KOMPAS.com - Bergabungnya Indonesia menjadi anggota tetap BRICS akan menjadi tambahan jalur diplomasi transisi energi.
Sebelumnya, pada Senin (6/1/2025), Brasil mengumumkan Indonesia resmi bergabung dengan BRICS sebagai anggota tetap.
BRICS berdiri tahun 2009 dengan anggota awal yang sesuai singkatan namanya yakni Brasil, Rusia, India, dan China.
Baca juga: Lewat Sedekah Energi, Mosaic Gagas Transisi Energi Berbasis Masjid
Setahun kemudian, Afrika Selatan menyusul bergabung dengan BRICS tahun 2010.
Tahun 2024, BRICS memperluas keanggotaannya dengan bergabungnya Iran, Mesir, Etiopia, dan Uni Emirat Arab (UEA).
Managing Director Energy Shift Institute Putra Adhiguna mengatakan, negara-negara anggota BRICS sama-sama mendorong transisi energi.
Apalagi, di dalam BRICS juga terdapat China yang menjadi kampiun transisi energi dunia dengan teknologi energi terbarukannya yang murah.
Sehingga, kata Putra, bergabungnya Indonesia dengan BRICS bisa menjadi pintu tambahan untuk berdiplomasi.
"Semakin banyak aliansi kita untuk transisi energi, juga akan membantu kita untuk transisi energi," kata Putra saat dihubungi Kompas.com, Jumat (10/1/2025).
Baca juga: Bakal Dirilis Tahun Ini, Biodiesel B40 Berpeluang Percepat Transisi Energi
Putra menuturkan, semakin banyak pintu diplomasi yang terbuka untuk transisi energi, maka efeknya pun pasti positif.
Selain itu, selama ini Indonesia memegang kebijakan politik luar negeri bebas-aktif dan tidak memihak.
Di satu sisi, selama ini ada segregasi yang cukup kentara antara Barat dan BRICS.
Dengan bergabungnya Indonesia ke dalam BRICS, posisi tawar Indonesia akan naik dan berpotensi menjadi tarik-menarik.
"Justru itu akan mendorong investasi di sisi yang lain," jelas Putra.
Baca juga: Transisi Energi Selalu Disuarakan, tapi Perusahaan Terus Bor Minyak dan Gas
Kementerian Luar Negeri (Kemenlu) RI menuturkan Pemerintah Indonesia menyebut bergabung ke dalam BRICS mencerminkan peningkatan peran aktif Indonesia dalam isu-isu global.
Kemenlu juga menyebutkan, langkah tersebut menjadi komitmen untuk memperkuat kerja sama multilateral demi mewujudkan tatanan global yang lebih inklusif dan berkeadilan.
"Indonesia memandang keanggotaannya di BRICS sebagai langkah strategis untuk meningkatkan kolaborasi dan kerja sama dengan negara berkembang lainnya, berdasarkan prinsip kesetaraan, saling menghormati, dan pembangunan yang berkelanjutan,” tulis pernyataan Kemenlu.
Baca juga: Ini Pentingnya Jaringan Listrik Pintar untuk Transisi Energi Menurut Kementerian ESDM
Mari berkontribusi langsung dalam upaya mencegah dan mengatasi masalah STUNTING di Indonesia. Ikut berdonasi dengan klik Kompas.com Jernih Berbagi.Artikel ini merupakan bagian dari Lestari KG Media, sebuah inisiatif untuk akselerasi Tujuan Pembangunan Berkelanjutan. Selengkapnya