Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

RI Gandeng Australia Kerja Sama di Sektor Mineral Kritis

Kompas.com - 22/02/2025, 15:40 WIB
Zintan Prihatini,
Bambang P. Jatmiko

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) bekerja sama dengan Northern Territory (NT) Australia di sektor mineral kritis.


Penandatanganan nota kesepahaman itu bertujuan memperkuat posisi RI dalam rantai pasok mineral global, sekaligus mendukung upaya NT Australia terkait diversifikasi pasokan mineralnya.

Sekretaris Jenderal Kementerian ESDM, Dadan Kusdiana, mengungkapkan bahwa kerja sama mengacu pada Undang-Undang Mineral dan Batubara (Minerba).

Baca juga: Arab Saudi Investasikan Rp 1.600 Triliun untuk Kembangkan Lithium dan Mineral Kritis

"Fokusnya adalah mendukung pertumbuhan ekonomi dan menciptakan lapangan kerja, dengan prioritas pada penelitian, inovasi, dan eksplorasi untuk memperkuat keamanan cadangan mineral," kata Dadan dalam keterangan tertulis, Sabtu (22/2/2025).

Dadan menyebut dekarbonisasi di insdutri pertambangan penting dilakukan. Ini mencakup adopsi energi terbarukan, elektrifikasi operasi pertambangan, hingga penggunaan teknologi canggih.

“Indonesia juga menerapkan praktik untuk mencegah hilangnya keanekaragaman hayati dan melindungi ekosistem alam, memastikan upaya pembangunan yang berkelanjutan dan bertanggung jawab," ucap dia.

Sementara itu, Menteri Perdagangan, Bisnis dan Hubungan Asia Northern Territory Australia, Hon Robyn Cahill, menyampaikan negaranya memiliki potensi di bidang mineral kritis. Eksplorasi dan investasi Australia pun dinilai berkembang pesat.

"Sumber daya kami terus bertambah setiap hari, kami menemukan cadangan dan peluang baru, terutama di sektor mineral kritis,” ungkap Cahill.

Baca juga: Mengawal Peran Strategis Mineral Kritis dalam Transisi Energi

“Banyak organisasi dan bisnis telah menyatakan minat mereka untuk berinvestasi di wilayah kami karena peluang yang signifikan," imbuh dia.

Kementerian ESDM menyatakan, nota kesepahaman Rantai Pasok Mineral Kritis dan Strategis telah ditandatangani kedua negara pada 12 November 2024.

Sebagai implementasinya, akan diselenggarakan kunjungan perusahaan pertambangan Indonesia ke NT Australia pada April 2024.

Lalu dilanjutkan dengan kunjungan ke Sorowako, Sulawesi Selatan dan Morowali, Sulawesi Tengah, atau Maluku pada Mei 2025.

Baca juga: Rantai Pasok Mineral Kritis dalam Transisi Ekonomi Hijau

Studi dan pengembangan teknologi pengolahan serta pemurnian mineral akan dilakukan tahun ini. Begitu pula dengan pelatihan dan pembentukan program untuk meningkatkan kapasitas sumber daya manusia.

Mari berkontribusi langsung dalam upaya mencegah dan mengatasi masalah STUNTING di Indonesia. Ikut berdonasi dengan klik Kompas.com Jernih Berbagi.

Artikel ini merupakan bagian dari Lestari KG Media, sebuah inisiatif untuk akselerasi Tujuan Pembangunan Berkelanjutan. Selengkapnya

A member of


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau