Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Aspal Plastik Diklaim Lebih Stabil, Solusi Sampah dan Jalan Berlubang?

Kompas.com - 26/02/2025, 10:02 WIB
Zintan Prihatini,
Yunanto Wiji Utomo

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Direktur Yayasan Bakti Barito, Dian A Purbasari, menyatakan bahwa aspal dengan campura plastik lebih stabil dibandingan aspal konvensional.

Selain itu, aspal plastik bisa menjadi solusi pengelolaan sampah di tempat pemrosesan akhir (TPA). Pada pengujian, penggunaan aspal plastik telah mengelola sampah plastik dari TPA setempat hingga 431.535 kilogram (kg).

"Kesimpulannya bahwa aspal plastik lebih stabil dibanding aspal konvensional. Kemudian yang terpenting adalah mengurangi plastik di lingkungan sekitar," kata Dian dalam acara Peluncuran Riset Aspal Plastik yang digelar PT Chandra Asri, di Jakarta Pusat, Selasa (25/2/2025).

"Manfaat jangka panjang jadi lebih awet terhadap deformasi, cuaca ekstrem, mengurangi biaya perawatan jangka panjang, solusi untuk mengurangi sampah plastik," imbuh dia.

Hal ini disampaikan Dian, saat mengungkapkan riset evaluasi implementasi aspal plastik di 23 ruas jalan sepanjang 50,2 kilometer di Garut, Jawa Barat.

Riset tersebut dilakukan bersama PT Chandra Asri Pacific Tbk dan Pemerintah Kabupaten Garut.

Dian menjelaskan, salah satu parameter yang diuji adalah nilai Marshall Quotient (MQ) sebagai rasio dari stabilitas terhadap kelelehan yang digunakan sebagai indikator kekakuan campuran.

Baca juga: AMDK Gelas Plastik adalah Desain Produk Buruk, Lebih Baik Dilarang 

Hasil uji menyimpulkan nilai MQ tertinggi terjadi pada campuran aspal dengan plastik yaitu 399 kg per mm, sedangkan nilai MQ terendah terjadi pada tanpa campuran yakni 366,7 kg per mm.

Aspal dengan campuran plastik juga diklaim lebih hemat biaya pemeliharaan.

"Setiap tahun itu kan ada biaya pemeliharaan. Kadang-kadang dua tahun sudah rusak, bikin baru lagi rehabilitasi. Dengan stabilitas yang lebih tinggi, kualitas yang lebih bagus, kepadatan lebih kuat, ini diharapkan adanya pengurangan biaya pemeliharaan," ungkap Dian.

Sementara itu, Circular Economy & Partnership Manager Chandra Asri Group, M Nicko A Setyabudi, menjelaskan bahwa pencampuran cacahan plastik dengan aspal berdampak positif terhadap beberapa parameter teknis.

Pengujian menunjukkan, peningkatan kepadatan campuran aspal yang berpengaruh pada keawetan serta kemampuannya menahan beban.

"Nilai stabilitas dan Marshall Quotient, nilai kekakuan campuran beraspal dalam menerima beban, juga lebih tinggi. Ini menegaskan keunggulan aspal plastik sebagai opsi material yang tahan lama dan ramah lingkungan,” ucap Nicko.

Adapun peluncuran riset evaluasi aspal plastik diselenggarakan dalam rangka memperingati Hari Peduli Sampah Nasional (HPSN) 2025 dengan tema Kolaborasi untuk Indonesia Bersih.

Tema ini menitikberatkan pada upaya pengelolaan sampah yang membutuhkan kontribusi serta kerja sama komprehensif dari berbagai pemangku kepentingan lintas sektor.

Baca juga: Darurat Plastik, Produsen dan Retailer Harus Stop Gunakan Gelas Sekali Pakai

Mari berkontribusi langsung dalam upaya mencegah dan mengatasi masalah STUNTING di Indonesia. Ikut berdonasi dengan klik Kompas.com Jernih Berbagi.

Artikel ini merupakan bagian dari Lestari KG Media, sebuah inisiatif untuk akselerasi Tujuan Pembangunan Berkelanjutan. Selengkapnya

A member of


Terkini Lainnya

Retret di Magelang, Kepala Daerah Diminta Selesaikan Masalah Kemiskian Ekstrem

Retret di Magelang, Kepala Daerah Diminta Selesaikan Masalah Kemiskian Ekstrem

Pemerintah
Lestari Award 2025: Panggung Inspirasi Keberlanjutan Kini Jangkau UMKM dan Regional Asia

Lestari Award 2025: Panggung Inspirasi Keberlanjutan Kini Jangkau UMKM dan Regional Asia

Swasta
Permintaan Makin Tinggi, Ilmuwan Kembangkan Aluminium Berkelanjutan

Permintaan Makin Tinggi, Ilmuwan Kembangkan Aluminium Berkelanjutan

Pemerintah
Kabut Berpotensi Jadi Sumber Baru Air untuk Atasi Kekeringan

Kabut Berpotensi Jadi Sumber Baru Air untuk Atasi Kekeringan

Pemerintah
WWF: 11 Bank di Indonesia Mulai Adaptasi Keuangan Hijau

WWF: 11 Bank di Indonesia Mulai Adaptasi Keuangan Hijau

LSM/Figur
Lepas Liar Satwa ke Alam Bisa Bantu Kurangi CO2, Kok Bisa?

Lepas Liar Satwa ke Alam Bisa Bantu Kurangi CO2, Kok Bisa?

LSM/Figur
Lestari Awards 2025: Merangkul Lebih Banyak, Berjalan Lebih Jauh

Lestari Awards 2025: Merangkul Lebih Banyak, Berjalan Lebih Jauh

Pemerintah
Bukan Makan Siang Bergizi Gratis, Papua Lebih Butuh Akses Pendidikan

Bukan Makan Siang Bergizi Gratis, Papua Lebih Butuh Akses Pendidikan

LSM/Figur
Sido Muncul Raih Penghargaan Proper Kategori Emas dan Green Leadership Utama dari Kementerian Lingkungan Hidup

Sido Muncul Raih Penghargaan Proper Kategori Emas dan Green Leadership Utama dari Kementerian Lingkungan Hidup

BrandzView
Danantara Bisa Percepat Transisi Energi dengan Duitnya, Asal...

Danantara Bisa Percepat Transisi Energi dengan Duitnya, Asal...

LSM/Figur
Aspal Plastik Diklaim Lebih Stabil, Solusi Sampah dan Jalan Berlubang?

Aspal Plastik Diklaim Lebih Stabil, Solusi Sampah dan Jalan Berlubang?

Pemerintah
Atasi Sampah Plastik, KLH Desak Produsen Pilih Kemasan Mudah Didaur Ulang

Atasi Sampah Plastik, KLH Desak Produsen Pilih Kemasan Mudah Didaur Ulang

Pemerintah
Murah tapi Sulit Didaur Ulang, Alasan Sampah Gelas Plastik AMDK Membludak

Murah tapi Sulit Didaur Ulang, Alasan Sampah Gelas Plastik AMDK Membludak

Swasta
KLH Pantau 343 TPA 'Open Dumping' yang Tidak Kelola Sampah

KLH Pantau 343 TPA "Open Dumping" yang Tidak Kelola Sampah

Pemerintah
Danantara Perlu Dorong Produksi 'Green Steel', Ubah PLN Jadi Net Zero

Danantara Perlu Dorong Produksi "Green Steel", Ubah PLN Jadi Net Zero

Pemerintah
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau