KOMPAS.com - Seiring dengan berkembangnya kecerdasan buatan (AI), kini banyak orang mulai memanfaatkan kehadiran teknologi tersebut, termasuk manajer ESG.
Manajer ESG adalah profesional yang bertanggung jawab untuk memantau dan mengelola faktor-faktor Lingkungan, Sosial, dan Tata Kelola (ESG) dalam suatu bisnis atau perusahaan.
Keberadaan manajer ESG sangat penting karena mereka bekerja untuk memastikan perusahaan selaras dengan prinsip-prinsip ESG. Itu mengapa tugas-tugas mereka bisa menjadi begitu banyak dan rumit.
Nah, dalam hal inilah AI bisa berperan dalam membantu kerja pada manajer ESG.
Kecerdasan buatan menawarkan berbagai aplikasi yang dapat membantu mengurangi beban kerja yang dihadapi manajer ESG, seperti membantu mengumpulkan data, memberikan analisis, dan melakukan tugas-tugas yang lebih sederhana.
Berikut uraian bagaimana pemanfaatan AI bagi para manajer ESG, seperti dikutip dari Greenly, Rabu (15/1/2025).
Baca juga: Bagaimana Kecerdasan Buatan Memengaruhi Keberlanjutan pada 2025?
Pemanfaatan AI
Peningkatan Akurasi dan Kualitas Pengumpulan Data
Pengumpulan dan analisis berbagai data merupakan peran penting bagi setiap manajer ESG yang ingin menjadi efektif dalam meningkatkan taktik ESG dalam organisasi.
Artinya perlu data yang akurat dan terperinci demi manajemen ESG yang efektif.
AI dapat membantu manajer ESG dalam memproses data dalam jumlah besar dari berbagai sumber dan membatu mereka untuk lebih mudah menemukan perbedaan dalam data yang mungkin sulit teridentifikasi tanpa bantuan AI.
Analisis Proyeksi
Kecerdasan Buatan mampu memperkirakan tren masa depan, potensi risiko ESG, dan memberikan analisisnya sendiri. Semua dapat digunakan manajer ESG untuk menyampaikan ide-ide mereka sendiri tanpa perlu memulai dari awal.
Dalam hal ini, AI dapat dilihat sebagai sekretaris manajer ESG yakni membantu mengumpulkan semua fakta dan membantu manajer ESG membuat keputusan yang lebih tepat.
Pengawasan Data Real Time
Manajer ESG memiliki banyak tugas, yang berarti tidak ada cukup waktu bagi mereka untuk terus mengawasi data yang mereka kumpulkan. AI dapat membantu melakukannya.
Karena AI mampu mengumpulkan dan menganalisis data secara real-time, AI dapat membantu menyediakan informasi yang bermanfaat bagi manajer ESG untuk membantu mengidentifikasi dan memecahkan masalah yang dapat menghambat tujuan keberlanjutan perusahaan atau efisiensi dalam operasi bisnis.
Misalnya, AI dapat membantu mendeteksi kemungkinan mesin yang berkontribusi terhadap emisi karbon berlebih. Tanpa bantuan AI, itu bisa saja luput dari perhatian manajer ESG.
Baca juga: Ledakan AI Bisa Picu Lonjakan Biaya Lingkungan dan Kesehatan
Kekurangan Penggunaan AI
Kendati punya keuntungan, bukan berarti penggunaan AI lepas tanpa kekurangan. Tetap ada potensi kerugian dari penggunaan AI. Beberapa di antaranya seperti berikut:
Ketergantungan pada Data
AI pun juga berpotensi salah dalam menghitung sesuatu. Artinya meski dapat membantu menghemat waktu dalam menghitung sesuatu, tetap penting untuk meninjau kembali data sebelum mengirimkan atau membagikannya ke pihak lain.
Potensi Bias
Tidak semua subjek tersedia untuk ditinjau atau dikumpulkan oleh kecerdasan buatan. Ini mengapa manajer ESG harus tetap memastikan analisis data yang lengkap.
Kekhawatiran Privasi
Penggunaan AI untuk memantau aktivitas lingkungan atau sosial berpotensi melanggar hak privasi, terutama dalam penilaian komunitas atau karyawan.
Baca juga: Kelapa Sawit Kontroversial dan Politis, Bagaimana AI Menarasikannya?
Mari berkontribusi langsung dalam upaya mencegah dan mengatasi masalah STUNTING di Indonesia. Ikut berdonasi dengan klik Kompas.com Jernih Berbagi.Artikel ini merupakan bagian dari Lestari KG Media, sebuah inisiatif untuk akselerasi Tujuan Pembangunan Berkelanjutan. Selengkapnya