan Lingkungan
Dari Leuser hingga Jakarta, Perempuan dan Komunitas Muda Jadi Garda Depan Lingkungan
LSM/Figur
FIF Kembangkan UMKM hingga Pensiunan lewat Pendanaan Tanpa Bunga
FIF Kembangkan UMKM hingga Pensiunan lewat Pendanaan Tanpa Bunga
Swasta
KG Media Kolaborasi dengan Unilever, Bikin Edukasi Lingkungan Lebih Atraktif
KG Media Kolaborasi dengan Unilever, Bikin Edukasi Lingkungan Lebih Atraktif
Swasta
Baru 370 dari 5000 Sekolah di Jakarta Tanamkan Pendidikan Lingkungan
Baru 370 dari 5000 Sekolah di Jakarta Tanamkan Pendidikan Lingkungan
Swasta
36 Atraktor Dipasang di Belitung Timur, Bantu Nelayan Dapat Cumi
36 Atraktor Dipasang di Belitung Timur, Bantu Nelayan Dapat Cumi
Swasta
KLH Akan Cabut Izin Lingkungan 9 Usaha Pemicu Longsor di Puncak
KLH Akan Cabut Izin Lingkungan 9 Usaha Pemicu Longsor di Puncak
Pemerintah
Banjir Masih Akan Hantui Indonesia, Lemahnya Monsun Australia Faktor Cuacanya
Banjir Masih Akan Hantui Indonesia, Lemahnya Monsun Australia Faktor Cuacanya
Pemerintah
KLH: Perusahaan Harus Ikut PROPER, Banyak yang Belum Patuh
KLH: Perusahaan Harus Ikut PROPER, Banyak yang Belum Patuh
Pemerintah
Usung Kearifan Lokal, BREWi JAYA Jadi Wujud Bisnis Berkelanjutan UB untuk Pendidikan Terjangkau
Usung Kearifan Lokal, BREWi JAYA Jadi Wujud Bisnis Berkelanjutan UB untuk Pendidikan Terjangkau
LSM/Figur
OECD: Biaya Kekeringan Diperkirakan Naik 35 Persen pada 2035
OECD: Biaya Kekeringan Diperkirakan Naik 35 Persen pada 2035
Pemerintah
Ramai PHK dan Susah Dapat Kerja? FAO Ajak Lirik Sektor Pertanian
Ramai PHK dan Susah Dapat Kerja? FAO Ajak Lirik Sektor Pertanian
LSM/Figur
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar di Artikel Lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau