Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Hampir Semua Es Laut Arktik Diperkirakan Bisa Mencair pada Musim Panas 2027

Kompas.com - 05/12/2024, 21:03 WIB
Monika Novena,
Bambang P. Jatmiko

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Untuk pertama kalinya sekelompok ilmuwan internasional menggunakan model iklim untuk memprediksi kapan Arktik akan mengalami hari pertama tanpa es.

Menurut pemodelan iklim peneliti hampir semua es laut Arktik dapat mencair pada musim panas 2027.

Es laut atau air laut beku yang mengapung di permukaan laut di wilayah tersebut telah berkurang ke titik terendah setelah puluhan tahun menyusut dan menipis akibat pemanasan planet.

Pemanasan tersebut didorong oleh emisi gas rumah kaca yang terus meningkat karena ketergantungan manusia pada bahan bakar fosil.

Jika waktu itu tiba, sangat mengkhawatirkan peneliti, meski mereka belum yakin apa dampaknya.

Arktik Tanpa Es

Dikutip dari Independent, Kamis (5/12/2024) studi itu menemukan Arktik disebut akan bebas es ketika memiliki es kurang dari 1 juta kilometer persegi.

Baca juga: Pemanasan Global Picu Siklon dan Hujan Badai di Seluruh Asia

Jumlah es laut paling sedikit yang biasanya mencair dan terbentuk kembali seiring dengan perubahan musim tahun ini adalah 1, 65 juta mil persegi, menurun tajam dibandingkan dengan rata-rata antara tahun 1979 dan 1992.

"Kita akan melihat kondisi Arktik bebas es pada abad ini. Kecuali kita dapat mempertahankan suhu di bawah 1,5 derajat Celsius secara global," papar Alexandra Jahn, salah satu penulis penelitian.

Pada tahun 2015, negara-negara sepakat untuk membatasi pemanasan global hingga 1,5 derajat Celsius.

Namun, Perserikatan Bangsa-Bangsa mengatakan Bumi tengah menuju pemanasan hingga 3,1 derajat yang bisa menjadi bencana besar.

Arktik sendiri telah kehilangan sekitar setengah dari es lautnya, dibandingkan dengan tahun 1980-an pada akhir musim panas.

Diketahui bahwa pemanasan yang lebih tinggi telah menunda pembentukan es, dan mengakibatkan pertumbuhan es laut yang lebih tipis.

Es lebih mudah mencair dan lebih banyak mencair pada suhu yang lebih tinggi di musim semi.

Selain itu, sistem tekanan tinggi di atas Kutub Utara Tengah telah diamati menjaga udara tetap hangat di sana.

Baca juga: Dunia Habiskan 2,6 Triliun Dollar AS Per Tahun untuk Subsidi Aktivitas yang Sebabkan Pemanasan Global

Ketika es menipis, lebih banyak badai terbentuk di musim semi dan musim panas yang dapat memecah es dan semakin mempercepat pencairan es.

Halaman:

Artikel ini merupakan bagian dari Lestari KG Media, sebuah inisiatif untuk akselerasi Tujuan Pembangunan Berkelanjutan. Selengkapnya

A member of


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau