Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Politik Tak Pengaruhi Bisnis untuk Perbaiki Pelaporan Keberlanjutan

Kompas.com - 15/02/2025, 15:23 WIB
Monika Novena,
Yunanto Wiji Utomo

Tim Redaksi

Sumber Edie

KOMPAS.com - Survei yang dilakukan Workiva akhir 2024 menemukan bahwa kalangan bisnis tetap tertarik meningkatkan transparansi pelaporan terkait iklim terlepas dari dinamika poltik.

Survei menemukan, 85 persen eksekutif di organisasi yang sedang merencanakan maupun telah melaporkan dampak iklim dari bisnisnya bakal tetap melanjutkan aksi tersebut terlepas adanya perubahan pada undang-undang atau peraturan negara setempat.

Workiva juga menemukan bahwa 97 persen eksekutif percaya bahwa pelaporan keberlanjutan akan menjadi keuntungan bisnis dalam waktu dua tahun. 

Dalam jajak pendapat terhadap 222 investor, Workiva juga menemukan bahwa 96 persen investor menilai bahwa pelaporan keberlanjutan berkontribusi pada kinerja bisnis, membuat perusahaan mampu mengidentifikasi inefisiensi dan mengantisipasi risiko.

Sebanyak 93 investor juga mengaku lebih tertarik berinvestasi pada perusahaan yang memiliki laporan keuangan dan non keuangan (termasuk keberlanjutan) yang jelas dan lengkap.

"Para CEO saat ini membuat pilihan yang akan berpengaruh pada bisnis mereka bertahun-tahun mendatang," kata CEO Workiva Julie Iskow.

Baca juga: Keberlanjutan Jadi Kunci Keberhasilan Industri Olahraga

“Pelaporan keuangan dan keberlanjutan yang terjamin bukan sekadar langkah kepatuhan, tetapi pendekatan strategis untuk mengurangi risiko, mendorong kinerja, dan memperkuat kepercayaan investor,” tambahnya.

Workiva melakukan survei pada eksekutif dari seluruh dunia. Sebanyak 1601 eksekutif yang ditanya berasal dari beragam negara mulai dari Amerika Serikat hingga Singapura. Jadi, meski belum mencakup Indonesia, survei pada eksekutif cukup memberi gambaran tren global.

Keterbatasan mungkin ada pada survei investor yang terbatas pada Amerika Serikat, Inggris, dan Kanada.  

Seperti diketahui, politik terkait langkah iklim dan keberlanjutan kini sangat dinamis. Di Amerika Serikat, Trump melakukan pemotongan anggaran di lembaga yang mendorong gerakan lingkungan. Di Uni Eropa, kebijakan ditekan untuk melemahkan agenda Green Deal.

Di Indonesia, aksi lingkungan juga mengalami hambatan. Ketidakpastian pendanaan menjadi salah satu penghambat dan pemicu keraguan pemerintah melanjutkan aksi iklim. 

Baca juga: Krisis Iklim Ancam Situs Warisan Alam Dunia, Terutama di Asia Tenggara

 

 

Mari berkontribusi langsung dalam upaya mencegah dan mengatasi masalah STUNTING di Indonesia. Ikut berdonasi dengan klik Kompas.com Jernih Berbagi.

Artikel ini merupakan bagian dari Lestari KG Media, sebuah inisiatif untuk akselerasi Tujuan Pembangunan Berkelanjutan. Selengkapnya

A member of


Terkini Lainnya

AMDK Gelas Plastik adalah Desain Produk Buruk, Lebih Baik Dilarang

AMDK Gelas Plastik adalah Desain Produk Buruk, Lebih Baik Dilarang

LSM/Figur
RI-Australia Kerja Sama Keamanan dan Pengamanan Nuklir

RI-Australia Kerja Sama Keamanan dan Pengamanan Nuklir

Pemerintah
45 Persen Bahan Baku Baterai Dunia dari Indonesia, tapi Diolah di China

45 Persen Bahan Baku Baterai Dunia dari Indonesia, tapi Diolah di China

Pemerintah
B50 Mulai Uji Teknis, Target Implementasi Tahun Depan

B50 Mulai Uji Teknis, Target Implementasi Tahun Depan

Pemerintah
Mencari Jejak Macan Tutul Jawa yang Terancam Punah

Mencari Jejak Macan Tutul Jawa yang Terancam Punah

Pemerintah
Dukung Mahasiswa Peduli Lingkungan, BLDF Gelar Literasi Digital di IPB

Dukung Mahasiswa Peduli Lingkungan, BLDF Gelar Literasi Digital di IPB

LSM/Figur
Platform Baru ICAO, Hubungkan Proyek Dekarbonisasi Penerbangan dengan Investor

Platform Baru ICAO, Hubungkan Proyek Dekarbonisasi Penerbangan dengan Investor

Pemerintah
Revisi UU Minerba Sah, Pemerintah Diingatkan Risiko Over-produksi

Revisi UU Minerba Sah, Pemerintah Diingatkan Risiko Over-produksi

LSM/Figur
Pertama Kali, China Kenalkan Kapal Minyak dengan Penangkap Karbon

Pertama Kali, China Kenalkan Kapal Minyak dengan Penangkap Karbon

Pemerintah
Tingkatkan Produktivitas, Ini Inovasi APRIL Group dalam Pengelolaan Hutan Berkelanjutan

Tingkatkan Produktivitas, Ini Inovasi APRIL Group dalam Pengelolaan Hutan Berkelanjutan

BrandzView
Efisiensi Anggaran, Kemenhut Ajak Swasta untuk Konservasi Satwa Liar

Efisiensi Anggaran, Kemenhut Ajak Swasta untuk Konservasi Satwa Liar

Pemerintah
Revisi UU Minerba Disahkan, Apa yang Bisa Kita Minta pada Pemerintah Sekarang?

Revisi UU Minerba Disahkan, Apa yang Bisa Kita Minta pada Pemerintah Sekarang?

Pemerintah
Lewat 2 Megaproyek, PLN IP Genjot Pembangkit EBT 2,4 Gigawatt pada 2035

Lewat 2 Megaproyek, PLN IP Genjot Pembangkit EBT 2,4 Gigawatt pada 2035

BUMN
“Climate Change” Ubah Siklus Nutrisi Laut yang Penting untuk Ekosistem

“Climate Change” Ubah Siklus Nutrisi Laut yang Penting untuk Ekosistem

LSM/Figur
Konsumsi Negara Kaya Hancurkan Biodiversitas Negara Berkembang

Konsumsi Negara Kaya Hancurkan Biodiversitas Negara Berkembang

LSM/Figur
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau