Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Aris Marfai
Kepala Badan Informasi Geospasial

Professor Geografi

Antisipasi Potensi Kehilangan Pulau

Kompas.com - 09/01/2025, 06:44 WIB
Anda bisa menjadi kolumnis !
Kriteria (salah satu): akademisi, pekerja profesional atau praktisi di bidangnya, pengamat atau pemerhati isu-isu strategis, ahli/pakar di bidang tertentu, budayawan/seniman, aktivis organisasi nonpemerintah, tokoh masyarakat, pekerja di institusi pemerintah maupun swasta, mahasiswa S2 dan S3. Cara daftar baca di sini

INDONESIA merupakan negara kepulauan (archipelago country) terbesar di dunia. Dari hasil inventarisasi nama-nama rupabumi yang dilaksanakan Badan Informasi Geospasial (BIG), Indonesia mempunyai 17.380 pulau yang sudah bernama.

Tahun 2023, data jumlah pulau bernama sebesar 17.374, dan tahun sebelumnya, 2022, sejumlah 17.024. Jumlah pulau terlihat dinamis, karena proses pendataan dan penamaan pulau terus berlangsung.

Nama-nama pulau dicantumkan dalam gazeter. Gazeter adalah direktori yang memuat nama-nama rupabumi, termasuk di antaranya nama tempat, nama jalan, nama gunung dan nama-nama pulau.

Gazeter diterbitkan setiap tahun oleh BIG sesuai amanat PP No 2 tahun 2021 tentang nama rupabumi.

Dapat disebut sebuah pulau apabila memenuhi ketentuan, antara lain harus ada area lahan daratannya (land bukan soil), dan terbentuk secara alami.

Selain itu disebut pulau apabila dikelilingi oleh perairan, dapat berupa air tawar maupun air asin, serta selalu berada di atas pasang tertinggi, artinya tidak tenggelam apabila air pasang naik.

Data pulau bisa saja berubah dari waktu ke waktu. Perubahan data pulau dapat terjadi apabila obyek tidak ditemukan lagi di lapangan, baik dari identifikasi citra satelit, datra geospasial maupun survei fisik di lapangan.

Data berubah juga dapat disebabkan oleh obyek pulau yang telah menyatu dengan pulau lain karena sedimentasi. Atau berubah menjadi unsur karang, atau gosong yang tenggelam saat pasang tertinggi.

Selain itu, data pulau berubah dengan berubahnya pulau menjadi unsur mangrove, di mana hanya muncul vegerasi mangrove saat pasang.

Lebih dari itu, dengan kenaikan muka air laut dan erosi yang semakin intens, potensi kehilangan pulau-pulau kecil akan semakin nyata, terutama yang berada di daerah terluar dan berada di lepas samudera.

Erosi yang diakibatkan tenaga gelombang dan tenaga pasang surut dapat mengikis garis pantai. Erosi yang berlangsung terus menerus dapat memengaruhi luasan pulau-pulau kecil dan tidak menutup kemungkinan pulau-pulau tersebut akan hilang.

Pulau-pulau kecil juga dapat hilang akibat kenaikan muka air laut karena pemanasan global. Kenaikan suhu 1 derajat dapat mengakibatkan es di kutub mencair, dan air laut dapat naik setinggi 60 hingga 100 cm.

Sebagai negara kepulauan kita harus secara serius mengantisipasi hilangnya pulau-pulau oleh kenaikan muka air laut tersebut.

Menurut perhitungan luasan pulau menggunakan data geospasial dan data DEM (digital elevation model) terdapat beberapa pulau-pulau kecil yang dapat terancam hilang akibat terkisis erosi dan tenggelam sebagian akibat kenaikan air laut.

Pulau-pulau yang mempunyai ketinggian kurang dari 10 meter tentu mempunyai potensi ancaman yang besar.

Halaman:

Artikel ini merupakan bagian dari Lestari KG Media, sebuah inisiatif untuk akselerasi Tujuan Pembangunan Berkelanjutan. Selengkapnya

A member of


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau