Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Hanoi Dinobatkan sebagai Kota Paling Berpolusi di Dunia

Kompas.com - 06/01/2025, 18:36 WIB
Zintan Prihatini,
Yunanto Wiji Utomo

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Hanoi, ibukota Vietnam, menjadi kota paling berpolusi di dunia. AirVisual, platform pemantau polusi udara global, melaporkan tingkat partikel PM 2.5 yang berbahaya mencapai 266 mikrogram per meter kubik, Jumat (3/1/2025).

PM 2.5 berdampak pada kesehatan antara lain menyebabkan masalah pernapasan, gangguan kardiovaskular, hingga kanker paru-paru.

Kabut asap tebal sebagian besar disebabkan oleh kendaraan, pembakaran sampah, dan aktivitas industri. Kendati telah dilakukan upaya selama bertahun-tahun, kualitas udara di Hanoi tetap menjadi masalah kesehatan masyarakat setempat.

Kondisi ini pun dikeluhkan seorang warga bernama Luu Minh Duc, yang mengalami sesak napas.

"Kami para lansia dapat merasakannya dengan sangat jelas ketika kami kesulitan bernapas. Situasinya tampaknya semakin memburuk akhir-akhir ini," ujar Duc dikutip dari Reuters, Senin (6/1/2025).

Baca juga: Hutan Kota Bisa Jadi Solusi Tekan Emisi, Polusi, dan Depresi 

Sementara itu, Wakil Perdana Menteri Vietnam Tran Hong Ha mendesak Kementerian Transportasi untuk mempercepat penggunaan kendaraan listrik. Pemerintah kemudian menargetkan pemakaian 50 persen bus dan 100 persen taksi bertenaga listrik pada 2030 di Hanoi.

“Ini adalah tanggung jawab negara terhadap rakyat, dan harus ada tindakan yang spesifik dan tepat waktu,” ucap Ha.

Adapun polusi merupakan krisis besar di berbagai belahan dunia. Laporan dari Climate Trace yang dirilis di Conference of Parties (COP29), di Baku, Azerbaijan November lalu menunjukkan bahwa Shanghai, China juga menjadi kota paling berpolusi di dunia. Shanghai menghasilkan emisi 256 juta ton, melampaui emisi gas rumah kaca di Kolombia dan Norwegia.

Climate Trace menghitung karbon dioksida, metana, dan dinitrogen oksida serta polutan udara lainnya di seluruh dunia menggunakan kecerdasan buatan serta observasi.

Baca juga: Polusi Udara Sebabkan Pasien Rawat Inap Terkait Kesehatan Mental Naik  

Hasilnya, tujuh provinsi di China dan Amerika Serikat menghasilkan 1 miliar metrik ton gas rumah kaca. Total polusi karbon dioksida dan metana di Bumi meningkat 0,7 persen menjadi 61,2 miliar metrik ton. Kemudian gas metana meningkat 0,2 persen.

"Angka-angka tersebut lebih tinggi daripada kumpulan data lainnya. Karena kami memiliki cakupan yang komprehensif dan telah mengamati lebih banyak emisi di lebih banyak sektor," ungkap pendiri Climate Trace Gavin McCormick.

Kota-kota yang menghasikan polusi miliaran ton itu antara lain Hebei, Shanxi, Mongolia Dalam, Jiangsu, dan Guangdong di China, serta Texas di Amerika Serikat.

Laporan itu menemukan China, India, Iran, Indonesia dan Rusia mengalami peningkatan emisi terbesar pada periode 2022-2023. Sedangkan Venezuela, Jepang, Jerman, Inggris, dan Amerika Serikat berhasil menurunkan tingkat polusi.

Baca juga: Hutan Kota Bisa Jadi Solusi Tekan Emisi, Polusi, dan Depresi

Mari berkontribusi langsung dalam upaya mencegah dan mengatasi masalah STUNTING di Indonesia. Ikut berdonasi dengan klik Kompas.com Jernih Berbagi.

Artikel ini merupakan bagian dari Lestari KG Media, sebuah inisiatif untuk akselerasi Tujuan Pembangunan Berkelanjutan. Selengkapnya

A member of


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau