KOMPAS.com - Seiring semakin besarnya dorongan dekarbonisasi, penghitungan karbon pun tidak hanya soal tanggung jawab perusahaan, melainkan menjadi kebutuhan.
Banyak perusahaan sudah terbiasa melacak emisi gas rumah kaca (GRK) mereka, praktik penghitungan jejak karbon produk (PCF) kini semakin diminati.
Metrik emisi terperinci dengan cepat menjadi alat penting dalam upaya untuk menyelaraskan dengan tujuan iklim global dan memenuhi tuntutan regulasi yang semakin meningkat.
"Mengukur jejak karbon produk pun menjadi semacam persyaratan," kata Dr Kinda Georges-Nachef, ahli penilaian siklus hidup dan jejak karbon produk.
Dengan regulasi yang ketat dan meningkatnya ekspektasi konsumen, melacak emisi yang terkait dengan setiap tahap siklus hidup suatu produk menjadi hal yang penting.
Jadi apa pentingnya?
Baca juga: Penumpang Kereta Api Bisa Tahu Jejak Karbon Perjalanan, Ini Caranya
Penghitungan Karbon Perusahaan VS Penghitungan Karbon Produk
Sebelum mengetahuinya, mari bahas terlebih dahulu soal perbedaan penghitungan karbon perusahaan dan penghitungan karbon produk.
Seperti dikutip dari Sustainability Magazine, Selasa (28/1/2025), penghitungan karbon perusahaan dan produk seringkali digabungkan, tetapi cakupan dan tujuannya sebenarnya berbeda signifikan.
"Memahami penghitungan karbon perusahaan dan jejak karbon produk (PCF) sangat penting jika ingin membangun strategi dekarbonisasi yang berdampak," jelas Kinda.
Penghitungan karbon perusahaan menilai total emisi perusahaan di tiga cakupan: emisi langsung (Cakupan 1), emisi tidak langsung dari energi yang dibeli (Cakupan 2), dan semua emisi tidak langsung lainnya di seluruh rantai nilai (Cakupan 3).
Kerangka kerja seperti Protokol GHG memandu proses tersebut, membantu perusahaan mengelola dan melaporkan emisi di tingkat regulasi.
Namun, penghitungan karbon perusahaan tidak cukup akurat dan teliti untuk menargetkan pengurangan emisi di tingkat produk. Di sinilah peran penghitungan karbon produk.
Penghitungan karbon produk memeriksa seluruh siklus hidup produk tertentu, dari ekstraksi bahan mentah hingga pembuangan.
Pendekatan ini menawarkan pengetahuan tentang titik emisi dan peluang untuk dekarbonisasi dalam tingkat proses.
“Jejak karbon produk memungkinkan perusahaan menilai dampak lingkungan dari masing-masing produk,” kata Kinda.
“Hal ini memungkinkan mengidentifikasi peluang pengurangan emisi di tingkat produk, sesuatu yang tidak dapat dicapai hanya dengan penghitungan karbon perusahaan,” tambahnya.
Baca juga: Label Emisi Penerbangan Bakal Diluncurkan di Eropa, Penumpang Bisa Bandingkan Jejak Karbon
Pentingnya Penghitungan Karbon Produk
Tulang punggung penghitungan karbon produk adalah penilaian siklus hidup (LCA), metodologi yang ketat untuk mengevaluasi dampak lingkungan suatu produk dari awal hingga akhir. Namun, melakukan LCA tidak mudah.
Proses ini menuntut pengumpulan data yang ekstensif di semua tahap produksi, yang dapat menjadi tantangan khusus bagi industri dengan rantai pasokan yang kompleks.
Untuk menyederhanakan upaya ini, beberapa pedoman berfokus pada penilaian dari awal hingga akhir, mengukur emisi hingga saat produk meninggalkan pabrik.
Meskipun masih mengecualikan emisi penggunaan dan pembuangan, pendekatan saat ini bisa menjadi batu loncatan menuju penghitungan siklus hidup yang komprehensif.
“Penggunaan penghitungan karbon produk dengan metodologi yang kuat memberikan cara baik mengurangi jejak karbon," kata Karen Spenley, Country Manager Celsius Energy.
Penghitungan karbon produk menawarkan keunggulan strategis karena perusahaan bisa tahu di mana harus berinvestasi dalam teknologi yang lebih bersih, memangkas biaya, dan meningkatkan efisiensi operasional.
Produk rendah karbon semakin dicari oleh konsumen dan bisnis yang memprioritaskan keberlanjutan, memungkinkan perusahaan untuk membedakan diri mereka di pasar yang kompetitif.
Bagi banyak organisasi, PCF juga memainkan peran penting dalam pelaporan emisi Cakupan 3. Dengan memilih pemasok dengan jejak karbon yang lebih rendah, perusahaan dapat mengurangi emisi hulu mereka dan membuat kemajuan nyata menuju target keberlanjutan.
Baca juga: Diremehkan, Biochar Ternyata Cukup Ampuh Serap Emisi Karbon
Mari berkontribusi langsung dalam upaya mencegah dan mengatasi masalah STUNTING di Indonesia. Ikut berdonasi dengan klik Kompas.com Jernih Berbagi.Artikel ini merupakan bagian dari Lestari KG Media, sebuah inisiatif untuk akselerasi Tujuan Pembangunan Berkelanjutan. Selengkapnya