Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Bagaimana Kecerdasan Buatan Memengaruhi Keberlanjutan pada 2025?

Kompas.com, 31 Desember 2024, 16:04 WIB
Monika Novena,
Bambang P. Jatmiko

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Kecerdasan buatan (AI) saat ini telah banyak digunakan oleh masyarakat di dunia. Namun, AI memiliki beberapa kelemahan signifikan.

Misalnya saja sistem AI dan pusat data menggunakan daya dalam jumlah besar yang telah menyebabkan peningkatan emisi. AI juga menggunakan hampir tujuh miliar meter kubik air.

Untuk mengatasi hal ini, perlu menyeimbangkan manfaat keberlanjutan AI dengan penggunaan sumber daya serta menerapkan tata kelola yang cermat untuk menghindari memperburuk masalah sosial.

Akan tetapi, terlepas dari kekurangannya, AI pun sebenarnya bisa digunakan untuk mendorong keberlanjutan dalam sebuah organisasi.

Dikutip dari Sustainability Magazine, Senin (30/12/2024) Kendra DeKeyrel, Wakil Presiden di divisi Perangkat Lunak Keberlanjutan IBM mengungkapkan AI adalah alat serbaguna untuk keberlanjutan.

Baca juga:

Setiap orang, mulai dari produsen hingga utilitas hingga lembaga publik, dapat menggunakannya untuk meningkatkan efisiensi dan meminimalkan dampak lingkungan.

Salah satu penggunaan umum adalah memanfaatkan AI untuk mengelola emisi dengan lebih cermat.

Perusahaan dapat memanfaatkan teknologi untuk mengurai data dan mengukur emisi gas rumah kaca operasional mereka dengan cermat.

"Mereka kemudian dapat menggunakan pembelajaran terperinci untuk menjalankan model data yang membantu mengidentifikasi langkah selanjutnya yang diperlukan untuk mengurangi emisi dan mendukung tujuan keberlanjutan mereka," papar Kendra.

Penggunaannya pada 2025 pun juga akan semakin diperlukan mengingat bisnis menghadapi langkah-langkah kepatuhan yang semakin ketat seputar keberlanjutan, termasuk pengawasan yang lebih ketat dari konsumen.

Sementara itu, adopsi AI menjadi lebih hemat biaya karena prosesor hemat energi dan model sumber terbuka.

Karena alasan ini, diperkirakan akan lebih banyak perusahaan dan sektor yang lebih beragam memanfaatkan fitur-fitur seperti visi komputer, pembelajaran mesin, dan bentuk-bentuk AI lainnya pada tahun 2025.

Baca juga:

Kita juga akan melihat lebih banyak bisnis memanfaatkan AI generatif.

Dengan mengotomatiskan proses rutin seperti perintah kerja, bisnis dapat membuat proses ini lebih cepat, lebih lancar, dan lebih hemat energi.

Untuk itu Kendra mengatakan perusahaan perlu memadukan AI dengan teknologi otomasi untuk dampak keberlanjutan.

Kemampuan otomasi bertenaga AI seperti observabilitas, manajemen sumber daya, dan manajemen siklus hidup dapat membantu perusahaan mengelola penggunaan sumber daya aplikasi dengan lebih baik.

Perusahaan juga dapat meningkatkan kinerja dan siklus hidup aset fisik.

Teknologi ini pun mampu membangun operasi yang lebih efisien, menghasilkan nilai bisnis yang jelas melalui optimalisasi biaya, dan memajukan tujuan keberlanjutan secara keseluruhan.

Mari berkontribusi langsung dalam upaya mencegah dan mengatasi masalah STUNTING di Indonesia. Ikut berdonasi dengan klik Kompas.com Jernih Berbagi.

Artikel ini merupakan bagian dari Lestari KG Media, sebuah inisiatif untuk akselerasi Tujuan Pembangunan Berkelanjutan. Selengkapnya

A member of


Terkini Lainnya
Proyek Konservasi Dunia Diam-diam Gagal, Target Alam Global Terancam
Proyek Konservasi Dunia Diam-diam Gagal, Target Alam Global Terancam
Pemerintah
40 Saksi Diperiksa dalam Kasus Kontaminasi Cesium-137 di Cikande
40 Saksi Diperiksa dalam Kasus Kontaminasi Cesium-137 di Cikande
Pemerintah
Kemenhut Ungkap Tersangka Penambang Batu Bara Ilegal Bukit Soeharto di IKN
Kemenhut Ungkap Tersangka Penambang Batu Bara Ilegal Bukit Soeharto di IKN
Pemerintah
2 Ekor Pesut Mahakam Mati Diduga karena Lonjakan Aktivitas Tongkang Batu Bara
2 Ekor Pesut Mahakam Mati Diduga karena Lonjakan Aktivitas Tongkang Batu Bara
LSM/Figur
KLH Akui Belum Tahu Asal Muasal Radioaktif yang Kontaminasi Cengkih Ekspor
KLH Akui Belum Tahu Asal Muasal Radioaktif yang Kontaminasi Cengkih Ekspor
Pemerintah
Jayapura Tetapkan Perda Perlindungan Danau Sentani, Komitmen Jaga Alam Papua
Jayapura Tetapkan Perda Perlindungan Danau Sentani, Komitmen Jaga Alam Papua
Pemerintah
Indonesia Masih Nyaman dengan Batu Bara, Transisi Energi Banyak Retorikanya
Indonesia Masih Nyaman dengan Batu Bara, Transisi Energi Banyak Retorikanya
LSM/Figur
KLH: Cengkih Ekspor Asal Lampung Terkontaminasi Radioaktif dari Pemakaman
KLH: Cengkih Ekspor Asal Lampung Terkontaminasi Radioaktif dari Pemakaman
Pemerintah
PR Besar Temukan Cara Aman Buang Limbah Nuklir, Iodin-129 Bisa Bertahan 15 Juta Tahun
PR Besar Temukan Cara Aman Buang Limbah Nuklir, Iodin-129 Bisa Bertahan 15 Juta Tahun
LSM/Figur
WVI Luncurkan WASH BP 2.0, Strategi 5 Tahun Percepat Akses Air dan Sanitasi Aman
WVI Luncurkan WASH BP 2.0, Strategi 5 Tahun Percepat Akses Air dan Sanitasi Aman
LSM/Figur
Dunia Sepakat Hapus Tambalan Gigi Merkuri pada 2034
Dunia Sepakat Hapus Tambalan Gigi Merkuri pada 2034
Pemerintah
Fokus Perdagangan Karbon, Misi RI di COP 30 Dinilai Terlalu Jualan
Fokus Perdagangan Karbon, Misi RI di COP 30 Dinilai Terlalu Jualan
LSM/Figur
Pulau Obi Jadi Episentrum Baru Ekonomi Maluku Utara
Pulau Obi Jadi Episentrum Baru Ekonomi Maluku Utara
Swasta
Dari Gaza hingga Ukraina, Alam Jadi Korban Sunyi Konflik Bersenjata
Dari Gaza hingga Ukraina, Alam Jadi Korban Sunyi Konflik Bersenjata
Pemerintah
Cacing Tanah Jadi Sekutu Tak Terduga dalam Perang Lawan Polusi Plastik
Cacing Tanah Jadi Sekutu Tak Terduga dalam Perang Lawan Polusi Plastik
LSM/Figur
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Unduh Kompas.com App untuk berita terkini, akurat, dan tepercaya setiap saat
QR Code Kompas.com
Arahkan kamera ke kode QR ini untuk download app
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar di Artikel Lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau