Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 03/02/2025, 15:00 WIB
Danur Lambang Pristiandaru

Penulis

KOMPAS.com - Pembangunan tanggul laut di sepanjang Pantai Utara (Pantura) Jawa dinilai akan semakin memberatkan nelayan.

Anggota Bidang Politik Sumber Daya Alam (SDA) Lembaga Hikmah dan Kebijakan Publik (LHKP) PP Muhammadiyah Parid Ridwanuddin mengatakan, kehadiran tanggul laut bakal menggusur nelayan di Pantura yang menggantungkan hidupnya dengan laut.

Parid menuturkan, saat ini nelayan di pesisir Pantura telah menderita oleh berbagai pembangunan yang merugikan dan membatasi ruang gerak mereka.

Baca juga: Tak Jawab Akar Masalah, Tanggul Laut Dinilai Bakal Sia-sia

Contohnya pembangunan pembangkit listrik tenaga uap (PLTU), pembangunan pipa bawah laut, pembangunan untuk pariwisata, dan lain sebagainya.

Belum lagi krisis iklim yang membuat mereka semakin sulit melaut karena meningkatnya gelombang, cuaca tak menentu, hingga berkurangnya tangkapan ikan.

"Jadi walaupun tanggul laut diklaim sebagai bagian dari adaptasi krisis iklim, justru itu akan semakin memperparah dampak bagi nelayan-nelayan skala kecil," kata Parid saat dihubungi Kompas.com, Sabtu (1/2/2025).

Parid berujar, pembangunan tanggul laut juga menjadi praktik maladaptasi terhadap krisis iklim yang terjadi.

Baca juga: Pemerintah Tegaskan Bangun Tanggul Laut 700 Km, dari Banten sampai Jawa Timur

"Harusnya kalau kita membicarakan soal adaptasi krisis, itu harus berbicara kepada apa yang disebut dengan prinsip keadilan iklim," ujarnya.

Prinsip keadilan iklim tersebut salah satunya adalah pengakuan hak-hak nelayan sekaligus melibatkan mereka dalam proses pengambilan kebijakan.

"Selama ini kita enggak pernah melihat dalam persoalan-persoalan yang terkait prinsip iklim itu nelayan dilibatkan," jelasnya.

Selain itu, nelayan juga berhak mendapatkan wilayah tangkap yang lestari dan tidak terganggu.

Baca juga: Jakarta Dihantui Banjir Rob, Pemprov Bakal Bangun Tanggul Pantai

700 Kilometer

Diberitakan sebelumnya, Utusan Presiden Bidang Iklim dan Energi Hashim Djojohadikusumo menyampaikan, Presiden Prabowo Subianto memutuskan untuk membangun tanggul laut raksasa sepanjang 700 kilometer (km) dari Banten sampai Jawa Timur.

Hal tersebut disampaikan Hashim dalam acara bertajuk ESG Sustainable Forum 2025, di Jakarta, Jumat (31/1/2025).

"Pemerintah Prabowo sudah memutuskan untuk melaksanakan beberapa program, termasuk pembangunan tanggul laut raksasa sepanjang 700 km dari Banten sampai Jawa Timur," ucap Hashim, sebagaimana dilansir Antara.

Program tersebut, kata Hashim, bertujuan untuk melindungi sawah-sawah yang terletak di sisi pantai utara Pulau Jawa. Ia menyoroti kekhawatiran masyarakat ihwal peristiwa pagar laut, di mana para nelayan merasa terancam dengan kenaikan permukaan laut.

Baca juga: Ekonomi Biru hingga Tanggul Laut Jadi Bahasan Prabowo-Xi Jinping

"Ini semua disebabkan oleh masalah perubahan iklim," ucapnya.

Hashim memperkirakan proyek pembangunan tanggul laut raksasa tersebut akan memakan waktu yang cukup lama, yakni 10–20 tahun.

Menurut dia, tidak ada gunanya membuat food estate di Kalimantan atau Papua apabila jutaan lahan sawah terbenam karena ditutup oleh air laut yang naik.

Oleh karena itu, Hashim mengajak masyarakat untuk turut mendukung pembangunan tanggul raksasa tersebut.

"It’s never too late (tidak pernah terlambat) bagi kita untuk bertekad melindungi jutaan hektare hektar lahan sawah yang paling produktif dan paling subur. Itu terletak di pantai utara Pulau Jawa," ucap Hashim.

Baca juga: Muhaimin Kritik Food Estate dan Tanggul Laut Raksasa

Mari berkontribusi langsung dalam upaya mencegah dan mengatasi masalah STUNTING di Indonesia. Ikut berdonasi dengan klik Kompas.com Jernih Berbagi.

Artikel ini merupakan bagian dari Lestari KG Media, sebuah inisiatif untuk akselerasi Tujuan Pembangunan Berkelanjutan. Selengkapnya

A member of


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau