Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 24/01/2025, 13:00 WIB
Danur Lambang Pristiandaru

Penulis

KOMPAS.com - Produksi listrik dari pembangkit listrik tenaga surya (PLTS) melampaui pembangkit listrik tenaga uap (PLTU) batu bara di Eropa sepanjang 2024.

Menurut laporan terbaru dari lembaga think tank Ember, PLTS berkontribusi terhadap 11 persen produksi listrik Uni Eropa. Sedangkan kontribusi PLTU batu bara 10 persen.

Di sisi lain, produksi listrik dari pembangkit listrik tenaga gas (PLTG) mencapai 16 persen dari bauran produksi listrik Uni Eropa.

Baca juga: Ditarget Beroperasi 2027, PLTS Terapung Danau Singkarak Terbesar di Sumatera

"Ini adalah tonggak sejarah. Batu bara adalah cara tertua untuk menghasilkan listrik, juga yang paling kotor. Energi surya adalah bintang baru," kata Beatrice Petrovich, salah satu penulis laporan tersebut, sebagaimana dilansir The Guardian, Rabu (22/1/2025).

Pembakaran batu bara di sektor ketenagalistrikan Uni Eropa sempat mencapai puncaknya pada 2003 dan telah turun hingga 68 persen sejak saat itu.

Pada saat yang sama, energi terbarukan berkembang pesat. Energi angin dan matahari meningkat hingga 29 persen dari pembangkitan listrik Uni Eropa pada 2024.

Sementara itu, energi hidro dan energi nuklir terus pulih dari posisi terendah pada 2022.

Laporan tersebut mengaitkan peningkatan produksi listrik dari PLTS berkaitan dengan lonjakan pemasangan panel surya baru, meskipun "Benua Biru" mendapatkan lebih sedikit sinar matahari daripada 2023.

Baca juga: PLTS Terapung Danau Singkarak Bakal Perhatikan Aspek Pariwisata

"Merupakan kabar baik bahwa peningkatan pembangunan PLTS sebenarnya menghasilkan pengurangan pembakaran bahan bakar fosil," kata Jenny Chase, analis tenaga surya di BloombergNEF, yang tidak terlibat dalam laporan tersebut.

Laporan tersebut menemukan, pangsa batu bara juga menurun di 16 dari 17 negara yang masih menggunakannya pada 2024. 

Energi gas juga terus mengalami penurunan struktural, turun di 14 dari 26 negara yang menggunakan tenaga gas, menurut laporan tersebut.

Temuan tersebut muncul meskipun ada sedikit peningkatan permintaan listrik setelah dua tahun penurunan tajam yang disebabkan oleh invasi Rusia ke Ukraina. 

Sebagai tanggapan, UE memperkenalkan rencana untuk menghemat energi, menemukan pemasok bahan bakar fosil baru, dan mempercepat peralihan ke energi bersih.

Baca juga: PLTS dari Start Up Xurya Telah Hasilkan 100 MW Sepanjang 2024

Gregory Nemet, seorang peneliti energi di University of Wisconsin-Madison, menuturkan kebijakan dan pasar di Eropa memungkinkan energi terbarukan untuk menekan pangsa batu bara dan gas alam.

"Eropa memanfaatkan sepenuhnya manfaat keterjangkauan, keamanan, dan udara bersih yang disediakan oleh energi terbarukan," ujar Nemet.

Laporan tersebut juga menemukan bahwa Uni Eropa berada di jalur yang tepat untuk memenuhi target kapasitas PLTS terpasang 400 GW pada 2025. 

Saat ini, kapasitas PLTS yang terpasang di Uni Eropa mencapai 338 GW pada 2024, menurut laporan tersebut.

Jika pertumbuhan tahunan diteruskan, kapasitas terpasang PLTS di Uni Eropa bisa mencapai 750 GW pada 2030.

Baca juga: Dukung Sustainability, Pertamina Patra Pasang PLTS hingga Olah Minyak Jelantah

Mari berkontribusi langsung dalam upaya mencegah dan mengatasi masalah STUNTING di Indonesia. Ikut berdonasi dengan klik Kompas.com Jernih Berbagi.

Artikel ini merupakan bagian dari Lestari KG Media, sebuah inisiatif untuk akselerasi Tujuan Pembangunan Berkelanjutan. Selengkapnya

A member of


Terkini Lainnya

Akademisi IPB: Laut Tak Boleh Dipetak-petak

Akademisi IPB: Laut Tak Boleh Dipetak-petak

Pemerintah
Laut yang Dipagari di Tangerang Masuk Zona Budi Daya, Tak Boleh Direklamasi

Laut yang Dipagari di Tangerang Masuk Zona Budi Daya, Tak Boleh Direklamasi

Pemerintah
Deloitte: Pengusaha Tak Lakukan Cukup Upaya untuk Atasi Perubahan Iklim

Deloitte: Pengusaha Tak Lakukan Cukup Upaya untuk Atasi Perubahan Iklim

Swasta
Wujudkan Lingkungan Belajar Suportif, PAMA Hadiri Temu Pendamping dan Penerima Beasiswa Dual Program di Astra Tech

Wujudkan Lingkungan Belajar Suportif, PAMA Hadiri Temu Pendamping dan Penerima Beasiswa Dual Program di Astra Tech

Swasta
PBB Tetapkan 2025 Jadi Tahun Internasional Pelestarian Gletser

PBB Tetapkan 2025 Jadi Tahun Internasional Pelestarian Gletser

LSM/Figur
Diremehkan, Biochar Ternyata Cukup Ampuh Serap Emisi Karbon

Diremehkan, Biochar Ternyata Cukup Ampuh Serap Emisi Karbon

LSM/Figur
Rencanakan Pembangunan Rendah Karbon, Pemerintah Kabupaten Kini Bisa Akses Platform E-Learning

Rencanakan Pembangunan Rendah Karbon, Pemerintah Kabupaten Kini Bisa Akses Platform E-Learning

LSM/Figur
Korporasi Targetkan Ulang Sasaran Iklim karena AI

Korporasi Targetkan Ulang Sasaran Iklim karena AI

Swasta
Transisi Energi Masih Lambat, Pengamat: RI Masih Ketergantungan Batu Bara

Transisi Energi Masih Lambat, Pengamat: RI Masih Ketergantungan Batu Bara

LSM/Figur
Produksi Listrik PLTS Lampaui PLTU Batu Bara di Uni Eropa

Produksi Listrik PLTS Lampaui PLTU Batu Bara di Uni Eropa

LSM/Figur
Bukan Tambang, Perguruan Tinggi Diminta Fokus Usaha Transisi Energi

Bukan Tambang, Perguruan Tinggi Diminta Fokus Usaha Transisi Energi

LSM/Figur
Eropa Larang BPA, Konsumen Indonesia Desak Pelabelan Galon Guna Ulang

Eropa Larang BPA, Konsumen Indonesia Desak Pelabelan Galon Guna Ulang

Pemerintah
Pemerintah Majukan Rencana Realisasi PLTN 3 Tahun, dari 2032 Jadi 2029

Pemerintah Majukan Rencana Realisasi PLTN 3 Tahun, dari 2032 Jadi 2029

Pemerintah
Pemprov Bali Larang Instansi Sediakan AMDK Plastik, Wajibkan Bawa Botol Minuman

Pemprov Bali Larang Instansi Sediakan AMDK Plastik, Wajibkan Bawa Botol Minuman

Pemerintah
Star Energy Geothermal Gandeng Perusahaan AS untuk Kembangkan Panas Bumi

Star Energy Geothermal Gandeng Perusahaan AS untuk Kembangkan Panas Bumi

Swasta
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau