JAKARTA, KOMPAS.com – Ibu-ibu di sejumlah wilayah mulai mengolah limbah mereka sendiri melalui bank sampah. Ini merupakan kerja sama antara PT Unilever Indonesia Tbk yang menggandeng mitra termasuk komunitas untuk memberdayakan kaum ibu.
Head of Sustainability and Corporate Affairs PT Unilever Indonesia Nurdiana Darus mengungkapkan, sekitar 4.000 bank sampah dibangun di 13 provinsi. Dari jumlah itu, 99,9 persen penggeraknya ialah para ibu.
“Kami ajak mereka untuk melihat kenapa penting untuk mendaur ulang, kenapa penting untuk segregasi sampah. Dari situ ibu-ibunya melihat oke benar juga ya kalau misalnya kita mulai membersihkan lingkungan, lebih baik untuk tempat anak bermain,” ujar Nurdiana saat ditemui di kawasan Jakarta Pusat, Kamis (12/12/2024).
Baca juga: Rembuk Perempuan Pesisir Dorong Layanan Air Bersih hingga Pengelolaan Sampah
Dari situlah, inisiasi bank sampah sebagai tempat menabung dimulai. Kata Nurdiana, para ibu yang memilah sampah mereka ke bank sampah akan mendapatkan keuntungan dari barang yang dijual.
“Setiap ibu-ibu nasabah bank sampah dapat buku tabungan. Kalau ibunya itu membawa hasil segregasi dia di rumah dia ke bank sampah terus menjual barangnya ke bank sampah, sama si ibu manajemen bank sampah itu akan dicatat,” ungkap dia.
Setelahnya, barang akan ditimbang lalu sampah plastik akan dihargai sesuai beratnya. Tabungan itu, jelas Nurdiana, nantinya dapat ditarik oleh sang nasabah bank sampah.
Dia menyatakan, bank sampah Unilever telah mengumpulkan 36.000 ton plastik pada tahun 2024. Sedangkan pada 2023, totalnya mencapai 56.000 ton.
Unilever juga menyediakan tempat isi ulang atau refill station produk deterjen, sabun cuci piring, dan pewangi pakaian. Program tersebut dimulai sejak 2019 untuk menekan sampah plastik.
“Mereka bisa mengguna ulang botol dari rumah, tetapi harus bersih dan tidak berbau. Bisa membeli produk-produk kesayangan mereka dengan harga yang lebih terjangkau dengan cara berbelanja tanpa kemasan, melalui 1.000 refill station,” kata Nurdiana.
Baca juga: Dunia Diprediksi Tak Mampu Tanggulangi Sampah Plastik dalam 10 Tahun Lagi
Sementara ini, lokasi isi ulang produk Unilever tersedia di Jabodetabek dan Surabaya saja. Namun, ia menyebutkan bahwa nantinya program isi ulang akan diadakan di kawasan Jawa Barat.
Nurdiana menjelaskan, upaya lainnya ialah mengurangi takaran kemasan plastik pada produk deodoran. Kendati demikian, dia menjamin bahwa produk tersebut tetap aman untuk digunakan meski kemasannya telah dimodifikasi.
“Kami menginklusikan recycle resin, plastik hasil daur ke beberapa brand kami contoh botolnya Sunlight, kecap Bango juga Molto. Nah ini kami berhasil menyisipkan recycled resin itu ke dalam packagingnya, ada yang sudah sampai 100 persen, ada yang 50 persen,” tutur Nurdiana.
Head of Communication PT Unilever Indonesia Kristy Nelwan memastikan, setiap produk dibuat dengan bahan-bahan yang ramah lingkungan. Dengan begitu, tidak mengganggu ekosistem.
Baca juga: Kementerian LH Minta Hotel-Restoran Kelola Sampah Makanan Sendiri
“Kalau produknya sih semuanya responsible sourcing. Jadi kami banyak melakukan monitoring, dan memastikan semuanya itu responsible sourcing, responsible production, responsible handling dan bahan-bahannya dari agrikultur sudah terstandarisasi,” papar Kristy.
Mari berkontribusi langsung dalam upaya mencegah dan mengatasi masalah STUNTING di Indonesia. Ikut berdonasi dengan klik Kompas.com Jernih Berbagi.Artikel ini merupakan bagian dari Lestari KG Media, sebuah inisiatif untuk akselerasi Tujuan Pembangunan Berkelanjutan. Selengkapnya