Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Bagaimana Cara Rayakan Tahun Baru yang Lebih Ramah Lingkungan?

Kompas.com - 26/12/2024, 15:49 WIB
Monika Novena,
Yunanto Wiji Utomo

Tim Redaksi

Untuk menikmati tahun baru yang hijau, cobalah membeli atau membuat dekorasi pesta menggunakan bahan-bahan yang dapat dengan mudah didaur ulang.

Selain itu, jika dekorasi terbuat dari bahan yang dapat digunakan untuk hal lain di masa mendatang, Anda bisa menyimpannya untuk dimanfaatkan di lain kesempatan.

Baca juga: Bagaimana Merayakan Natal yang Lebih Berkelanjutan?

Wadah yang Dapat Digunakan Kembali

Saat mengadakan pesta yang ramah lingkungan, hindari juga penggunaan plastik sekali pakai saat menyajikan makanan dan minuman. Sebagai gantinya, pilih kotak plastik yang dapat digunakan kembali atau ramah lingkungan sehingga dapat didaur ulang.

Dengan cara ini, Anda tidak membuang barang-barang sekali pakai. Kotak juga dapat membantu menjaga makanan tetap segar dan mudah disimpan jika ingin menyimpan sisanya di dalam lemari pendingin.

Tanpa Kembang Api

Kembang api merupakan bagian besar dari sebagian besar acara Tahun Baru, tetapi sayangnya, kembang api menyebabkan banyak polusi suara dan berdampak negatif bagi hewan.

Belum lagi kembang api dapat menimbulkan risiko kebakaran jika tidak digunakan dengan benar atau aman.

Jadi, alih-alih menyalakan kembang api di halaman belakang rumah, pertimbangkan untuk menonton pertunjukan profesional di TV atau justru matikan alat elektronik Anda untuk menikmati tahun baru yang lebih tenang.

Baca juga: Produksi Avtur Berkelanjutan Meningkat tapi Tak Penuhi Proyeksi 2024

Mari berkontribusi langsung dalam upaya mencegah dan mengatasi masalah STUNTING di Indonesia. Ikut berdonasi dengan klik Kompas.com Jernih Berbagi.

Halaman:

Artikel ini merupakan bagian dari Lestari KG Media, sebuah inisiatif untuk akselerasi Tujuan Pembangunan Berkelanjutan. Selengkapnya

A member of


Terkini Lainnya

RUPTL 2025–2034 Ditarget Rampung Bulan Ini, Bahlil: Cari Titik Tengah Emisi dan Kemampuan RI

RUPTL 2025–2034 Ditarget Rampung Bulan Ini, Bahlil: Cari Titik Tengah Emisi dan Kemampuan RI

Pemerintah
Timbunan Sampah Pembalut Muncul di Karawang, DLHK Minta Keterangan Perusahaan

Timbunan Sampah Pembalut Muncul di Karawang, DLHK Minta Keterangan Perusahaan

Pemerintah
Pengusaha Sawit Kesulitan Ekspor karena Kebijakan Biodiesel B40, Kok Bisa?

Pengusaha Sawit Kesulitan Ekspor karena Kebijakan Biodiesel B40, Kok Bisa?

LSM/Figur
Jangan Remehkan, Pohon Mati Masih Efektif Simpan Karbon

Jangan Remehkan, Pohon Mati Masih Efektif Simpan Karbon

Pemerintah
Alat AI diluncurkan untuk menandai risiko greenwashing di perusahaan

Alat AI diluncurkan untuk menandai risiko greenwashing di perusahaan

Pemerintah
Ilmuwan 'Hidupkan' Serigala Purba 'Dire Wolf' yang Punah 10.000 Tahun Lalu

Ilmuwan "Hidupkan" Serigala Purba "Dire Wolf" yang Punah 10.000 Tahun Lalu

LSM/Figur
Ditambang Secara Ilegal, Kerusakan Hutan Pendidikan Unmul Capai 3,6 Hektare

Ditambang Secara Ilegal, Kerusakan Hutan Pendidikan Unmul Capai 3,6 Hektare

Pemerintah
Pemerintah AS Izinkan Perusahaan Ini Simpan CO2 di Sumur Bawah Tanah

Pemerintah AS Izinkan Perusahaan Ini Simpan CO2 di Sumur Bawah Tanah

Swasta
Harga Listrik di Asia Makin Dipengaruhi Energi Terbarukan

Harga Listrik di Asia Makin Dipengaruhi Energi Terbarukan

LSM/Figur
Eropa Alami Bulan Maret Terpanas Sepanjang Sejarah

Eropa Alami Bulan Maret Terpanas Sepanjang Sejarah

LSM/Figur
Pemerintah Genjot Ekspor Perikanan ke Korea

Pemerintah Genjot Ekspor Perikanan ke Korea

Pemerintah
Bagaimana Platform Digital Bantu Perusahaan Pangkas Emisi Scope 3?

Bagaimana Platform Digital Bantu Perusahaan Pangkas Emisi Scope 3?

Swasta
Schneider Sediakan 50.000 Data untuk Bantu Profesional Kembangkan Konstruksi Hijau

Schneider Sediakan 50.000 Data untuk Bantu Profesional Kembangkan Konstruksi Hijau

Swasta
MIND ID Bersiap Perluas Ekspor Mineral Imbas Lonjakan Tarif Impor AS

MIND ID Bersiap Perluas Ekspor Mineral Imbas Lonjakan Tarif Impor AS

BUMN
Studi: Paparan Polusi Udara dalam Jangka Panjang Bisa Sebabkan Depresi

Studi: Paparan Polusi Udara dalam Jangka Panjang Bisa Sebabkan Depresi

LSM/Figur
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau