Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 30/12/2024, 07:00 WIB
Danur Lambang Pristiandaru

Editor

KOMPAS.com - Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) menyebutkan, teknologi smart grid atau jaringan listrik pintar hadir untuk menjawab berbagai tantangan dalam transisi energi.

Hal tersebut disampaikan Direktur Jenderal Ketenagalistrikan Kementerian ESDM Jisman Hutajulu dalam acara Workshop on International Knowledge and Experience Sharing for Distribution Smart Grid and Operations.

Jisman mengatakan, smart grid mampu memantau, mengendalikan, dan mengoptimalkan operasi jaringan listrik secara real-time.

Baca juga: Green Jobs Jadi Kunci Transisi Energi di Indonesia

"Smart srid tidak hanya menjaga stabilitas sistem, tetapi juga mendukung integrasi energi terbarukan dalam skala besar," ujar Jisman, sebagaimana dilansir Antara, Minggu (29/12/2024).

Jisman Hutajulu mengatakan, smart grid juga telah dimasukkan dalam Rencana Pembangunan Jangka Panjang Nasional (RPJPN) Tahun 2025-2045 sesuai Undang-Undang (UU) Nomor 59 Tahun 2024.

Jisman menuturkan, melalui UU tersebut, proses pengembangan smart grid dibagi menjadi empat tahapan.

"Yaitu, penguatan transformasi pada 2025-2029, akselerasi transformasi pada 2030-2034, ekspansi global di tahun 2035-2039, dan perwujudan Indonesia Emas pada 2040-2045," ujar Jisman.

Jisman menjelaskan, dalam RPJPN 2025-2045, smart grid merupakan bagian penting dari strategi untuk mencapai tujuan pembangunan yang berkelanjutan dan efisien dalam sektor energi di Indonesia.

Baca juga: Transisi Energi Indonesia Lambat, Regulasi Tak Jelas Sebabnya

"Smart grid mengintegrasikan teknologi informasi dan komunikasi dalam sistem kelistrikan, diharapkan dapat mendukung upaya pengelolaan energi yang lebih baik, meningkatkan efisiensi distribusi dan memperkuat ketahanan energi nasional," jelas Jisman.

Koordinator Pengaturan Operasi Usaha Ketenagalistrikan Wahid Pinto Nugroho menyampaikan, pengembangan smart grid harus mulai diimplementasikan di Jawa-Bali pada tahun 2020.

"Arah pengembangan smart grid harus mulai diimplementasikan di beberapa daerah di Jawa-Bali pada tahun 2020 dan secara bertahap diterapkan pada sistem di luar Jawa-Bali untuk mendorong porsi EBT," kata Wahid.

Executive Vice President Perencanaan Strategis Distribusi PT PLN (Persero) Adams Yogasara menuturkan, pengembangan smart grid juga telah tertuang dalam Rencana Usaha Penyediaan Tenaga Listrik (RUPTL) PLN.

"Prinsipnya mengintegrasikan teknologi smart grid untuk mengintegrasikan sumber EBT ke dalam sistem kelistrikan, menuju NZE (net zero emission) pada tahun 2060," ucap Adams.

Baca juga: 2024, Transisi Energi Indonesia Lamban, Sektor Transportasi Membaik

Mari berkontribusi langsung dalam upaya mencegah dan mengatasi masalah STUNTING di Indonesia. Ikut berdonasi dengan klik Kompas.com Jernih Berbagi.

Artikel ini merupakan bagian dari Lestari KG Media, sebuah inisiatif untuk akselerasi Tujuan Pembangunan Berkelanjutan. Selengkapnya

A member of


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau