Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Seperempat Spesies Air Tawar Terancam Punah karena Kerusakan Lingkungan

Kompas.com, 15 Januari 2025, 11:00 WIB
Danur Lambang Pristiandaru

Penulis

KOMPAS.com - Seperempat spesies hewan yang hidup di air tawar seperti sungai hingga danau terancam punah karena ancaman kerusakan lingkungan.

Temuan tersebut mengemuka berdasarkan studi terbaru berjudul One-quarter of freshwater fauna threatened with extinction yang diterbitkan dalam jurnal Nature pada 8 Januari 2025.

Penelitian tersebut dilakukan terhadap sekitar 23.500 spesies seperti capung, ikan, kepiting, dan hewan lain yang sangat bergantung terhadap ekosistem air tawar.

Baca juga: Sepertiga Spesies di Bumi Bisa Punah pada 2100 jika Perubahan Iklim Tak Diatasi

Salah satu penulis, Patricia Charvet dari Federal University of Ceara, Brasil, mengatakan, sungai besar seperti Amazon memang terlihat kuat.

"Namun di saat yang bersamaan, habitat air tawar sangatlah rapuh," kata Charvet, sebagaimana dilansir Euronews, Jumat (10/1/2025).

Risiko kepunahan spesies yang hidup di air tawar tersebut terbagi atas tiga klasifikasi yakni rentan, terancam punah, dan sangat terancam punah.

Para peneliti menyebutkan, beberapa ancaman dari kepunahan tersebut seperti polusi, kehadiran bendungan, ekstraksi air, pertanian, spesies invasif, perubahan iklim, dan lainnya.

Catherine Sayer dari International Union for Conservation of Nature (IUCN) memaparkan, habitat air tawar seperti sungai, danau, kolam, aliran sungai, rawa, dan lahan basah mencakup 1 persen dari permukaan Bumi.

Baca juga: Kura-kura Rote Makin Terancam Punah, Apa Penyebabnya?

Meski kecil, habitat tersebut mendukung 10 persen spesies hewan.

"Kebanyakan spesies tidak hanya menghadapi satu ancaman yang menempatkan mereka pada risiko kepunahan, tetapi banyak ancaman yang berlkelindan," kata Sayer, salah satu penulis studi tersebut.

Tak bisa kabur

Stusi tersebut adalah pertama kalinya para peneliti menganalisis risiko global terhadap spesies air tawar. 

Studi sebelumnya berfokus pada hewan darat termasuk mamalia, burung, dan reptil.

Ahli ekologi dari Duke University, Stuart Pimm, yang tidak terlibat dalam studi tersebut, menyebutnya sebagai penelitian yang telah lama ditunggu-tunggu dan sangat penting.

Baca juga: IUCN: 38 Persen Pohon di Dunia Terancam Punah

Pimm menuturkan, hampir setiap sungai besar di Amerika Utara dan Eropa saat ini dimodifikasi secara besar-besaran dengan bendungan.

Kondisi tersebut, ujar Pimm, membuat spesies air tawar menghadapi risiko yang tinggi.

Charvert mencontohkan, ekosistem Sungai Amazon yang besar juga menghadapi ancaman penggundulan hutan, kebakaran hutan, dan penambangan emas ilegal.

Kebakaran untuk membuka hutan mengakibatkan abu mencemari sungai. Sedangkan penambang emas tanpa izin membuang merkuri ke dalam air.

Charvert berujar, sungai dan lahan basah menampung segala sesuatu yang terjadi di sekitarnya.

"Jika terjadi sesuatu yang salah, seperti tumpahan asam atau minyak, Anda dapat mengancam seluruh spesies. Tidak ada tempat lain bagi hewan-hewan ini untuk kabur," ujar Charvert.

Baca juga: Studi: Bahasa Abui di NTT Terancam Punah

Mari berkontribusi langsung dalam upaya mencegah dan mengatasi masalah STUNTING di Indonesia. Ikut berdonasi dengan klik Kompas.com Jernih Berbagi.

Artikel ini merupakan bagian dari Lestari KG Media, sebuah inisiatif untuk akselerasi Tujuan Pembangunan Berkelanjutan. Selengkapnya

A member of


Terkini Lainnya
Perusahaan RI Paling Banyak Raih Penghargaan Asia ESG Positive Impact Awards
Perusahaan RI Paling Banyak Raih Penghargaan Asia ESG Positive Impact Awards
Swasta
Pastikan Kawanan Gajah Aman, BKSDA Riau Pasang GPS pada Betina Pemimpinnya
Pastikan Kawanan Gajah Aman, BKSDA Riau Pasang GPS pada Betina Pemimpinnya
Pemerintah
Bukan Cuma Beri Peringatan, Taiwan Tetapkan Panas Ekstrem sebagai Bencana Alam
Bukan Cuma Beri Peringatan, Taiwan Tetapkan Panas Ekstrem sebagai Bencana Alam
Pemerintah
Ilmuwan Desak Pemimpin Global Batasi Biofuel Berbasis Tanaman
Ilmuwan Desak Pemimpin Global Batasi Biofuel Berbasis Tanaman
LSM/Figur
Gates Foundation Gelontorkan 1,4 Miliar Dollar AS untuk Bantu Petani Adaptasi Iklim
Gates Foundation Gelontorkan 1,4 Miliar Dollar AS untuk Bantu Petani Adaptasi Iklim
Swasta
Krisis Iklim dan Penggunaan Pestisida di Pertanian Ancam Populasi Kupu-Kupu
Krisis Iklim dan Penggunaan Pestisida di Pertanian Ancam Populasi Kupu-Kupu
LSM/Figur
Asia ESG PIA Digelar, Pertemukan 39 Perusahaan yang Berkomitmen Jalankan ESG
Asia ESG PIA Digelar, Pertemukan 39 Perusahaan yang Berkomitmen Jalankan ESG
Swasta
Perkuat Ekosistem Kendaraan Listrik, PLN Resmikan SPKLU Center Pertama di Yogyakarta
Perkuat Ekosistem Kendaraan Listrik, PLN Resmikan SPKLU Center Pertama di Yogyakarta
BUMN
Bumi Memanas, Hasil Panen di Berbagai Benua Menurun
Bumi Memanas, Hasil Panen di Berbagai Benua Menurun
Pemerintah
BMKG Peringatkan Potensi Hujan Lebat yang Bisa Picu Banjir Sepekan ke Depan
BMKG Peringatkan Potensi Hujan Lebat yang Bisa Picu Banjir Sepekan ke Depan
Pemerintah
4 Pemburu Satwa Liar di TN Merbabu Terancam 15 Tahun Penjara
4 Pemburu Satwa Liar di TN Merbabu Terancam 15 Tahun Penjara
Pemerintah
Dekan FEM IPB Terima Penghargaan Dean of the Year pada LEAP 2025
Dekan FEM IPB Terima Penghargaan Dean of the Year pada LEAP 2025
Pemerintah
Akademisi UI: Produksi Etanol untuk BBM Tak Ganggu Ketersediaan Pangan
Akademisi UI: Produksi Etanol untuk BBM Tak Ganggu Ketersediaan Pangan
LSM/Figur
Kata Walhi, RI dan Brasil Kontraproduktif Atasi Krisis Iklim jika Transisi Energi Andalkan Lahan
Kata Walhi, RI dan Brasil Kontraproduktif Atasi Krisis Iklim jika Transisi Energi Andalkan Lahan
LSM/Figur
BPBD Gelar Modifikasi Cuaca untuk Cegah Banjir di Jabodetabek
BPBD Gelar Modifikasi Cuaca untuk Cegah Banjir di Jabodetabek
Pemerintah
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Unduh Kompas.com App untuk berita terkini, akurat, dan tepercaya setiap saat
QR Code Kompas.com
Arahkan kamera ke kode QR ini untuk download app
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar di Artikel Lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau