Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

KPH Bisa Cegah Deforestasi, tetapi Cuma pada Tahun Rentan Api

Kompas.com - 07/01/2025, 14:02 WIB
Yunanto Wiji Utomo

Penulis

KOMPAS.com - Untuk mengatasi kehilangan hutan akibat aktivitas ilegal dan kebakaran, Indonesia membentuk Kesatuan Pengelolaan Hutan (KPH) pada tahun 2009, sesuai dengan aturan yang telah digagas 10 tahun sebelumnya, Undang - undang No 41 tahun 1999. 

Kesatuan yang secara nasional mencakup area hutan seluas 120 juta hektar ini diharapkan bisa mengurangi deforestasi dan degradasi, meningkatkan manajemen hutan, serta melakukan tindakan pencegahan munculnya api.

Meski sudah 16 tahun dibentuk, evaluasi soal efektivitasnya belum dilakukan. Selama ini, banyak pihak hanya mengeluhkan soal kurangnya kepemimpinan, kuasa, pendanaan dan sumber daya manusia.

Baca juga: 2024 Jadi Tahun Bencana akibat Krisis Iklim, Banjir Bandang hingga Kebakaran Hutan

Tim peneliti dari Centre de Coopération International en Recherche Agronomique pour le Développement (CIRAD) dan Center for International Forestry Research (CIFOR) mencoba mengungkap efektivtas organisasi itu dengan meriset hutan-hutan Sulawesi.

Menurut mereka, Sulawesi adalah lokasi penelitian yang baik. Tidak seperti Sumatera dan Jawa, hutan Sulawesi banyak digunakan oleh petani skala kecil (smallholders) di mana KPH relatif bisa menggunakan kekuasaannya untuk mengatur.

Dalam riset, peneliti menggunakan metode yang disebut "counterfactual methods." Memakai remote sensing data, mereka membandingkan deforestasi di dalam dan luar wilayah kekuasaan KPH. Mereka kemudian mengecek ulang di lapangan.

"Kami tidak menemukan bukti dampak KPH pada deforestasi," kata Colas Chervier dari CIRAD, Stibniati Atmaja dari CIFOR, dan sejumlah peneliti lain dalam publikasinya di Ecological Economics edisi Januari 2025.

"Namun, ada dampak menarik, seperti deforestasi lebih rendah pada masa El Nino tahun 2015-2016 di wilayah di mana KPH sudah terbentuk serta pengurangan signifikan kehilangan hutan akibat api di tempat KPH sudah terbentuk lebih lama," tulis peneliti. 

Baca juga: Kelapa Sawit dan Deforestasi: Menjaga Kemajuan di Tengah Ancaman Baru

“Saya pikir ini memerlukan investigasi lebih lanjut, tetapi jelas menarik mengetahui bahwa saat ada tekanan besar, KPH dapat mengurangi dampak kejadian seperti El-Nino terhadap deforestasi," kata Chervier di situs web CIFOR, Jumat (3/1/2025).

Stibniati mengatakan, "Saya bertanya-tanya, apakah peningkatan pengelolaan hutan adalah tool untuk mengurangi deforestasi. Sebab, tujuan besar dari pengelolaan hutan bisa saja adalah menggunakan dan mengeksploitasi hutan lebih baik."

"Jika memang tujuannya mencegah deforestasi, maka mungkin KPH tool efektif untuk pengelolaan hutan, mereka mencegah deforestasi hanya pada saat itu tidak diinginkan, misalnya pada tahun-tahun rentan api," imbuhnya.

Chervier menuturkan, penelitian lanjutan penting untuk melihat, misalnya, alasan KPH yang dibentuk lebih akhir kurang berdampak. Ada asumsi bahwa yang dibentuk lebih awal menerima bantuan pendanaan lebih, tetapi itu masih harus diuji. 

Baca juga: Kelapa Sawit Kontroversial dan Politis, Bagaimana AI Menarasikannya?

 

 

Mari berkontribusi langsung dalam upaya mencegah dan mengatasi masalah STUNTING di Indonesia. Ikut berdonasi dengan klik Kompas.com Jernih Berbagi.

Artikel ini merupakan bagian dari Lestari KG Media, sebuah inisiatif untuk akselerasi Tujuan Pembangunan Berkelanjutan. Selengkapnya

A member of


Terkini Lainnya

6 Mahasiswa Minta Keterwakilan Perempuan Hakim MK Minimal 30 Persen

6 Mahasiswa Minta Keterwakilan Perempuan Hakim MK Minimal 30 Persen

LSM/Figur
Alarm Serius dari Himalaya, Salju Capai Titik Terendah dalam 23 Tahun

Alarm Serius dari Himalaya, Salju Capai Titik Terendah dalam 23 Tahun

LSM/Figur
RUPTL Segera Disahkan, Realisasi PLTN Ditarget 500 MW sampai 2035

RUPTL Segera Disahkan, Realisasi PLTN Ditarget 500 MW sampai 2035

Pemerintah
Langkah Hijau, LEGO Resmikan Pabrik Ramah Lingkungan di Vietnam

Langkah Hijau, LEGO Resmikan Pabrik Ramah Lingkungan di Vietnam

Swasta
BMKG: Modifikasi Cuaca Turunkan Keekstreman Hujan selama Lebaran 

BMKG: Modifikasi Cuaca Turunkan Keekstreman Hujan selama Lebaran 

Pemerintah
IMF: AI Dorong Pertumbuhan Ekonomi, Biaya Emisi Karbon Bisa Dikelola

IMF: AI Dorong Pertumbuhan Ekonomi, Biaya Emisi Karbon Bisa Dikelola

Pemerintah
Bilang 'Tolong' dan 'Terima Kasih' di ChatGPT Malah Berkontribusi terhadap Perubahan Iklim

Bilang "Tolong" dan "Terima Kasih" di ChatGPT Malah Berkontribusi terhadap Perubahan Iklim

Swasta
Google Teken Perjanjian Energi Angin Lepas Pantai Pertama di Asia

Google Teken Perjanjian Energi Angin Lepas Pantai Pertama di Asia

Swasta
Peta Jalan Transisi Energi Dinilai Dukung Pensiun Dini PLTU

Peta Jalan Transisi Energi Dinilai Dukung Pensiun Dini PLTU

LSM/Figur
Konsumsi Antibiotik Manusia Naik 65 Persen, Sungai Makin Tercemar

Konsumsi Antibiotik Manusia Naik 65 Persen, Sungai Makin Tercemar

Pemerintah
Startup Filipina Ajak Petani Pakai AI, Bukan Intuisi, agar Tak Rugi

Startup Filipina Ajak Petani Pakai AI, Bukan Intuisi, agar Tak Rugi

LSM/Figur
Bahlil Teken Peta Jalan Transisi Energi, PLTU Bisa Pensiun Dini Asalkan...

Bahlil Teken Peta Jalan Transisi Energi, PLTU Bisa Pensiun Dini Asalkan...

Pemerintah
Peringati Hari Bumi Sedunia, Lippo Mall Kemang Terima Sertifikasi Green Building EDGE

Peringati Hari Bumi Sedunia, Lippo Mall Kemang Terima Sertifikasi Green Building EDGE

Swasta
Perempuan, Tambang, dan Masa Depan Berkelanjutan

Perempuan, Tambang, dan Masa Depan Berkelanjutan

Swasta
UMKM Big Bananass, Berdayakan Ibu Rumah Tangga hingga Punya 15 Toko

UMKM Big Bananass, Berdayakan Ibu Rumah Tangga hingga Punya 15 Toko

Swasta
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau